Membina rumah tangga tidak semudah membalikkan tangan. Banyak rintangan yang datang dan kita wajib bersabar, lapang dada, dan memiliki sifat kejujuran.
Menikah dengan anak SMA butuh banyak bimbingan. Hadirnya cinta masa kelam membuat retak cinta yang sedang dibina. Banyak intrik dan drama yang membuat diambang perceraian.
Kasus pembunuhan, penyiksaan dan penculikan membuat rumah tangga makin diunjung tanduk. Bukti perselingkuhanpun semakin menguatkan untuk menuju jalan perpisahan. Mungkin hanya kekuatan cinta yang bisa mengalahkan semua, namun menghadapinya harus penuh kasabaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergok Istri Flashback
Flashback kepergok istri
POV RYAN
"Ryan aku merindukan dan masih mencintaimu," ucap Dona yang tanpa rasa malu lagi, telah mengatupkan bibirnya pada bibirku.
Tak terhindarkan lagi. Entah mengapa, aku terbuai dan membalas balik ciumannya.
Aku adalah pria dewasa yang sudah tidak merasakan kehangatan seorang wanita, seperti ketika masih berpacaran dengan Dona dulu, yang ditambah sekarang sudah menikah, tapi sama sekali tak pernah menyentuh istri sah ku. Sebenarnya membuat diri ini cukup tersiksa juga, tapi harus tetap menepati janji pada mertua.
Brak ... kerontang, suara besi jatuh.
Seketika melirik ke arah pintu.
"Mila?" Kekagetan ku.
"Ya ampun, mati ... matilah aku. Kenapa bisa jadi begini!" guman ku dalam hati.
"Ah, gila. Kenapa aku bisa lepas kendali. M*mpus 'lah," Meruntukki diri sendiri.
Aku langsung melepaskan pelukan Dona, saat diri ini sudah dilanda kepanikan.
Mila terlihat mulai pucat pasi didepan pintu kantor.
"Maaf ... maaf, jika sudah menganggu kalian!" ucapnya sambil melangkah pergi.
"Mila, tunggu. Aku bisa jelaskan."
Tak ingin lebih jauh lagi terjadi kesalahpahaman maka berusaha mengejarnya.
"Ryan, tunggu!" cegah Dona.
Tak ku hiraukan wanita pembawa sial itu. Yang terpenting sekarang ingin memberikan penjelasan.
Langkah secepatnya berlari mencoba mengejar istri, yang telah memergokiku tengah berciuman.
Tak henti-hentinya hati terus saja merutukki kebodohan yang telah terjadi, akibat tak bisa menahan diri.
Keadaanku sebagai pria dewasa, sebisa mungkin harus menahan gejolak diri yaitu menahan hawa nafsu, dengan cara menahan agar tidak berpelukan, berpegangan tangan, sampai menahan tak berani bertatap muka dengan Mila, takut-takut kalau ada aliran listriknya, sebab tak ingin diri ini terlalu terlena atas gairah yang kadang tiba-tiba datang bergelora.
Ternyata semua itu kini menjadi fatal, atas acuh tak acuhnya diriku pada Mila.
Tiap malam diriku sengaja pulang larut malam, untuk menghindari bertemu dengan Mila. Kadang hari-hari malam ku habiskan ditempat kerja sampai ketiduran, dan kalau tidak ada pekerjaan, waktu luang itu ku sibukkan bermain kerumah teman bujang sampai larut malam.
"Aku bisa jelaskan. Tolong berhenti!" Berhasil menghentikan dengan cara meraih tangannya.
"Lepaskan, Kak! Tidak perlu ada penjelasan," Mila memberontak ingin melepaskan tangan.
Dia terduduk lemas.
"Aku mohon, tenanglah dulu. Semua ini hanya salah paham," penjelasanku yang sudah bersimpuh didepannya.
"Berdirilah, Kak. Tidak ada gunanya kau bersimpuh begini."
"Tidak ... tidak. Aku tidak akan berdiri sebelum kau mau mendengarkan penjelasanku dulu."
"Sepertinya tidak perlu ada penjelasan disini, setelah kulihat semuanya," Suaranya mulai terdengar bergetar.
"Ini sangat perlu, sebab kita berdua hanya--?" Tercekatnya suara ini.
"Hanya apa, hah! Hanya aku yang berhasil kau bodohi selama ini. Begitu!" jawabnya kasar.
Akhirnya tak terbendung lagi aliran bening dari pelupuk matanya.
"Bukan itu maksudku."
"Lalu apa? Ingin bebas bersamanya terus, gitu?"
Tangan berkali-kali ingin kuangkat, yang rasanya ingin sekali memeluk dan menghapus airmatanya, tapi apalah daya diri ini saat dia sedang marah dan membenciku.
"Bukan ... bukan begitu. Tolong dengarkan ucapanku dulu, yah!" Permohonanku sekali lagi yang masih berposisi bersimpuh.
"Menurutku semua sudah jelas dan tidak perlu ada penjelasan disini! Mungkin aku 'lah disini yang salah karena sudah menganggu hubungan kalian," Dengan sekali tarik, akhirnya bisa melepaskan tangannya dari cengkramanku.
Dia berdiri menjauh lagi, dengan tangan sudah mengusap bagian pipi.
Didepan kantor, kami terus saja berdebat dan aku tidak mau mengalah begitu saja untuk mencoba memberikan penjelasan.
***
Mila telah menunjukkan beberapa lembar foto, yang membuatku terkejut dan diam seribu bahasa.
Dia menyodorkan foto yang tak tahu darimana dia bisa mendapatkannya.
Aku berusaha memberi penjelasan lagi dan lagi, dengan berusaha berbicara secara lemah lembut, bahwa foto itu adalah sebuah foto lama, dimasa kenakalan remajaku bersama Dona dulu.
Ternyata masih saja sia-sia menjelaskan.
Dalam keadaan mematung tak ada satu patah katapun yang keluar dari mulutku. Diri ini hanya bisa mengalah karena ini semua murni adalah kesalahan terbesarku, yang tak bisa mengendalikan diri.
Selain itu berdebat dengan wanita hanya sebuah kesia-siaan saja, sebab membela diri sekuat tenaga 'pun, bagiku mulut wanita yang suka cerewet pasti akan selalu menang.
Mila sudah terlontarkan kata-kata cerai, rasanya diri ini begitu sangat frustasi, dengan cara menjambak rambut secara kuat.
Cemburunya sungguh dahsyat, tapi bukan tanpa alasan dia cemburu. Kini membuat dalam hati ini merasa geli juga, yaitu berjanji untuk terus selalu menyayangi dan mencintainya.
Abg masih belum dewasa, jadi masih belum lihai mengatur emosi, yang padahal kebenaran sesungguhnya Dona sudah punya suami.
"Aah ... istriku sedang terbawa amarah, mau menjelaskan apapun, pasti dia tidak akan mau mendengarnya," guman hati.
Cerai terus saja yang terlontar. Diri ini sudah tak bisa mengendalikan emosi lagi. Terasa sudah naik di ubun-ubun..
Braaak ... kerontang, kaca mobil anak buah telah ku pukul, akibat mendengar ucapan Mila yang masih kukuh ingin memintaku menceraikannya.
Tak ku pedulikan lagi tangan yang sudah mengeluarkan darah, rasanya lebih sakit saat orang yang kucinta telah meneteskan airmata.
Suaranya terus saja bergetar menyimpan kekecewaan padaku. Semua penjelasan panjang lebarnya, yang sudah membuatku sadar atas semua kesalahan selama ini.
Diriku ternyata telah menumpukkan kesalahan, sebab sudah terlalu kejam menghindarinya.
Sekarang aku baru menyadari, bahwa keberadaan ku disisinya sungguh berarti untuk Mila.
Tak menyangka bahwa tiap pagi dan malam Mila terus menunggu, cuma hanya ingin melihat wajahku saja.
"Ah ... ah, sungguh bodohnya diriku telah menyakiti istri, yang selama ini benar-benar telah tulus mencintaiku dengan sepenuh hati dan jiwa raganya," rancau hati kesal, saat Mila telah hilang dari pandangan menaiki taxi.
Cincin yang dikembalikan Mila, kini ku genggam kuat sekali, menggunakan tangan yang berdarah.
"Apa yang harus kulakukan sekarang? Mila begitu emosi. Pasti akan sulit bagiku menjelaskannya. Apa perlu kubawa Dona, tapi kelihatanya dia tadi juga menikmati ciuman kami. Ah, apakah dia ingin juga kembali? Tapi dia sudah punya suami."
"Ah, gila kau Ryan. Kalian sudah sama-sama menikah, jadi jangan berpikiran untuk kembali seperti dulu. Kalian sudah terpisah lama sekali, dan rasa sakit mu akibat ditinggalkan tidak ada obatnya. Jangan berharap yang konyol. Mila adalah cinta sejatimu, sekarang kejar dia dan buktikan bahwa dirimu tidak salah," guman hati dalam kebingungan.
Rasanya emosi dan amarah telah tercampur menjadi satu. Terus saja meruntukki diri sendiri atas kebodohan-kebodohan yang ku perbuat.
Semua orang pernah melakukan kesalahan, dan untuk memperbaiki itu sangat sulit. Mengorbankan nyawa 'pun pasti tidak akan berguna, jika diri sendiri tidak bisa merubahnya, apalagi mengakui bahwa telah melakukan tindakan yang salah.
Mila gadis yang baik walaupun usianya masih muda tapi Mila belajar untuk menghargai dan menghormati suami belajar menjadi istri yang baik,tapi sayang karena hadirnya mantan suaminya Mila harus menelan kekecewaan karena ulah Ryan suaminya yang sedang bercumbu bersama mantannya, sungguh ironis sekali pasangan yang lagi hangatnya harus ada gangguan dari orang ketiga, semoga saja Mila bisa kuat menjalani kehidupannya kedepannya,dan tidak terganggu oleh kehadiran mantan Ryan,