Mengejar Cinta Gadis Desa
“Ma, pa, Apa apaan ini, Aku tidak mau ke kampung, kehidupan aku itu di sini, bukan di kampung, Demi apa ini bagaikan seperti di neraka, Aku tidak akan pernah betah tinggal di kampung pelosok itu pa, Pokok nya raka enggak mau dan menolak keras untuk pergi ke kampung,” Ucap raka yang tengah bersitegang dengan kedua orang tua nya.
“Tidak ada penolakan, Kamu harus pergi, Papa akan mengatur jadwal keberangkatan kamu besok pagi, Persiapkan semua barang barang kamu dari sekarang,” Ucap pak atta
“Tidak, Raka gak mau, Apapaun alasan nya raka gak akan pernah pergi ke kampung, Kehidupan raka itu di sini, untuk apa ke kampung,” Sahut raka
“Nenek dan kakek kamu sudah tua raka, tidak ada yang menjaga nya, Kamu temani kakek dan nenek kamu di sana,” Sahut buk Eni
“Enggak, aku bilang enggak ya enggak,” Sahut raka.
Raka bangun dari sofa, Beranjak hendak pergi ke kamar nya.
“Baik lah jika kamu tidak ingin pergi raka, mulai malam ini kamu bukan anak papa lagi, Angkat kaki mu dari rumah ini, Semua fasilitas kamu akan papa ambil alih, silahkan kamu keluar dari rumah ini, jangan bawa apapun, Semua kartu debit, kredit, ponsel motor, mobil, bahkan pakaian yang melekat di badan mu itu kamu buka, keluar kamu dari rumah ini tanpa membawa sehelai pakain pun,” Ucap pal atta.
Kemarahan pak atta benar benar sudah di puncak nya.
Kata kata itu sangat jelas keluar dari mulut nya.
Bahkan raka sampai terdiam dengan apa yang ia barusan dengar.
Raka berbalik arah, Langkah kaki nya tidak jadi ia langkah kan.
Baru saja raka berbalik, tiba tiba saja satu tamparan keras mendarat di wajah nya.
Plakkk!!!.
“Prilaku mu bukan seperti manusia, Kamu sama seperti anjing, Tidak pernah papa mengajarkan mu bertingkah semau mau mu, Sekarang jika kamu tidak mengikuti perkataan papa, maka jangan harap papa akan menganggap mu sebagai seorang anak,” Ucap pak atta.
Raka masih memegangi wajah nya yang terasa sedikit nyeri karna tamparan keras dari ayah nya itu.
“Apa apaan ini pa?, Bagaimana bisa papa berkata seperti ini, Aku anak papa satu satu nya, aku seorang pewaris,” Sahut raka membela diri
“Jangan harap kamu akan mendapatkan sepeser pun dari apa yang papa punya sekarang, Ingat raka, jika kamu masih menolak untuk pergi ke kampung, Maka apa yang papa punya sekarang akan papa wakafkan,” Sahut pak atta.
Raka terkejut bukan main, Perkataan dari papa nya itu tidak bisa di anggap sebuah candaan.
Mama eni mendekat ke arah pak atta, namun dengan cepat pak atta menyuruh istri nya untuk diam.
Kemarahan pak atta kali ini benar benar sangat serius, Bahkan istri nya saja sampai diam tidak berani berbicara.
“Kenapa kamu diam?, apa kamu masih menolak?, Baik lau raka, Kalo begitu seperti yang papa ucapkan tadi mula;...
“Aku mau, Baiklah aku akan pergi ke kampung besok pagi, Puassss, papa puasss sekarang,” Sahut raka yang kemudian berbalik arah dan langsung melangkah ke lantai atas menuju kamar nya.
Namun baru saja raka menginjakkan kaki di undakan tangga.
“Jam 6 pagi kamu sudah berada di bandara, Siap siap, jam 5 pagi kamu akan papa hantar ke bandara,” Ucap pak atta
“Apa apaan sih pa, Kalo udh besok ya besok, Jam berapapun asalkan besok,” Sahut raka.
Raka kesal bukan main dengan keputusan kedua orang tua nya.
Bagaimana bisa dia akan betah tinggal di kampung pedalaman yang sangat pelosok tersebut.
Bahkan supermarket pun tidak ada di sana.
Raka yang kesal meluapkan emosi nya dengan membanting semua barang barang yang ada di dalam kamar nya.
Semua ia hambur hamburkan, Bahkan kaca yang ada di dalam kamar nya hancur lebur karna di hantam oleh diri nya.
“Sial!!, Bagaimana bisa aku tinggal di kampung pelosok itu, Ini benar benar mimpi buruk bagi ku, Tidak, Ini tidak mungkin, Bagaimana bisa ini semua terjadi pada ku,” dengus raka sembari menghembuskan nafas nya naik turun karna emosi nya yang meluap luap.
Raka mengambil ponsel nya, kemudian menghubungi semua teman teman nya untuk segera datang ke rumah nya.
“Gue gak mau tau, Pokok nya lo semua harus datang, Gak ada penolakan, Lo semua harus dateng, Kalo lo semua gak dateng jangan harap gue bakalan mau ketemu sama lo semua lagi,” Ucap raka berbicara dari balil sambungan telpon nya.
“Tumben banget ka, Emang ada apa nih, kok tiba tiba banget kita di suruh datang malam malam kayak gini,” Sahut alan
“Jangan banyak tanya, Cepetan ke rumah bangsat, ajak yang lain, monica juga bakalan ke sini,” Ucap raka.
Semua teman teman nya akan datang sebentar lagi, mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka, sampai waktu yang sangat lama.
Raka duduk meremas remas rambut nya dengan cukup keras, rasa kesal bercampur kecewa masih menyelimuti hati nya.
“Ini benar benar nggk adil, Gue anak satu satu nya, tapi kenapa bisa papa berbicara seperti itu, Desa sialan, Aku sangat jijik tinggal di pelosok, Arghhhhhhh,”
Raka kembali menghantamkan tinju nya ke arah kaca yang ada di sebelah kiri.
Kaca itu kembali retak, Tangan nya berdarah.
Beberapa saat kemudian, Teman teman nya pun datang bergerombolan masuk ke dalam kamar nya.
Seketika saja Theresia, langsung menghampiri raka.
“Sayang ada apa ini? Kenapa bisa seperti ini, apa yang terjadi?,” Ucap theresia
“Aku benci situasi seperti ini, Aku benci,” Sahut raka
“Kamu kenapa? Hey ayo cerita sama aku, Kamu kenapa,” Sahut theresia
Raka menundukkan wajah nya dengan kedua tangan nya di genggam oleh theresia.
Dengan pelan pelukan hangat dari theresia untuk menenangkan nya.
Alan berjalan ke arah raka.
“Ka apa yang terjadi, Kenapa bisa seperti ini? ada masalah apa?,” Ucap alan.
Theresia melepaskan pelukan nya.
“Ini pertemuan kita yang terakhir dalam jangka waktu yang cukup lama, Besok pagi Gue bakalan pergi ke kampung nenek gue, gue bakalan tinggal di sana,” Sahut raka.
Seketika semua teman teman nya langsung terkejut mendengar alan berbicara seperti itu.
“Sayang apa maksud nya ini? Kamu bakalan pergi ninggalin aku, kamu bakalan pergi ninggalin kita semua, Sayang aku gak sanggup LDR sama kamu, bagaimana kalau kamu dekat dengan cewek lain nanti nya,” Ucap theresia
“Gue juga gak mau kayak ini, tapi gak ada pilihan lain, Gue harus pergi, Besok pagi gue bakalan berangkat, Malam ini gue mau lo semua nginep di sini, Kita habiskan waktu, Anggap saja ini malam perpisahan,” Sahut raka
“Ka lo, Arghh gimana jadi nya kita ga ada lo, Kita bagaikan kehilangan induk bro, Ayok lah ka, Apa gak ada jalan keluar lain nya?,” Sahut atala
“Enggak ada, Enggak ada jalan keluar, Ini sudah yang terakhir, Gue bakalan pergi besok pagi,” Sahut raka
Raka mengusap wajah nya, menghembuskan nafas dengan cukup dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments