Anindya yang merasa hidupnya benar-benar bahagia menjadi seorang istri, nyatanya kebahagiaan itu tak bertahan lama ketika Anindya mengetahui suaminya berselingkuh selama ini belakangnya, dan kebenaran yang terungkap selama ini jika Arya hanya menikahinya karena Anindya anak orang kaya.
Anindya marah dan membalaskan rasa sakit hatinya, berselingkuh dengan sahabat karib suaminya sendiri.
Lantas bagaimanakah nasib rumah tangga Arya dan Anindya selanjutnya ? simak ceritanya di judul novel "MAAF, JIKA AKU SELINGKUH".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
“Kenapa Kau tidak pernah pulang ke rumah mu ?” tanya Anin dimana saat ini ia dan Leon hendak tidur karena hari sudah semakin laut malam.
“Kau mengusir ku ?” tanya Leon
“Bukan begitu, Leon !” jawab Anin
“Aku sepi sekali harus tinggal sendirian di rumah Ku ! Lebih baik Aku disini, apalagi ada wanita cantik yang selalu menemaniku tidur !” kata Leon apa adanya.
“Jadi Kau menganggap Aku apa ? Teman tidur mu ?” Anin menatap Leon.
Leon hanya tersenyum,
“Ya sudah kalau Kau mengusir Ku ! Aku akan pulang ke rumah Ku mulai sekarang Aku tidak akan pernah datang lagi kemari !” jawab Leon cepat.
“Hei Kau mau kemana ?”
Anin memegang tangan Leon.
“Pulang !” jawab Leon ketus
“Jangan pergi !”
Anin memeluk tubuh Leon dimana Leon sebenarnya hanya acting saja barusan.
“Anin…Sebenarnya Kau anggap Aku apa ?” tanya Leon dengan suara beratnya.
Anin diam dan menatap Leon begitu intens.
“Aku…Aku tidak tahu !”
Leon menghela nafasnya,
“Apa Kau nyaman selama ini bersama Ku ?” tanya Leon dengan lembut
Anin menggigit bibirnya dan menganggukkan kepalanya.
“Apa Kau menyukai Ku ?” tanya Leon lagi, namun Anin sendiri bingung untuk menjawabnya.
Leon merapikan anak rambut yang menutupi kening Anin.
“Anin, Aku menyukai mu, Aku jatuh cinta padamu !” kata Leon pelan menatap Anin begitu intens.
Anin diam mematung begitu mendengar Leon mengutarakan perasaannya.
“Hah ?”
“Aku mencintai mu, Anin !” lirih Leon
Anin seakan tak percaya mendengarnya,
“Anin…”
Anin diam saja, ketika Leon terus menyebut namanya.
Leon meraih tengkuk Anin, dan mencium bibir Anin dengan lembut.
“I Love You !” lirih Leon
Anin kemudian membalas ciuman Leon,
“Aku tidak tahu ini benar atau salah, Aku pun tidak bisa mengatakan kalau Aku juga mencintai mu. Jika Kau mampu mengobati luka ku, tolong ajari Aku cara mencintai mu !” ucap Anin pelan menatap manik mata Leon.
Keduanya hanyut dalam sebuah tatapan mata yang begitu dalam.
Leon kemudian kembali mencium bibir Anin dan Anin pun membalasnya hingga bibir mereka saling bertaut.
Pagi harinya,
Leon terbangun dari tidurnya lebih dulu, ia melihat Anin masih tertidur pulas. Leon mencium kening Anin dengan lembut, dan turun dari tempat tidur lalu membersihkan dirinya ke kamar mandi.
Anin terbangun begitu mendengar suara gemercik air di kamar mandi. Anin mendudukkan tubuhnya dan melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
Saat Anin hendak turun dari tempat tidur, Anin melihat Leon yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya.
Anin menelan air ludahnya sendiri, ketika melihat Leon yang dalam keadaan seperti itu dimana Leon terlihat sangat tampan dan menggoda kaum hawa, apalagi untuk Anin.
Glek
“Astaga…”
Anin mengalihkan pandangan matanya ke arah lain.
“Kenapa hem…terpesona dengan tubuh ku ?” goda Leon tersenyum manis.
“Tidak !” jawab Anin cepat
“Bilang saja mau menyentuhnya !” kata Leon semakin menggoda Anin.
“Hei..dasar mesum !”
Anin berdiri dari duduknya dan hendak pergi namun Leon dengan cepat menarik tangan Anin dan memeluknya.
Cup
Leon mencium bibir Anin sekilas,
Namun bukan ciuman yang diberikan oleh Leon yang membuat Anin terkejut, melainkan sesuatu yang menempel di kaki paha Anin.
Anin menundukkan wajahnya dan melihat handuk Leon yang ternyata sudah terlepas tanpa sepengatahuan Leon.
“ASTAGA ULAR SAWAH !” pekik Anin
Anin dengan cepat berlari dan masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Leon langsung buru-buru mengambil handuknya dan melilitkannya di pinggangnya.
“Ah…gagal acara romantisan ! Kenapa pula Kau pakai menunjukkan jati dirimu, junior !”
Leon menggerutu, kemudian ke membuka lemari pakaian dan mengambil setelan pakaian kerjanya lalu memakainya.
Leon yang sudah selesai berpakaian rapi dan menyisir rambutnya, ia melihat Anin sampai sekarang belum keluar dari kamar mandi. Mungkin karena Anin kini malu padanya.
Leon mendekati pintu kamar mandi dan memanggil Anin.
“Sweety…Anin Sayang…Aku pergi ya !” pamit Leon
“Iya ! Hati-hati !”
Anin tidak mau keluar karena Anin masih merasa malu, ia hanya menjawab ucapan Leon dengan memekik dari dalam.
“Astaga…itu tadi apa ? Besar sekali ! Seperti ular piton dan anaconda !”
Anin bicara seorang diri, mengingat benda pusaka keramat milik Leon barusan.
...****************...
Akhirnya kanaya beri restu juga..
Arya dan Nopi