Terjebak Cinta Om Mafia Possesive

"Om, aku pegal" keluh Arazey pada Grey yang berada diatas tubuh nya

"Lima menit lagi, aku sangat lelah by" gumam Grey dengan mata tertutup nya

"Lima menit yang om maksud itu sampai kapan? Dari tadi jawab nya lima menit lagi, lima menit lagi!" cibir kesal Arazey menirukan suara Grey

Saat ini Arazey benar-benar sedang diuji kesabaran serta kekuatan nya. Sejak sampai sekitar 1 jam yang lalu di gedung menjulang yang terdiri dari 30 lantai ini, dirinya terus berada diposisi menyesakkan ini

Dimana tubuh besar Grey tengah menindih seluruh tubuh nya, dan tak lupa kepala pria itu terus bersembunyi di ceruk lehernya. Tetapi untung saja pria itu masih punya pikiran dengan menahan bobot tubuhnya sehingga tidak terlalu membebankan tubuh kecil istrinya

"Om-- Jujur aku sangat marah mendengar panggilan ini" ucap lirih Grey memotong perkataan Arazey

"Tapi ya sudahlah, kamu nya aja belum terbiasa" sambung Grey lesu di iringi dengan helaan beratnya

Arazey pun hanya terdiam, karena jujur ia pun merasa tidak enak tetapi mau bagaimana lagi? Mulutnya tidak bisa diajak kompromi dan terus memanggil dengan sebutan 'Om'

Gesekkan pelan hidung mancung itu dapat Arazey rasakan dikulit leher nya, sempat mengeliat tidak nyaman, tetapi Grey langsung mendesis seakan memerintahkan Arazey untuk diam

Hingga beberapa saat kemudian pria itu langsung bangun dan melepaskan dasi yang sudah tidak berbentuk di kerah kemeja nya

"Om mau apa?" cicit pelan Arazey dengan tubuh yang beringsut mundur

"Dasi ini mencekik ku". Setelah nya Grey pun langsung melemparkan asal dasi itu lalu bersandar di sofa yang sempat ia jadikan kasur itu

"Bisa buatkan aku kopi di pantry bawah?" pinta Grey seraya memijat pelipisnya

"Oo-om pusing?"

Lantas Grey mengangguk dan menatap dalam wajah Arazey yang kini telah duduk disamping nya

"Jangan takut, jangan gugup. Aku suami mu bukan musuh mu apalagi orang yang berniat mencelakai mu"

"Maaf aku hanya belum terbiasa" sahut pelan Arazey dengan kepala yang menunduk

"Kemana sifat pembangkang Arazey yang dulu?". Mendengar penuturan itu, sontak kepala Arazey langsung terangkat bersamaan dengan tatapan nya

"Aku memang tidak suka dengan sifat itu, tetapi aku lebih tidak suka melihat kamu seperti orang ketakutan"

"Aku,,". Tak sanggup untuk melanjutkan perkataan nya lantas Arazey pun kembali menunduk

Tidak lama kemudian usapan pelan dikepala nya dapat Arazey rasakan yang berasal dari tangan besar milik pria disamping nya

"Sudahlah tidak usah dipikirkan. Jadi bisa buatkan aku kopi?" tanya ulang Grey dengan nada yang sudah berubah dari sebelum nya

Dengan cepat Arazey pun mengangguk di iringi dengan senyuman manisnya. "Bisa om-"

"Tidak apa, panggil se-nyaman kamu, asalkan jika didepan keluarga dan orang lain kamu harus bisa merubah panggilan itu! Oke?" seru Grey yang mengerti ketidak nyamanan Arazey

Sedangkan gadis itu kini malah tersenyum begitu lebar dengan anggukan cepatnya.

"Aku buatkan kopi nya dulu"

"Diluar ada bodyguard, minta antar padanya dan jangan keluyuran walaupun didalam gedung ini, oke?!"

"Iya om iya" sahut gemas Arazey dan langsung berjalan keluar

Jika bisa digambarkan, sebenarnya saat ini baik Grey ataupun Arazey sama-sama sedang menahan ke gemasan nya terhadap satu sama lain

Jika Grey merasa gemas akan senyum dan anggukan lucu Arazey, maka sebaliknya. Arazey pun merasa gemas akan ucapan-ucapan Grey yang terdengar seperti seorang ibu

.

.

.

"Om" panggil Arazey yang baru saja datang dengan secangkir kopi ditangan nya

"Taruh disitu, baby" sahut cepat Grey seraya melirik ujung meja kerja nya yang kosong

Arazey pun menurut dan menaruh cangkir tersebut ditempat yang dilirik oleh Grey tadi. Sesaat dirinya terdiam menatap wajah fokus Grey yang tengah menatap layar ipad yang ia pegang

Hingga akhirnya Grey yang merasa diperhatikan lantas mengangkat pandangan nya. "Kenapa baby?"

Mendengar pertanyaan tiba-tiba itu Arazey pun tersentak kaget. "Ah tidak apa-apa om" sahut Arazey sedikit gugup

"Duduklah, sebentar lagi aku akan selesai"

"Emm,, apa yang sedang om lihat?" tanya ragu Arazey yang sangat penasaran

"Rekaman cctv pesta semalam". Sontak alis Arazey pun bertaut bingung hingga akhirnya Grey kembali berbicara

"Ada yang membocorkan tentang pernikahan kita dan merekam nya"

"Apa? Kenapa bisa?" pekik kaget Arazey, tetapi sedetik kemudian ekspresi nya langsung berubah

Grey yang melihat perubahan ekspresi itu lantas ingin bertanya, namun nada tidak enak yang keluar dari mulut gadis didepan nya langsung memadamkan pertanyaan Grey

"Memangnya kenapa jika berita pernikahan kita tersebar?" tanya Arazey dengan nada yang membuat Grey panik

Sedetik kemudian pria itu langsung bangun dari kursi kebesaran nya dan menggenggam tangan gadisnya

"By-- Apa tujuan sebenarnya om mengejar dan menikahi aku hanya untuk menyakiti dan meninggalkan aku sewaktu-waktu?"

"Bukan! Bukan seperti itu by, aku hanya takut ada yang mencelakai mu ataupun keluargamu" jawab cepat Grey

"Takut bagaimana? Bukan kah om orang yang sangat berpengaruh didunia bisnis ini?" tanya sinis Arazey yang menganggap ucapan Grey hanya sebagai alasan

Sejenak Grey terdiam, tidak mungkin ia memberitahu yang sebenarnya tentang musuh-musuh nya yang selalu mengincar dirinya di dunia gelap. Hingga akhirnya hempasan tangan Arazey langsung menyadarkan nya

"Sedang mencari alasan?" ucap Arazey memandang remeh Grey

"Dunia bisnis tidak sesederhana yang kamu pikirkan, baby" lembut Grey mencoba memberi pengertian

"Tidak sesederhana bagaimana? Tidak mungkin orang-orang berani melukai om!"

"Kamu ingat malam dimana aku dibawa ke rumah sakit dan dioperasi olehmu karena tertembak?". Diam, Arazey pun terdiam mendengar ucapan itu

Memang sedari awal ia ingin bertanya dari mana asal peluru itu, tetapi Arazey tidak berani untuk menanyakan nya

Melihat Arazey yang hanya diam, dengan cepat Grey kembali menggenggam tangan nya. "Peluru itu berasal dari pesaing bisnis aku yang kalah tender saat mengajukan kerja sama dengan perusahaan dari jepang,,

Mereka tidak terima akan kekalahan nya, alhasil sepulang dari pesta perayaan aku dan Bram di kejar oleh anak buah mereka" jelas panjang Grey

"Bb--benarkah?" ucap tidak menyangka Arazey. Dengan cepat Grey pun mengangguk mengiyahkan

"Maaf aku harus membohongimu, by" batin bersalah Grey. Pasalnya peluru itu ia dapat dari musuhnya didunia per-mafiaan

"Lalu bagaimana dengan papa? Apa papa akan ditembak juga seperti om?" tanya lugu Arazey dengan kepanikan nya

"Tidak baby, kamu tenang saja karena aku sudah menempatkan orang-orang terbaik ku di sisi papa dan pastinya mereka akan melindungi papa"

Menghela nafas lega lalu tanpa sadar Arazey memeluk tubuh Grey. "Terimakasih om, dan maaf aku sempat menuduh mu"

Tidak bisa menahan rasa senangnya, lantas Grey membalas pelukan Arazey begitu erat

"Sama-sama baby, dan maka dari itu aku harus menghentikan semuanya sebelum terlambat"

"Hmm,, betul aku akan membantu om!" tegas Arazey yang langsung melepaskan pelukan nya

...----------------...

Seeyou next bab, jangan lupa dukungan nya❤️‍🔥