Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KUNTILANAK PART 1
Satu bulan kini sudah berlalu dari kejadian yang mengerikan itu, segala pengobatan sudah dilakukan dari berbagai cara.
Dari Medis, maupun orang pintar yang kita sebut Dukun, sudah di lakukan oleh keluarga Soedibjoe, Kini Aji tak kunjung juga sadar, hanya berbaring lemah di tempat tidurnya seolah-olah dia tertidur pulas padahal sukmanya sedang di tawan oleh bangsa Jin.
Hal-hal menakutkan sering terlihat di Rumah Subroto dari penampakan seorang wanita, Siluman kera bahkan genderuwo yang berbadan besar. Tidak sedikit suara-suara aneh sering terdengar di rumahnya.
Membuat Subroto tidak bisa merasakan ketenangan dalam hatinya, Subroto memutuskan untuk mencari orang pintar di berbagai desa dan pelosok agar bisa mengobati Aji.
Dengan meninggalkan Ibu, Rani dan Aji di Rumah yang masih terbaring tanpa ada perkembangan sedikitpun, Kejadian-kejadian aneh sering Ibu alami. Walaupun merasakan ketakutan tapi Ibu tahan walau sesekali Nenek sering main kerumahnya untuk sekedar bermain dengan Rani.
Ibu juga merasa seperti di teror oleh makhluk-makhluk yang tak kasat mata.
Pernah waktu seketika Ibu sedang memandikan Rani adik dari Aji, Tiba-tiba benda berjatuhan dari lemari seakan ada yang sengaja untuk mengobrak-abrik seisi lemari.
Namun Ibu mencoba untuk tidak menghiraukannya, dia hanya akan membereskan kan setelah semuanya berhenti.
***
Jam menunjukan Pukul 18:00 Adzan maghrib sedang berkumandang, "Ndok, kamu disini dulu yah, Ibu mau melihat mas mu dulu." Ibu akhirnya pergi kekamar Aji, dilihatnya tidak terjadi sesuatu aneh. Aji masih saja menutup matanya.
Ibu kembali ke kamarnya untuk menidurkan Rani, karena memang sudah waktunya untuk Rani tidur. Alangkah terkejutnya Ibu melihat Rani tidak ada dikamarnya, Ibu mencoba mencari kesana kemari, dari kolong tempat tidur hingga ke dalam kamar mandi.
"Rani.. Rannn." Ibu terus memanggil Rani, meskipun bayi itu tidak mungkin bisa menjawab namun Ibu berharap ada suara yang merespon.
Satu Jam kemudian...
Sudah dicari Satu Jam lebih, Tapi tidak terlihat dimanapun Rani berada, Kecemasan kian bertambah ketika Ibu melihat ke luar jendela, terlihat sosok wanita berambut panjang dan berbaju putih.
"Siapa kamu?" Ibu bergegas berlari keluar dari rumahnya menuju dimana perempuan itu berada.
Syok bukan main ketika Ibu melihat Wanita itu berwajah sangat menyeramkan dan sedang menggendong Rani seperti sedang menimang anaknya.
"Emm... hemmm laaa.. laaa laaa..tidurlah anakku sayang." Wanita itu menimang Rani dengan bersenandung, seperti seorang Ibu yang menidurkan anaknya.
Nampak Rani sedang menangis di gendongan Wanita yang kita sebut KUNTILANAK.
Ibu semakin cemas karena Rani semakin keras ketika menangis, Mungkin Rani juga merasa ketakutan.
"Tolong bawa kemari anak saya!" Ibu mencoba dikit demi sedikit mendekat untuk mengambil Rani.
"Sssstttttttttt ..Jangan berisik dan ganggu anak saya, biarkan dia tertidur." Kuntilanak itu terus menerus bersenandung untuk menenangkan Rani yang yang menangis.
Ibu semakin cemas karena Rani semakin menjerit di gendongan Wanita itu, Akhirnya Ibu mencoba mendekat lagi dan semakin dekat, sambil Ibu ulurkan tanganya untuk meminta Rani dikembalikan.
"Tolong bawa kemari anak saya!" Air mata ketakutan dan kecemasan sudah berhasil membasahi pipi Ibu, yang dia tidak tau lagi bagaimana caranya untuk mengambil Rani.
"Ninaa bobok.. Oh nina boobo kalau tidak bobo digigittt nyamuuuk." Wanita itu masih bersenandung untuk menidurkan Rani yang masih saja terus menerus menangis.
Ibu memutuskan membaca Ayat suci Al-Quran berharap wanita itu mau pergi dan mengembalikan Rani dipangkuan ya.
"Bismillahi alladhi la yadurru ma'asmihi syai'un fil-ardi walaa fis-samaa'i wa huwas-Sami'u al-'Alim."
"Dengan nama Allah yang dengan menyebut-Nya tidak akan membahayakan sesuatu pun di bumi maupun di langit, dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (Doa Nabi Sulaiman ketika mengusir Jin).
Ketika Ibu membacakan Doa itu, justru Kuntilanak itu menatap tajam ke arah Ibu dengan tatapan yang mengerikan serta wajah yang hancur dan kuku panjang berwarna hitam.
"Jangan mencoba kamu merebut anakku." Ucap Kuntilanak yang semakin erat menggendong Rani.
"Kalian sama saja mau memisahkanku dari Anakku, HIHIHIHi."
"Bukan, dia bukan anakmu! Dia anakku, kembalikan dia kepadaku." Dengan mulut yang bergetar, Mata yang sudah mengeluarkan air mata yang membasahi pipi karena sangking takut akan sesuatu terjadi kepada anak keduanya.
Bagaimana tidak? Sampai sekarang Aji pun belum sadar juga, sedangkan Rani sekarang sedang berada dipelukan sesosok wanita yang sangat menyeramkan.
"Emm.. Hemmm.. Tidur lahh anakku sayang." Kuntilanak itu terus bersenandung untuk mencoba menenangkan Rani yang masih saja menangis.
"Lihat.. Rani masih menangis, Rani sedang ketakutan sekarang, mari biarkan saya memberi susu untuk Rani agar dia tertidur."
Ibu berusaha membujuk Setan itu, Agar mau menyerahkan Rani kepadanya sambil mencoba mengulurkan tangannya.
Setan itu mulai mau memberikan Rani kepada Ibu tapi saat melihat wajah Rani kembali wanita itu tak kunjung memberikannya lagi.
"Tidak.. Tidak dia anakku, Hiks.. Hiks anakku yang malang, Maafkan Ibu yang tidak bisa melindungimu dari orang yang jahat,HIHIHIHIHi"
Kuntilanak itu justru tidak mau melepaskannya dan memeluk Rani semakin erat sambil tertawa dengan ciri khasnya.
Tidak ada pilihan lain, Ibu melantunkan Ayat suci Al-Quran kembali.
"Bismillahirrahmanirrakhim...Qala sananzuru a sadaqta am kunta minal-kazibin
Artinya: Berkata Sulaiman: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih, Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta." ( Surah An-Naml ayat 27 )
Kuntilanak itu akhirnya marah dan mencoba untuk melukai Ibu, Wanita mengerikan itu hanya dengan mengulurkan tanganya bisa membuat Ibu terpental dan terjatuh.
Ibu merasakan sakit yang luar biasa di perutnya karena kekuatan Setan itu sangat kuat, Ibu mencoba berdiri lagi dan mendekat untuk merebut Rani.
"Lihat wajah anak itu, Apa terlihat seperti anakmu?" Perlahan tapi pasti Ibu mendekat semakin dekat.
Setan itu melihat kearah Rani yang masih menangis."Hiks.. Hiks apa salahku? kenapa mereka jahat membunuhku dan anakku yang tidak berdosa hiks.. hiks."
"AAARRRGGGGGGHHHH." Suara terikakan Kuntilanak itu terdengar pilu.
"Akan aku bunuh kalian semua, akan aku balaskan dendamku karena kalian sudah membunuh anakku yang tidak berdosa." Dengan sorot mata yang tajam dan penuh amarah sambil menatap ke arah Ibu, Kuntilanak itu mengulurkan tanganya kembali, dan mengangkat tubuh Ibu melayang ke udara dan membanting nya ke tanah.
PRAAAANNKKK...
Ibu merasakan kesakitan yang teramat dalam di dadanya akibat benturan yang sangat keras, dan badan Ibu mengenai pot bunga besar yang berada di halaman Rumah sampai Pot itu pecah dan hancur. dengan memegangi dadanya Ibu mencoba bangkit lagi, Untuk melawan Setan itu seorang diri.
"Tolong jangan sakiti Rani, Dia juga seperti anakmu yang dulu yang tidak tahu apa-apa. Sini biar Rani saya gendong agar mau diam, lihat anak itu menangis meminta minum." Ibu berusaha membujuk Kuntilanak itu agar mau menyerahkan Rani.
Lagi-lagi Kuntilanak itu hanya tertawa nyaring." HIHIHIKKH, Kalian manusia penuh kebohongan dan pandai berdusta. Kalian tidak memiliki hati Nurani sehingga kalian tega membunuh anak sekecil ini dengan membabi buta." Kuntilanak itu mencoba terbang dengan membawa Rani bersamanya.
Bagaimana nasib Ibu dan Rani?
kasih ⭐⭐⭐⭐⭐ sekalian takut lupa baca lagi novel seru nya 🙏