NovelToon NovelToon
Fragillis Puella

Fragillis Puella

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dyeka

Blurb

Valencia Agatha Gavriella
Gadis cantik yang hidupnya hanya tentang kesedihan dan gadis polos yang sebenarnya memiliki banyak rahasia.
Dibenci ayah dan abangnya hanya karena dianggap penyebab meninggal bundanya.
Selain di benci ayah dan abangnya, ia juga dibenci oleh kekasih nya. Devlyn Favian Smith–Manusia bastard yang mengklaim Valencia Agata Gavriella hanya untuk balas dendam atas kematian saudara kembarnya.
Sifatnya yang licik dan kejam membuat semua orang takut pada nya.
Hidupnya memang penuh air mata, tetapi bukan harus ia menyerah melainkan ia harus tetap tegar karena masih ada janji dan tugas yang ia harus lakukan.

•Penasaran gak nih?
•Rahasia apa sih yang disimpan Cia?
•Tugas apa yang dilakukan oleh Cia?
•Dan sekuat apa Cia menghadapi pacar yang Toxic dan kebencian cinta pertama dan kedua nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyeka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cia Pingsan

Jam istirahat telah tiba. Saat ini inti Nevermind dan tiga gadis cantik XI IPA 1 sedang memanjakan perutnya setelah berkutat dengan catatan-catatan panjang.

“Beliin kita bakso sama es jeruk sana!” perintah Devlyn membuat Cia yang sedari tadi menahan sakit di kepalanya langsung berdiri melaksanakan perintah kekasihnya.

Tania yang melihat tingkah laku Devlyn pun menatap kesal kakak sepupunya sambil menahan tangan Cia yang akan beranjak pergi ke stand bakso. “Lo masih punya kaki sama tangan, kan? Kasian yang nolongin lo sampe lumpuh sementara, tapi yang ditolong gak mau memanfaatkan,” ujar Tania kesal karena melihat sahabat nya dijadikan babu oleh sepupunya.

Devlyn dan Nathan terkejut mendengar ucapan sarkas Tania. Pasalnya berita ini telah tertutup rapat dan yang tahu hanya Keluarga Devlyn, Nathan dan gadis kecil mereka. Meskipun Tania adalah sepupunya, tetapi gak mungkin ia bisa tau karena saat kejadian itu Tania berada di bandung bukan jakarta.

“Tania gak boleh gitu kasihan kak Dev nya. Cia mau kok beliin kak dev makan” ucap Cia menengahi.

Tania menghembuskan nafasnya pelan lalu menatap mata polos sahabatnya.“Lo sakit Valencia! Lo bisa bohong sama semua orang, tapi ke gue lo gak bisa! gua tahu lo demam dan lo berusaha melawan rasa takut lo itu! Harusnya lo paham dengan lo antri di sana semakin memperburuk tubuh lo!” bentak Tania kelepasan lantaran sudah sedari tadi menahan emosinya. Sejak di parkiran ia sudah tahu pasti ada penyebab rasa takut Cia itu kembali. Bahkan dari mereka di kelas mata miliknya selalu memperhatikan gerak-gerik tubuh Cia.

Bryan memutar bola matanya malas. “Drama banget. Udah mending lo beliin sana! Inget lo cuma sebagai babu disini jadi ikuti perintah pacar lo,” ucap Bryan pedas.

Mendengar ucapan sarkas Bryan, Cia langsung jalan ke arah stand bakso, menghiraukan gertakan dari Tania dan tatapan tajam Alva. Namun, baru saja ia melangkah tiba-tiba badannya langsung ambruk membuat seluruh pengunjung kantin terkejut.

“Valencia!” teriak kedua sahabat Cia dan inti Nevermind-kecuali Bryan dan Devlyn.

Tania yang sudah meledak semakin meledak melihat Cia pingsan. Bukankah ia sudah mengatakan akibatnya kalau Cia mengikuti perintah kedua bastard gak punya otak ini. “Gua udah bilangkan kalau Cia sakit?! Kalau Cia sampai kenapa-napa lo berdua yang harus tanggung jawab,” sentak Tania.

Alva yang sudah menggendong Cia pun berusaha menahan emosi nya. “Lo ikut gue!” ucap Alva dingin mengajak Tania ke rumah sakit karena mengingat UKS di sekolahnya sedang tidak ada dokternya jadi mereka memutuskan langsung ke rumah sakit tanpa izin ke guru.

Tania yang tau abangnya udah kesal pun mengikutinya dari belakang. Raut wajah khawatir dan emosi begitu jelas di mata mereka membuat yang menatap mereka paham bahwa mereka sangat marah dengan kejadian ini.

Cia adalah sosok gadis pemberani yang menolong Tania kecil. Masih teringat jelas di memori otak mereka. Waktu itu Tania sedang mencari kucing kesayangannya tetapi, karena kurang hati-hati ia hampir ditabrak mobil dan saat itu Cia gadis kecil yang sedang bermain sendiri di taman mendorongnya hingga bukan dirinya yang tertabrak melainkan Cia. Mungkin kalau gak ada Cia saat itu Tania sudah berada di alam lain, itulah alasan kenapa Alva begitu menyayangi Cia karena dialah penyelamat adiknya.

“Bang, Cia gak kenapa-napa, kan? Tania takut,” lirih Tania gemetar ingin menangis mengingat kejadian satu tahun yang lalu.

Alva yang tau adiknya khawatir pun berusaha menenangkannya walaupun sebenarnya dia juga takut. “Cia anaknya kuat gak kaya kamu jadi dia gak papa,” ucapnya sedikit mengejek Tania agar tidak terlalu takut.

“Alva? Tania?” panggil seseorang berjas putih.

“Om Vino?” Tania dan Alva menatap terkejut kehadiran om nya yang tak lain adalah ayah dari Devlyn Favian Smith dan Davin Fladino Smith.

Vino terkekeh melihat dua keponakan nya terkejut melihat dirinya. “Kalian ngapain di sini? Bukannya masih jam sekolah ya?” tanya Vino.

Alva menghela nafas. “Valencia masuk rumah sakit om.” Jawaban Alva membuat Vino terkejut, bukankah Cia berada di bandung bersama Veni? Vino sangat mengenal Cia, gadis cantik yang selalu menjadi pelindung anaknya dan gadis manis yang di sia-siakan oleh sahabatnya, Rama Gavriell. Dua puluh tujuh tahun yang lalu ia dan ketiga sahabatnya membuat geng bernama Nevermind. Geng yang awalnya hanya ada dia, Rama, Kavin, dan Bastian. Geng yang dulu nya sangat dikenal dengan julukan geng solidaritas , tetapi berubah setelah di tahun ke 8 dan tahun ke 9. Semuanya hancur, solidaritas dan kekeluargaan itu musnah di tahun itu. Tahun keruntuhan Nevermind hingga saat ini hanya ada dirinya dan Rama.

“Kenapa gak hubungi om, Al? Dan, bukannya Cia masih di bandung sama Veni?” tanya Vino setelah terdiam sesaat.

“Tante Veni ke Singapura, om. Jadi Cia sekarang tinggal bareng om Rama.” Alva terdiam sebentar lalu melanjutkan, “Cia tadi pingsan om karena mungkin ia kelelahan dan…”

Vino menunggu Alva melanjutkan omongannya, ia tahu rencana anaknya yang ingin balas dendam karena kepergian anak terakhirnya tetapi ia gak tau kalau Cia sudah berada di jakarta, “dan apa?”

Alva terdiam bingung ia ingin mengatakan semuanya tetapi, ia takut om nya lebih membela Devlyn meskipun kesalahan di satu tahun yang lalu bukan salah Cia. Namun, setelah melihat Vino mengangguk, Alva langsung menceritakan semuanya termasuk misi balas dendam.

“Biarkan saja Devlyn ingin balas dendam bukankah itu bisa mengecoh lawan? Om percaya kamu bisa menjaga Cia,” jawab Vino menenangkan Alva bukannya ia setuju dengan rencana Devlyn tetapi, ia tahu semakin ia melarang maka balas dendam itu akan lebih menyakiti Cia.

Suara pintu terbuka lalu terlihatlah dokter perempuan, perawat dan Cia yang sudah tidur di atas brankar dengan tangan yang sudah di infus. Mereka bertiga berdiri menghampiri dokter tersebut.

“Bagaimana keadaan Cia, dok?” tanya Tania dan Alva hampir bersamaan membuat Vino terkekeh geli.

“Apakah anda keluarganya? saya sangat membutuhkan keluarganya,” ucap dokter Rani.

Vino yang tahu pasti ada yang tidak beres pun mengajukan namanya, “Saya keluarganya, dokter Rani.”

“Dokter Vino? apakah pasien keluarga mu? Jika iya maka ikut saya sekarang ke ruangan,” ucap dokter Rani lalu mengajak Vino ke ruangannya yang diikuti oleh dua keponakan nya. Namun, sebelum pergi ke ruang dokter Rani, Vino sudah memberikan perintah ke asisten nya untuk menempatkan Cia di ruang VVIP khusus keluarga Smith.

Dokter Rani menghela nafas. “Apakah anda tau ginjal nona Cia hanya satu, dokter? Keadaan ginjal satu membuat nya ia gak bisa lelah dan tolong di perhatikan juga pola makannya. Saya rasa tanpa saya bilang seharusnya dokter Vino telah tau bagaimana resiko dari ginjal satu,” Jelas dokter Rani yang tak lain adalah dokter penyakit dalam. “ Apakah nona Cia memiliki trauma?Terlihat dari matanya yang terlihat kosong setelah sadar tadi,” lanjut dokter Rani yang hanya dijawab anggukan kecil oleh Vino.

“Saya sarankan untuk ke psikolog karena nona Cia tidak bisa meminum obat tanpa pantauan dokter,” ucap dokter Rani membuat Vino dan dua keponakannya menghela nafasnya. Mereka sudah tahu dampak dari rencana mereka pasti begini.

Mereka bertiga keluar setelah selesai berbincang dengan dokter Rani.

Vino menatap kedua keponakannya tersenyum ia tahu bagaimana perasaan mereka. “Udah gak usah sedih gitu nanti kalau Cia sedih siapa dong yang hibur? kalian nggak lupakan sama janji kalian ke tante Veni tersayang kalian itu?”

Tania dan Alva pun mengangguk setuju. Om nya benar kalau dia sedih dan terluka pasti tante Veni akan membawa bocilnya mereka. Mereka gak akan membiarkan itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!