Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harus Bicara
Safiya menunggu kepulangan sang kakak yang masih tak kunjung terlihat padahal ini sudah cukup malam dan Safiya sudah mulai lelah menunggu sang kakak
Sampai ia mendengar suara mobil sang kakak yyang masuk ke halaman rumah " itu kakak" Safiya segera berlari menghampiri kakaknya namun sayangnya ada wanita yang selalu mengusik kakaknya hampir setiap hari dan kini sedang terus mencecar kakaknya denga berbagai pertanyaan
dengan cepat Safiya menghampiri sang kakak "sorry nona Felicia saya ada perlu dengan kakak saya dan ini cukup penting " Safiya menarik lengan Al yang terus di guncang oleh Safiya semenjak kakaknya sampai
"kamu pikir urusanku dengan kak Al gak penting " ucap Felicia dengan ketus
"mungkin itu penting, tapi adiknya jauh lebih penting dari anda yang hanya orang luar" seru Safiya dengan sinis
Safiya langsung menarik kakaknya mendekat ke arah dirinya dan tatapannya menoleh ke arah pria yang selalu mengikuti Felicia " tolong ingatkan nona anda tuan Ferdinand atau saya akan mengajukan laporan pada tuan kamu kalau kamu tidak bisa menjaga nona mu itu dengan baik " ucap Safiya dengan sinis dan segera mengajak kakaknya masuk ke dalam rumah dan melangkah naik ke lantai atas menuju kamar sang kakak
"ada apa Safiya, tumben sekali kamu memaksa bicara sama kakak padahal biasanya kamu paling malas terlibat dengan Felicia " tanya Al yang cukup heran dengan kelakuan adiknya
"sebenarnya aku hari ini pun malas berurusan dengan wanita bebal macam dia tapi berhubung rasa penasaranku jauh lebih tinggi jadi aku harus intervensi kakak dari wanita aneh itu " ucap Safiya
"mau bicara apa" tanya Al dengan lembut
"mau bicara penting kak cuma kakak mandi dulu gih biar lebih fres dan aku bisa nekan kakak dari segala arah jika kakak gak mau jujur sama aku " ucap Safiya
Al mengacak rambut Safiya dengan gemas "kamu ada-ada saja Safiya " kekeh Al
"sudah, mandi dulu sana, aku mau minta mama buat ambil tindakan kalau Felicia gak segera pulang" ucap Safiya
"iya, kakak mandi dulu " Al segera masuk ke dalam kamarnya sedangkan Safiya segera menghampiri sang mama untuk mengurus Safiya yang menurutnya cukup membuatnya muak
***
Lionel menatap lekat wajah lelah Danica "kenapa kamu menghindari saya selama dua minggu ini Danica, apa kamu marah sama saya atas kebohongan kak Al padamu, tapi sungguh aku gak tahu apapun mengenai hal itu Danica " tanya Lionel dengan nada frustasi
"saya gak menghindar dari tuan, saya hanya sibuk saja " sangkal Danica
"jangan bohong Danica" bentak Lionel yang sempat membuat Danica terhenyak kaget karena suara lengkingan Lionel yang baru pertama kali Danica dengar
Lionel segera tersadar kalau dirinya sudah kelewatan "maaf Danica, saya kelepasan " ucap Lionel penuh sesal karena sudah meninggikan suara di depan Danica
Danica memejamkan matanya "saya tidak marah tuan, lagi pula untuk apa saya marah " Danica memaksakan senyumnya di depan Lionel "saya gak punya hak apapun untuk marah pada saudara anda, kan saya bukan siapa-siapanya" ucap Danica setenang mungkin
Lionel bisa melihat tatapan luka itu dari Danica " kamu bohong Danica " bantah Lionel tak percaya dengan ucapan Danica "kamu jelas marah dengan kak Al dan saya kena imbasnya karena dia kakak saya " ucap Lionel berpendapat
"sungguh saya gak marah dengan anda ataupun dia, saya bukan siapa-siapa di sini tuan " ujar Danica meyakinkan
"tapi kamu berarti buat saya Danica, saya frustasi berat karena kamu mengabaikan saya " ucap Lionel dengan bibir bergetar
seketika Danica membelalakan matanya lebar, tak percaya apa yang di katakan Lionel padanya "apa maksud tuan " bingung Danica akan pernyataan Lionel
"saya menyukaimu dari lama Danica " jujur Lionel membuat Danica membeku "sejak awal saya jatuh hati sama kamu" aku Lionel akan perasaannya pada Danica
"saya gak bisa kamu abaikan seperti ini, rasanya saya mau mati karena kamu Danica " ucap Lionel dengan lirih
Danica menatap lekat wajah Lionel yang sedang mengutarakan perasaannya pada Danica "ini tidak bisa, biarpun aku berniat balas dendam pada keluarganya tapi bukan dengan menggunakan trik permainan cinta, apalagi grandpa adalah om dari ayah Lionel yang itu artinya kita sepupu, jadi itu gak mungkin " Danica tidak menyangka jika Lionel akan tertarik padanya, karena membalas dendam dengan trik permainan cinta bukan masuk hitungannya
"saya mohon jangan abaikan saya Danica, saya gak bisa" mohon Lionel menggenggam erat tangan Danica
Danica memandangi tangan Lionel yang menggenggam erat tangannya "rasanya saya hampir mati karena kamu mengabaikan saya, apalagi saya juga tahu kamu menaruh hati pada kakak saya, tolong pandang saya sedikit saja Danica" ucap Lionel dengan lirih
Danica menghempas tangan Lionel dengan kasar "maaf tuan, saya tidak tertarik dengan anda, jadi lebih baik lupakan saya " ucap Danica dengan tegas
"lalu kamu lebih tertarik dengan kakak saya " teriak Lionel mulai lepas kendali "segera enyahkan pikiranmu untuk bisa bersama kakak saya Danica, karena kakak saya jatuh hati pada wanita yang kamu lihat sendiri kecantikannya" ucap Lionel dengan tajam
Danica memejamkan matanya erat "saya akui memang saya menaruh hati pada kakak anda tapi saya cukup tahu diri untuk tidak berharap lebih pada anda, hati saya itu akan jadi urusan saya jadi tolong jangan ikut campur tentang pilihan hati saya" ucap Danica dengan tegas
Lionel menatap sendu Danica yang sudah jelas menolaknya "apa selama ini saya gak ada artinya di mata kamu Danica" tanya Lionel
"maaf tuan, saya hanya menganggap anda sebagai kakak sama seperti apa yang saya rasakan pada kak Dody" ucap Danica
"apa yang harus saya lakukan Danica " teriak Lionel dengan nada frustasi "apa yang harus saya lakukan untuk membuatmu menyukai saya " tanya Lionel
"maaf tuan" Danica beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu lalu membuka pintu "saya lelah dan ingin segera beristirahat karena saya kaan pergi ke makasar lusa " ucap Danica yang mana itu jelas mengusir Lionel untuk pergi
Lionel terpaksa beranjak dari duduknya dan menatap lurus ke arah Danica "kamu tetap harus berangkat ke Makasar bersama saya Danica " ucap Lionel sebelum keluar pintu apartemen Danica
Melihat kepergian Lionel, Danica langsung mengunci pintu apartemennya "astaga apa ini" Danica menyandarkan punggung di daun pintu
sungguh trik permainan cinta tidak pernah masuk ke dalam hitungannya karena yang ia pikirkan hanya akan membuat perusahaan keluarga Lionel dan Lucas hancur agar sedikit mengobati luka hati mommy nya
***
Safiya tidak hentinya terkejut mendengar cerita Al mengenai Danica "pantas saja Danica marah kakak, ini kakak yang jahat tahu enggak " umpat Safiya kesal akan tingkah kakaknya setelah sangat kakak menceritakan hubunganya bersama Danica
"kakak tuh gak ada niat buat bohongin Danica, kakak cuma butuh teman saat itu dan Danica cukup bisa di jadikan teman " sangkal Al
"ya tapi gak harus juga bohongin dia kakak, kan kakak bisa bilang kalau kakak kenal sama Lionel yang jelas bos dia, ini pasti Danica merasa di tipu mentah-mentah, apalagi kakak jarang hubungin dia setelah tiga bulan ini" kesal Safiya akan tingkah kakaknya
"kakak mau jujur sama Danica tapi kamu tahu sendiri Felicia selalu mengikuti kakak, dan kakak juga gak tahu kalau Danica bakal gantiin Dody hari itu " ujar Al penuh sesal akan kesalahanya