selingkuhan suamiku merampok semua hartaku dan papaku, suamiku berubah saat bertemu wanita iblis bernama Syifa, aku tidak menyangka perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suamiku karena pengaruh guna-guna wanita iblis bernama Syifa itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembalinya Richard ke rumah
Andre menggebrak meja, amarahnya meledak. "Keluar! Jangan pernah muncul lagi di depan mata saya!" teriaknya, wajahnya merah padam. Richard terdiam, matanya menatap lantai. Dia tahu Andre marah, sangat marah. Tapi, Andre tidak mengusirnya dari kantor. Andre tidak tega.
Richard berbalik, langkahnya berat. Dia ingin berdebat, ingin menjelaskan, tapi kata-kata terjebak di tenggorokannya. Dia hanya bisa menunduk, merasakan kekecewaan yang menusuk hatinya.
Di luar ruangan, Nino, adik Richard, menunggu dengan gelisah. Dia tahu kakaknya sedang dalam masalah. Ibu mereka, yang selalu khawatir, menarik Nino ke pelukannya. "Bagaimana Richard? Apa dia baik-baik saja?" tanyanya, suaranya bergetar.
Nino berusaha menenangkan ibunya. "Tenang, Ma. Kak Richard baik-baik saja. Dia hanya sedang kesal."
Namun, Nino sendiri tidak yakin dengan ucapannya. Dia tahu kakaknya sedang dalam keadaan sulit. Dia hanya bisa berharap Andre tidak terlalu marah dan tidak melakukan sesuatu yang merugikan Richard.
Nino mengelus punggung ibunya, mencoba menenangkannya. "Kita tunggu saja kabar dari kak Richard. Dia pasti bisa menyelesaikan masalah ini," katanya, berusaha meyakinkan ibunya.
Di dalam kantor, Andre masih terdiam, amarahnya perlahan mereda. Dia menatap kursi kosong di depan mejanya, tempat Richard biasa duduk. Dia tahu Richard tidak bersalah, tapi dia masih kesal. Dia masih merasa dikhianati.
Andre menghela napas panjang. Dia tahu dia harus bersikap dewasa. Dia harus menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Dia harus bicara dengan Richard, dan dia harus memaafkannya.
Walaupun rasa malu menggerogoti hatinya, Richard masih bisa melihat cahaya harapan di balik kekecewaan. Dia tahu, kesalahan yang dilakukan anaknya, Andre, adalah kesalahan yang bisa diampuni. Dia tidak ingin kehilangan anaknya, tidak ingin hubungan mereka retak karena kesalahan ini.
Richard menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan rasa sakit di dadanya. Dia tahu, Andre membutuhkannya. Dia membutuhkan bimbingan, dukungan, dan kesempatan kedua.
"Andre," panggil Richard, suaranya terdengar berat namun penuh kasih sayang. "Aku tahu kamu melakukan kesalahan, tapi aku tidak akan menyerah padamu. Aku akan selalu ada untukmu, dan aku akan memberimu kesempatan kedua."
Andre terdiam, matanya berkaca-kaca. Dia tidak menyangka ayahnya akan memaafkannya begitu cepat. Dia terharu, merasa bersalah, dan lega. Dia tahu, dia telah menyakiti ayahnya, dan dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa sakit yang dia timbulkan.
"Terima kasih, Pa," ujar Andre, suaranya bergetar. "Aku janji, aku tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi."
Richard tersenyum, matanya berkaca-kaca. Dia memeluk Andre erat-erat. "Aku tahu kamu bisa melakukannya, Nak. Aku percaya padamu."
Richard tahu, jalan menuju pemulihan tidak akan mudah. Akan ada banyak rintangan dan cobaan yang harus mereka lewati bersama. Tapi, dia yakin, dengan kasih sayang, pengertian, dan kepercayaan, mereka bisa melewati semua ini dan membangun kembali hubungan yang lebih kuat.
Selesai bekerja Richard pulang ke Kontrakannya. Sementara ditempat lain Ibunya Richard terus memohon kepada Andre Agar membawa Richard kembali ke rumah ini.
Andre mengunyah bibir bawah dengan gelisah. Sudah beberapa hari ini, istrinya, Anita, terus menangis sejak Richard, anaknya di usianya dari rumah.
"Apa aku harus mencari Richard?" gumam Andre, menatap Anita yang sedang tertidur di sampingnya.
Andre tahu bahwa Anita sangat menyayangi Richard. Andre, ayah Richard, merasa sangat khawatir dengan keberadaan anaknya setelah Richard diusir dari rumah. Ia menyesali keputusannya yang terlalu keras kepada Richard. Ia tahu bahwa Richard sedang dalam keadaan yang sulit, dan ia ingin membantu Richard.
Andre, ayah Richard, merasa sangat khawatir dengan keberadaan anaknya setelah Richard diusir dari rumah. Ia menyesali keputusannya yang terlalu keras kepada Richard. Ia tahu bahwa Richard sedang dalam keadaan yang sulit, dan ia ingin membantu Richard.
Setiap hari, Andre mencari informasi tentang keberadaan Richard. Ia menghubungi teman-teman Richard, kerabat Richard, dan orang-orang yang mungkin tahu keberadaan Richard. Namun, semua upaya Andre sia-sia. Tidak ada yang tahu keberadaan Richard.
Andre tidak mau menyerah. Ia terus mencari informasi tentang keberadaan Richard. Ia memeriksa semua tempat yang mungkin dikunjungi Richard. Ia melihat kamera CCTV di sekitar rumahnya, mencari jejak keberadaan Richard.
Suatu sore, Andre melihat Richard pulang dari kantor. Andre langsung mengikuti Richard dari belakang. Andre mengemudikan mobilnya dengan hati-hati, memastikan bahwa Richard tidak mengetahui bahwa ia sedang diikuti.
Richard memasuki sebuah kontrakan kecil di pinggiran kota. Andre memperhatikan kontrakan itu dengan seksama. Ia melihat kondisi kontrakan itu yang cukup sederhana, namun bersih dan terlihat aman.
Andre merasa lega dan bersyukur. Ia akhirnya tahu keberadaan Richard. Ia tahu bahwa Richard sedang dalam keadaan yang sulit, namun ia juga tahu bahwa Richard sedang berusaha untuk memperbaiki hidupnya.
Andre menunggu sampai Richard masuk ke dalam kontrakan. Setelah Richard masuk, Andre menghubungi Richard melalui telepon.
"Richard," ujar Andre, suaranya bergetar karena emosi. "Aku tahu di mana kamu berada."
Richard terkejut mendengar suara ayahnya. Ia tidak menyangka bahwa ayahnya tahu di mana ia berada.
"Aku ingin membantumu, Richard," ujar Andre, suaranya penuh kehangatan. "Aku menyesali keputusanku yang lalu. Aku ingin meminta maaf."
Richard terdiam sejenak. Ia merasakan rasa sakit yang mendalam di hatinya. Ia tahu bahwa ayahnya menyayanginya.
"Aku juga ingin meminta maaf, ayah," ujar Richard, suaranya bergetar karena emosi. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan."
Andre menyesali keputusannya yang lalu. Ia tahu bahwa ia telah melakukan kesalahan besar. Ia telah melukai hati anaknya. Ia ingin memperbaiki segalanya.
Andre mengunjungi Richard di kontrakannya. Ia membawa makanan dan minuman untuk Richard. Ia juga membawa uang untuk membantu Richard menyewa kontrakan.
Andre dan Richard berbicara lama-lama. Mereka menjelaskan banyak hal. Mereka berbaikan. Mereka merasa bahagia. Mereka tahu bahwa hubungan mereka akan semakin kuat.
Setelah percakapan panjang dan penuh penyesalan di kontrakan sederhana itu, suasana hati Richard dan Andre terasa lebih ringan. Andre telah meminta maaf atas sikap kerasnya, mengakui kesalahannya dalam mengusir Richard. Richard pun telah meminta maaf atas kesalahannya. Udara di antara mereka tak lagi dipenuhi ketegangan, melainkan kehangatan yang lama hilang.
Andre mengulurkan tangannya, "Pulanglah, Nak. Rumah kita selalu terbuka untukmu."
Richard menatap tangan ayahnya, matanya berkaca-kaca. Ia melihat ketulusan dalam tatapan Andre. Selama ini, ia merasa terluka dan tersisih, namun kini ia merasakan cinta dan kasih sayang ayah yang selama ini ia butuhkan.
Dengan sedikit gugup, Richard menjabat tangan ayahnya. "Baiklah, Yah," ujarnya, suaranya tersendat-sendat karena emosi. "Aku pulang."
Sebuah rasa lega menyeruak di hati Richard. Ia tidak lagi merasa sepi dan tak berdaya. Ia memiliki rumah, ia memiliki ayah yang menyayanginya.
Andre memeluk Richard erat, merasakan kehangatan tubuh anaknya di pelukannya. Ia menyesali waktu yang telah terbuang karena kesalahpahaman di antara mereka.
Mereka kemudian meninggalkan kontrakan kecil itu. Richard ikut masuk ke mobil Andre, menikmati perjalanan pulang yang dipenuhi dengan percakapan yang hangat dan penuh makna. Di dalam mobil, mereka berbagi cerita, mencoba untuk memperbaiki hubungan yang sebelumnya retak.
Sesampainya di rumah, ibu Richard menyambut kedatangan mereka dengan tangis harunya. Ia memeluk Richard erat-erat, menunjukkan betapa ia merindukan kehadiran anaknya.
Rumah itu kembali hidup dengan kehangatan dan cinta. Richard merasakan bahwa ia telah pulang ke tempat yang sebenarnya. Ia tidak lagi merasa sendiri. Ia memiliki keluarga yang menyayanginya. Ia telah memperbaiki hubungannya dengan ayahnya, dan itu adalah sesuatu yang paling berharga bagi Richard. Perjalanan hidupnya akan berlanjut, namun kini ia akan menjalani perjalanan itu dengan dukungan dan cinta dari keluarganya. Kesalahan di masa lalu telah diampuni, dan mereka semua siap untuk melangkah ke masa depan yang lebih baik.