NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Mafia Depresi

Belenggu Cinta Mafia Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: AdlanAdam

Arsen pria tampan berusia 33 tahun, akibat kekejaman ayahnya, membuat dia memiliki kepribadian kejam.


Dan ya jika dia mendengar nama sang ayah disebut, maka dia akan mengeluarkan sisi gelapnya, dengan menghukum diri sendiri dan juga orang sekitarnya.


Adelia putri, wanita sederhana, harus mengurus ibunya yang sakit-sakitan akibat perbuatan ayahnya.

Dimana sang ayah lebih memilih pergi bersama dengan wanita lain, hanya karena wanita itu memiliki segalanya.

Bagaimana kehidupan Arsen dan juga Adelia, mari kita ikuti kisah selengkapnya di bab-bab berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BCMD: Bab 8

"Memastikan ibunya sudah masuk kedalam kamar dan beristirahat, Adel pun kembali menyembunyikan benda-benda yang akan membuat sang ibu bahaya, "Aku rasa sudah semuanya," ucap Adel,saat dia merasa semuanya sudah ia sembunyikan dengan baik.

Keluar dari dalam rumah, seperti biasanya Sebelum berangkat Adel kembali menitipkan ibunya pada tetangga, agar kalau terjadi apa-apa, segera menghubunginya. Ya walaupun kadang kejadiannya saat malam hari, tapi siang, terkadang para tetangga sering melihat-lihat keadaan buk Hanum.

Terutama buk Yeni, dia lah yang lebih sering melihat keadaan Hanum, itu semua dia lakukan, karena kasihan melihat Adel, yang rela melakukan apa saja demi ibunya.

"Apa kamu sudah menyimpan semua benda tajam du rumahmu?" tanya Yeni, sekaligus mengingatkan Adel, agar tidak terjadi seperti malam tadi.

"Sudah, Buk. Makan siang dan sore ibuk juga sudah saya siapkan," jawab Adel, dia juga mengatakan tentang makan ibunya nanti.

"Kamu ini terlalu berlebihan, kalau untuk makan tidak usah di siapkan makan, ibuk juga punya, Del, kan bisa na ti ibuk yang berikan," ujar Yati, yang sudah sering mengatakan seperti itu. Tapi tetap saja Adel menyiapkan semua kebutuhan ibunya, tanpa mau merepotkan siapapun, termasuk Yati sendiri.

"Sudah, Buk. Aku nggak mau menambah beban dan terus merepotkan ibuk, cukup melihat-lihat keadaan ibuk saja, aku sudah sangat berterima kasih," balas Adel.

Dia pun kembali menolak, seperti biasa dia memang merasa tidak enak, menurut nya melihat-lihat keadaan ibunya saja sudah cukup merepotkan Yati, jadi dia tidak mau lagi menambahnya, dengan memberi makan sang ibuk.

Berpamitan pada Yati, Adel pun menaiki motornya, lalu dia pun kembali mendatangi rumah makan tempatnya bekerja. Baru saja, dia ingin masuk, sudah di suguhi dengan wajah Arsen dan juga Erik, Bahkan dia sudah di minta untuk melayani pria itu. Membuatkan sarapan dan menemaninya di meja.

"Tuan, apa ini tidak terlalu berlebihan, ini masih sangat pagi, kita sudah sampai di sini lebih dulu, sedangkan orang yang kita tunggu baru saja sampai," bisik Erik. Dia merasa tuanya itu sangat berlebihan.

"Aku tidak perduli dengan itu! Mau kita cepat atau lambat, yang pasti hari ini kau harus bisa membuat dia bekerja di rumah ku. Atau bila perlu dia menjadi istri ku sekalian. Biar ibuku ada temen dan kita bisa membantu ibunya. Menguntungkan bukan," balas Arsen.

Seolah tidak ada beban dan semua gampang baginya. Erik yang mendengar nya pun hanya bisa tercengang. Saat dia ingin membalas ucapan tuan nya itu, tapi Adel sudah datang, lengkap dengan serangam pelayan nya.

Dia juga sudah membawa pesanan untuk Arsen, yang tadi pria itu katakan dengan asal saja, "Silahkan, Tuan," ucap Adel, mempersilakan kedua pria itu untuk menikmati makanan yang dia sajikan.

"Duduklah!" perintah Kenzo. Bukannya mendengar kan apa yang Adek katakan, dia malah meminta Adel untuk duduk.

"Saya masih ba _"

"Duduk!"

Dia pun langsung memotong ucapan gadis itu, membuat sang gadis tidak bisa lagi mengelak, apalagi menolak. Karena Arsen sudah menatapnya dengan tajam.

"Maaf, Nona. Saya boleh meminta waktu anda sebenar," sambung Erik dengan sopan. Tidak seperti tuanya yang penuh dengan pemaksaan.

Adek pun mengangguk, dia pun duduk setelah di persilakan oleh Erik, pria itu juga menjelaskan kalau dia sudah izin pada manager, agar mereka Bisa mengobrol dengan Adel, agar tidak membuat Adek terkena marah dari atasan Adel.

Merasa tenang mendengar penjelasan dari Erik , Adel pun ahirnya bisa duduk dengan tenang, lalu dia siap-siap untuk mendengarkan apa yang akan Erik katakan.

"Sebelum nya, saya ingin meminta maaf pada, Nona. Karena sebelumnya saya sudah lancang, mencari tahu tentang Anda. Tapi saya melakukan itu karena ingin berniat baik dan menawarkan sesuatu untuk Nona," beri tahu Erik, dia pun langsung saja pada inti pembicaraan.

Karena dari tadi dia bisa melihat kalau tuanya itu sudah tidak sabar,terua meminta dia untuk mengatakannya langsung.

Adel yang belum mengerti apa yang di katakan oleh Erik , mengerutkan keningnya, dia merasa heran, mencari tahu tentang apa yang di maksud Erik, dan penawaran apa yang akan Erik birikan padanya. Sungguh semua itu semakin membuat Adel merasa bingung dan seolah meminta agar Erik lebih menjelaskan nya lagi.

"Begini, saya tau, ibu Anda sedang mengalami depresi, dan juga dia memiliki riwayat penyakit jantung, yang membuat dia terkadang pingsan mendadak, dan suka melakukan hal-hal yang diluar kesadarannya." Henrik pun mengatakan semua yang dia cari tahu tentang ibunya Adel.

Dia juga mengatakan, kalau dia tau tentang masalah keluarga Adel, termasuk tentang perpisahan orang tua gadis itu. Sebelum mengatakan keinginan tuanya, Erik pun meminta maaf atas semua kelancangan nya itu.

Melihat anak buahnya terlalu, berbelit-belit, membuat Arsen menatapnya dengan tajam dan meminta pria itu agar mempercepat proses obrolannya.

"Bagaimana kalau Nona, bekerja di rumah tuan saya. Menjadi teman ibu tuan saya, sekaligus Anda juga bisa menjaga ibu anda dengan baik. Dan yang paling penting. Tuan Saya akan membawa ibu anda berobat kerumah sakit, dan dia yang akan menanggung semua biaya perabotannya."

Ahirnya Erik pun mempercepat semuanya. Mengatakan penawaran yang katanya menguntungkan bagi Adel. Biar lebih jelas lagi Erik pun memberikan kertas, bentuk penawaran yang Erik katakan tadi.

Dia pun minta Adel untuk membaca dan memahami semuanya, setelah itu dia bisa menghubungi Erik, jika dia sudah memeliki keputusan.

Adel yang masih sedikit bingung, setuju dan dia pun meminta waktu untuk berpikir, dan ingin membaca semuanya dengan jelas. Akan menghubungi Erik malam nanti, dan akan memberikan keputusannya.

Awalnya Arsen kurang setuju, dia ingin Adel memberikan menjawabnya sekarang juga, tapi Erik tidak melakukan hal itu, dia pun memberikan waktu untuk Adel berfikir.

Karena bagi Erik tidak mudah bagi seseorang mengambil keputusan dengan cepat, terlebih lagi itu keputusan yang tidak main-main dan harus benar-benar dia pikirkan.

Setelah sepakat, mereka pun kembali berpisah, dan akan mendapat keputusan malam nanti, dengan Adel yang akan menghubungi Erik.

Adel pun mencoba untuk memikirkan semua yang Erik katakan tadi, meskipun dia belum membaca surat perjanjian yang ada di tangannya, "Ah sudahlah, nanti saja aku pikirkan, sekarang waktunya bekerja," ucap Adel, dia bicara sendiri.

Memilih untuk membersihkan meja bekas mereka makan, lalu dia pun mulai sibuk mengerjakan pekerjaan yang lainnya, dan juga membantu teman-teman nya yang lain.

*

*

*

*

*

*Bersambung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!