NovelToon NovelToon
Aku Mencintainya Lebih Dulu

Aku Mencintainya Lebih Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Laura dan Morgan telah menjalin hubungan sejak mereka duduk dibangku SMA. Bahkan, Morgan berjanji ketika dewasa kelak dirinya akan menikahi Laura. Namun nasib berkata lain, tiba-tiba saja Morgan dijodohkan oleh orang tuanya dengan wanita lain.

Bagaimana nasib Laura kedepannya? Yuk simak kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengagum Rahasia Laura

Siang itu Laura mendapatkan bagian shift dua alias shift siang. Sebelum melakukan aktivitasnya, Laura lebih dulu mengisi perutnya dengan nasi serta lauk ikan lele goreng.

Laura bersyukur karena kehidupannya semakin hari semakin menarik untuk dinikmati.

“Selamat datang, selamat berbelanja di toko buku Nusantara!” Laura dengan ramah menyapa setia orang yang masuk ke dalam toko tersebut.

Melihat Laura yang begitu semangat dan antusias, membuat pemilik toko bersyukur karena ia merasa sudah menemukan orang yang tepat untuk dijadikan salah satu karyawatinya.

Dari kejauhan, ada seorang wanita yang usianya tidak beda jauh dari Laura sedang berdiri kebingungan seraya memperhatikan tumpukan buku dihadapannya. Laura yang penasaran dengan wanita tersebut, mencoba mendekat barangkali wanita itu membutuhkan sesuatu.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Laura menawarkan bantuan.

“Saya mencari buku keluaran lama, apakah masih ada?” tanyanya dengan tatapan sinis.

Laura cukup terkejut dengan tatapan tak suka itu. Namun, sebisa mungkin Laura menutupi rasa terkejutnya dengan sebuah senyuman.

Dengan ramah, Laura mempersilakan wanita muda itu untuk duduk. Sementara dirinya akan berusaha mencari buku yang dimaksud oleh wanita itu.

“Jangan lama ya,” ucapnya yang terdengar sangat angkuh itu.

“Saya usahakan agar Kakak tidak menunggu lama,” balas Laura dengan nada yang sangat sopan.

Laura mencoba mencari buku yang dimaksud wanita muda itu. Namun, hampir 10 menit lamanya buku tersebut belum juga ditemukan dan hal tak terduga pun terjadi.

Wanita itu mendatangi Laura dan memarahi Laura habis-habisan. Laura tak bisa melawan dan hanya bisa meminta maaf karena belum juga menemukan buku yang dimaksud.

Melihat Laura yang dimarahi oleh pelanggan, Siti tidak bisa tinggal diam. Dengan penasaran, Siti mendekat untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

“Maaf, ada yang bisa saya bantu?” tanya Siti sambil menarik Laura agar berdiri tepat dibelakangnya.

Wanita muda itu menjelaskan bagaimana buruknya pelayanan Laura karena hampir 10 menit lamanya ia menunggu Laura menemukan buku yang ia inginkan.

Siti tersenyum kecil seraya meminta wanita muda itu untuk memperlihatkan buku yang dimaksud.

“Ini loh buku yang saya maksud. Masa' begini saja tidak bisa?” ucapnya dengan angkuh.

Sebenarnya dari kejauhan, Pak Saiful memperhatikan mereka. Namun, Pak Saiful memilih untuk tetap ditempat dan mempercayakan semuanya kepada para karyawatinya karena yakin mereka bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.

“Oh, Kakak ini mencari buku yang ini. Maaf, buku yang ini tidak ada di toko buku kami,” terang Siti.

Wanita itu kecewa dan cukup marah karena ia harus membuang waktunya selama beberapa menit di dalam toko buku tersebut.

Dengan kesal, wanita itu menggerutu seraya melangkahkan kakinya pergi dari Toko Buku Nusantara tersebut.

Pak Saiful kemudian mendekat dan memberikan semangat kepada Laura yang nampak syok dengan ucapan wanita muda yang arogan itu.

“Sudah tidak apa-apa. Jangan terus dipikirkan ya Laura. Pikirkan saja orang-orang yang masih suka datang kemari dengan membawa segudang keinginan untuk membeli atau sekedar membaca buku-buku disini. Intinya, kamu harus tetap semangat,” terang Pak Saiful.

Laura tersenyum lega dan semangatnya kembali menyala setelah mendengar ucapan Pak Saiful padanya.

“Apa yang dikatakan Pak Saiful benar, Laura. Dulu aku pernah melayani orang macam wanita tadi dan bahkan aku pernah dibentak padahal suasana toko saat itu sedang ramai-ramainya. Tapi, tidak masalah dan aku anggap itu sebagai pengalaman yang tidak terlalu penting untuk diingat,” sahut Siti.

Siti kembali pergi pergi ke bagian kasir dan Laura kembali dengan pekerjaannya menyapa para pelanggan yang datang.

Malam Hari.

Saat Laura ingin menutup toko, gadis 17 tahun dikagetkan oleh seorang anak kecil yang usianya kurang lebih 10 tahun berdiri didepan toko buku seraya memegang setangkai bunga mawar imitasi.

Anak kecil itu dengan malu-malu memberikan setangkai bunga tersebut kepada Laura dan memberitahu bahwa yang memberikan setangkai bunga tersebut adalah pengagum rahasia Laura.

Laura terlihat maju mundur menerima setangkai bunga imitasi itu. Namun, anak kecil itu memaksa Laura agar segera menerima bunga tersebut.

“Hei!” Laura berteriak memanggil anak kecil tersebut yang sudah lebih dulu berlari menjauh.

Mendengar teriakan Laura, membuat Siti penasaran dan buru-buru menghampiri Laura.

“Laura kamu kenapa?” tanya Siti panik mengira telah terjadi suatu hal yang buruk pada Laura.

Dengan polosnya Laura memperlihatkan setangkai bunga mawar imitasi itu pada Siti dan menjelaskan bahwa ada anak kecil yang memberikannya.

Siti tersenyum lebar mengetahui Laura telah memiliki pengagum rahasia.

“Wah, ternyata kamu sudah punya pengagum rahasia. Aku jadi penasaran, pria seperti apa yang menyukai kamu. Pasti dia tampan,” ucap Siti menggoda Laura.

“Kak Siti ini bicara apa. Lagipula saya sudah punya calon suami,” ungkap Laura.

Siti menatap Laura dengan tatapan tak yakin. Bagaimana bisa ia percaya dengan ucapan Laura, karena bisa dikatakan Laura masih sangat muda untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.

“Aku tahu kamu cantik, Laura. Tapi, candaan kamu ini sama sekali tidak masuk akal,” balas Siti sambil tertawa geli.

Laura hanya bisa tersenyum lebar tanpa niatan untuk menjelaskan lebih detail lagi mengenai kisah asmaranya bersama dengan Morgan.

“Masuk yuk! Sudah waktunya tutup toko. Yang lain sudah pulang dan tinggal kita yang belum istirahat,” ucap Siti mengajak Laura untuk segera masuk menutup toko buku.

Mereka pun bergegas masuk dan menutup toko buku tersebut dengan sangat cepat. Kemudian, mematikan semua lampu toko dan menyisakan lampu bagian depan saja.

“Mau kamu apakan bunga itu, Laura?” tanya Siti penasaran.

“Entahlah, Kak. Kalau dibuang sayang, tapi kalau disimpan juga buat apa?” tanya Laura dengan tatapan bingung.

Siti mengambil bunga tersebut dan meletakan di vas bunga bercampur yang sebelumnya kosong.

“Masalah beres,” ucap Siti dengan senyum manisnya.

“Apa tidak apa-apa ditaruh disitu, Kak? Kok Laura jadi takut ya?” tanya Laura ketakutan.

“Apa yang harus kamu takutkan, Laura? Tidak ada yang perlu kamu takutkan. Soal pria yang memberi kamu bunga? Anggap saja pria itu sebatas fans mu dan bersikaplah seperti biasa. Justru, kalau kamu ketakutan yang ada malah pusing sendiri kamunya,” pungkas Siti sambil menyentuh bahu Laura agar bisa tenang.

“Iya Kak,” balas Laura singkat.

“Ya sudah jangan dipikirkan lagi, Laura. Ayo tidur Laura, sudah waktunya untuk kita istirahat.”

Siti sudah sangat mengantuk dan pada akhirnya ia tidur dengan nyenyak. Sementara, Laura belum bisa tidur karena masih menunggu kabar dari kekasihnya yang jauh disana.

Kamu sedang apa Morgan disana? Dari kemarin kamu belum juga mengirim pesan. Aku harap kamu baik-baik disana. (Batin Laura)

1
Anonymous
Updet dong
Agustin Indah Setiyaningsih
jijik ya sama kelakuan mu Rani..sdh tahu ndk cinta,masih ajj nemplok kaya parasit.
Levita Sari
lanjuttt kk😁
ISTRI SIRI TUAN RIZAL: Siap Kk 😍
total 1 replies
Bai ye
tokoh inspiratif untuk para wanita. Laura hebat bisa ngadepin semuanya dg jiwa raga yg super cool
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!