Rifan adalah seorang remaja yang pendiam dan cenderung tertutup. Sejak kecil, ia selalu menjadi sasaran empuk bagi para pembully di sekolahnya. Hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan rasa rendah diri, Rifan sering merasa putus asa dan tidak berharga. Namun, di balik kelemahannya, tersembunyi semangat dan potensi besar yang menunggu untuk ditemukan.
Suatu hari, Rifan bertemu dengan seorang guru bela diri yang melihat potensi tersembunyi dalam dirinya. Dengan bimbingan dan latihan keras, Rifan mulai mengasah keterampilan fisik dan mentalnya. Proses ini tidak hanya mengubah tubuhnya menjadi lebih kuat, tetapi juga membangkitkan keberanian dan kepercayaan dirinya.
Dalam perjalanannya, Rifan bertemu dengan tiga wanita yang mengubah hidupnya secara signifikan yaitu aiko, miyu, dan sakura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifan Darmawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 8
Hari terus berlalu, dan tepat pada hari dimana syarat yang diberikan guru telah terpenuhi. Hari itu adalah hari di mana Rifan siap untuk memulai latihan.
“Satu bulan telah berlalu sejak aku memberikanmu syarat. Hari ini aku melihatmu sudah menyelesaikan semuanya, dan kau juga menghilangkan rasa dendammu. Mulai sekarang, kau akan kulatih,” ucap guru dengan tegas dan penuh penghargaan.
Rifan mendengar kata-kata guru dengan rasa terima kasih yang mendalam. Baginya, ini adalah momen penyelesaian perjuangan yang melelahkan. Hatinya penuh kegembiraan dan rasa lega karena akhirnya ia bisa melangkah ke tahap berikutnya dalam perjalanan kehidupannya.
"Kau tak perlu sesenang itu, karena mulai hari ini akan semakin berat kau lalui," ucap guru sambil mengingatkan Rifan dengan serius.
"Aku akan berusaha, guru. Aku berjanji tak akan mengecewakanmu," jawab Rifan dengan penuh percaya diri.
Guru pun mengajak Rifan ke tempat latihan untuk memulai proses pembelajarannya. Sesampainya di sana, guru dengan tegas memperkenalkan Rifan kepada para anggota lainnya.
"Mungkin sebagian dari kalian sudah mengenalnya. Dia adalah Rifan, mulai hari ini dia akan belajar bersama kalian," ucap guru dengan suara yang menggebu-gebu.
Rifan merasa tegang namun juga penuh semangat untuk memulai petualangan baru ini. Dia siap untuk menghadapi tantangan yang lebih berat demi mencapai tujuannya.
Mereka memulai latihan, dan Rifan sangat bersemangat mengikuti. Namun, harapan Rifan hancur begitu saja saat ia langsung disuruh bertarung pada hari pertamanya.
Ia terkejut karena bahkan belum belajar, namun sudah disuruh bertarung. "Cepat Rifan, aku ingin melihat kemampuanmu!" perintah guru dengan nada tegas, wajahnya serius menatap Rifan.
"Namun Guru, aku belum berlatih, bagaimana bisa aku melawan orang yang sudah berlatih?" ucap Rifan dengan sedikit rasa takut, matanya memancarkan kebingungan dan kekhawatiran.
"Cepat, aku tidak mau mendengar alasanmu itu. Kau bilang tidak akan mengecewakanku, kalau begitu cepat, lawan dia!" ucap guru dengan nada meninggi, ekspresinya menunjukkan sedikit kekesalan dan sedikit emosi.
Rifan yang mendengar guru sedang emosi, hanya bisa menyetujuinya. Ia maju bersiap untuk melawan, namun saat wasit mengatakan mulai, ia langsung diserang.
Rifan, yang tidak memiliki kemampuan beladiri sama sekali, langsung dibuat terjatuh. Ia pun menyerah dengan cepat. "Aku... aku menyerah, tolong... aku menyerah." Suaranya gemetar, dan ekspresinya mencerminkan ketakutan."
Guru yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala, wajahnya penuh keheranan. "Kau harus ku latih sendiri. Aku yakin tak akan ada orang yang mampu melatih seseorang yang sangat payah seperti dirimu ini."
"Tapi guru, aku belum pernah berlatih. Bagaimana aku bisa menang?" Protes Rifan, wajahnya penuh kebingungan dan kecemasan.
"Tak usah alasan, seharus nya manusia punya kemampuan untuk bertahan, Namun diri mu bahkan bersiap pun tidak".kata guru sambil menarik Rifan.
"Guru, kau mau membawa aku ke mana? Aku mohon, aku akan berusaha lagi. Jangan buang aku," mohon Rifan pada guru.
"Sudah, kau diam saja! Aku akan melatihmu menjadi kuat dengan tangan ku sendiri!" ucap guru sambil menarik Rifan ke sebuah tempat.
Rifan dilatih dengan sangat keras, diharuskan mengangkat beban dan melakukan hal-hal berat hingga membuatnya hampir pingsan. Berhari-hari, Rifan terus dilatih di tempat itu tanpa diizinkan keluar, bahkan untuk sekolah. Kelelahan yang terus menerpa membuat Rifan ingin menyerah.
"Guru ini sudah beberapa hari. Kumohon, izinkan aku keluar, aku bahkan tak sekolah," ucap Rifan memohon pada guru.
"Jika kau ingin menjadi kuat, kau harus melewati semua rintangan yang ada," nasehat guru pada Rifan.
Rifan terus ingin menyerah, namun ia sudah berjanji akan menjadi orang yang berbeda. Ia tak ingin terus dibully.
Malam pun tiba. Rifan sangat kelelahan. Tiba-tiba guru datang. "Guru, mengapa kau di sini? Aku mohon, jangan tambah lagi, aku sudah lelah sekarang," kata Rifan, suaranya penuh kepasrahan.
"Baiklah, aku merasa terlalu berlebihan padamu. Aku izinkan kau pulang dan beristirahat sehari," kata guru.
"Cuma satu hari, guru?" Protes Rifan.
"Kau ini! Sudah kuberi keringanan, apa kau ingin terus berlatih, hah?" Guru marah, suaranya menggelegar.
Rifan mencoba bersikap santai, "Bercanda, Guru! Hehe, kalau begitu, aku akan bersih-bersih dulu, hehe," ucapnya dengan panik sambil bersiap untuk membersihkan tempat itu.
Setelah membersihkan, Rifan pamit untuk pulang. Meskipun hanya diberi satu hari istirahat, ia merasa senang dan berjalan dengan penuh semangat.
Namun dalam perjalanan ia tiba tiba merasa pusing, ia tak bisa menahan nya ia menahan diri nya di tembok, namun karna terlalu lelah ia pingsan.
