NovelToon NovelToon
PESONA ADIK ANGKATKU

PESONA ADIK ANGKATKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: HRN_18

Dalam keluarga yang harmonis, hidup seorang pemuda bernama Raka. Meski bukan saudara kandung, dia memiliki hubungan dekat dengan adik angkatnya, Kirana. Mereka tumbuh besar bersama, berbagi suka dan duka layaknya saudara sesungguhnya.

Namun seiring berjalannya waktu, Raka mulai memandang Kirana dengan cara yang berbeda. Kecantikan dan kemanisan gadis itu mulai membuatnya terpesona. Perasaan terlarang itu semakin membuncah, mengusik hubungan persaudaraan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HRN_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 35 Jalan buntu

Bertekad untuk tidak menyerah begitu saja setelah pengakuan menyayat Kirana, Raka dan Ibra menelusuri jejak gadis itu tanpa kenal lelah. Mereka harus menemukan penjelas di balik rahasia mengejutkan tentang jati diri Kirana sebagai makhluk roh halus.

Namun sayangnya, pencarian mereka seperti buntu di mana-mana. Sosok Kirana benar-benar lenyap tanpa jejak setelah pengakuannya waktu itu. Seakan menghilang ditelan bumi.

"Sial! Ke mana lagi kita harus memburu jejaknya, Ibra?" Keluh Raka kecewa suatu ketika sepulang dari pengembaraan panjang yang menguras tenaga.

Lelaki bijak itu hanya dapat menggelengkan kepala dengan raut wajah menyiratkan keprihatinan. "Entahlah, Raka. Sepertinya Kirana telah benar-benar menghilang dari jangkauan kita."

Raka mengerang frustasi mendengar jawaban pesimistis Ibra. Dihempaskan Nya tubuh ke batu besar di hadapannya dengan gestur kelelahan luar biasa.

"Tidak mungkin...semua petunjuk seperti buntu tanpa arah, Ibra!" Desah pemuda itu dengan nada putus asa yang kian menguat kembali. "Apa kita memang benar-benar tidak ditakdirkan untuk menemukan kebenaran di balik pengakuan Kirana?"

Ibra menatap sahabatnya dengan teduh. Diletakkannya tangan di pundak Raka sebagai gestur pemberi semangat.

"Aku memahami kelelahanmu, Raka. Tapi kumohon jangan menyerah dulu," pria bijak itu bertutur bijaksana. "Masih ada harapan selama kita mau mencari dari sudut pandang lain yang terbuka."

Raka terdiam sesaat sambil menerawang jauh ke cakrawala. Memang seharusnya dia tidak boleh menyerah begitu saja dalam mencari kebenaran ini. Meski semua jalan seperti buntu, pasti ada secercah harapan yang masih terpancar di baliknya.

"Kau benar, Ibra," jawab Raka akhirnya dengan tekad baru membara dalam sorot matanya. "Aku tidak boleh gentar hanya karena buntu-buntu kecil seperti ini. Perjuangan untuk menemukan kebenaran tentang Kirana harus tetap kulanjutkan!"

Ibra mengangguk sambil tersenyum bijak. Semangat pantang menyerah Raka seperti inilah yang selalu diapresiasi. Pemuda itu telah berjuang melawan berbagai kemelut dan jalan buntu demi mencapai tujuannya.

"Nah, begitu seharusnya tekadmu, Raka!" Ibra memuji dengan nada memberi semangat. "Kita akan temukan cara lain yang baru untuk menelusuri kebenaran tentang Kirana! Tidak akan kubiarkan jalan buntu seperti ini menghentikan perjuanganmu!"

Mendengar kata-kata meyakinkan Ibra, semangat juang Raka kembali membara di dadanya. Ditepisnya segala gejolak keputusasaan yang sempat merayapi jiwanya tadi.

Dengan langkah pasti, dia kembali menelusuri jalan pencariannya mencari jawaban tentang Kirana. Menembus segala jalan buntu yang menghadang dengan tekad lebih baja dan pandangan terbuka.

Karena dalam kisah cinta sejati seperti ini, tidak ada satupun bentuk jalan buntu yang tidak akan bisa ditembus! Selama hati dan tekad masih menyala untuk mencapai puncak kebenaran sejatinya...

...

Meski berkali-kali menemui jalan buntu dalam mencari penjelasan di balik pengakuan menyayat Kirana, Raka tetap kokoh bertekad untuk tidak menyerah. Ibra yang bijak terus mendampingi dan memberinya semangat di setiap langkahnya.

Berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan mereka mengembara menjelajahi berbagai tempat. Mencari petunjuk sekecil apapun yang bisa membuka tabir kebenaran di balik rahasia Kirana.

Namun tetap saja, seakan ada dinding tebal yang menghalangi mereka untuk menemukan jawaban yang diinginkan. Membuat Raka berkali-kali terjebak dalam lubang keputusasaan.

"Tidak bisakah kita menemukan secercah harapan saja, Ibra?" Keluh Raka lesu suatu ketika di sebuah padang ilalang yang sangat luas. "Sepertinya memang benar jika aku sudah ditakdirkan tidak akan pernah mengetahui kebenaran tentang Kirana..."

Ibra menghela napas panjang mendengar nada putus asa sahabatnya. Meski dia tidak menyalahkan Raka yang terlalu lelah, namun pria bijak itu tidak akan tinggal diam melihat nyala perjuangannya padam begitu saja.

"Dengarkan aku, Raka," tutur Ibra bijak. "Jalan buntu itu hanya ilusi yang menghipnotis kita agar berhenti berjuang meraih suatu kebenaran."

"Tapi asal kau masih memiliki kemauan di hatimu untuk mendobrak tembok itu, maka tidak ada jalan buntu yang tidak akan bisa ditembus," lanjut Ibra dengan siratan semangat melalui kata-katanya.

Raka mengernyitkan kening, mencoba mencerna nasihat bijak sahabatnya itu. Memang benar, selama ini dia seringkali terbuai ilusi jalan buntu hingga membuatnya hampir putus asa.

"Kau benar, Ibra... Selama ini aku hanya terbuai ilusi kosong itu," gumam Raka perlahan. "Padahal pada hakikatnya, masih ada jalan yang terbentang untukku mencari kebenaran tentang Kirana!"

Melihat kesiapan baru di raut wajah Raka, Ibra pun tersenyum lega. Dia tahu sahabatnya itu telah berhasil melepaskan diri dari kubangan keputusasaan kali ini.

"Nah, begitulah semangat yang harus kau jaga, Raka!" Ibra meyakinkan. "Kalau kita masih memiliki keteguhan hati, tidak ada jalan buntu yang tak bisa kita lewati untuk sampai pada kebenaran sejati!"

Raka mengangguk mantap sambil bangkit berdiri dari posisi terduduknya semula. Ada percik api baru yang berkobar dalam sorot matanya saat itu.

"Kau benar, Ibra! Ayo kita lanjutkan pengembaraan kita sekali lagi dengan cara pandang baru!" Serunya penuh semangat. "Tidak ada jalan buntu yang kekal! Kita pasti bisa menemukan jalan kebenaran di balik tabir pengakuan Kirana!"

Ibra mengangguk membalas antusiasme sahabatnya. Memang itulah tekad seorang petualang sejati seperti Raka. Tidak gentar menghadapi segala rintangan dan jalan buntu di depan mata.

Dengan keyakinan baja itu, keduanya kembali meneruskan pengembaraan. Menembus segala jalan buntu yang menghadang dengan semangat tak pernah padam. Karena sejatinya, hanya dengan cara itulah mereka bisa meraih pintu kebenaran sejati di balik semua misteri yang menyelubungi pengakuan Kirana...

...

Mengatasi segala ilusi jalan buntu yang sempat mematahkan semangatnya, Raka kembali menelusuri petualangannya mencari kebenaran di balik pengakuan Kirana dengan membara. Ibra tetap setia mendampingi di setiap langkahnya.

Mereka mengembara menapaki berbagai tantangan. Menembus rimba belantara, mendaki puncak gunung kokoh, bahkan menjelajahi kawasan-kawasan angker yang mengerikan. Tidak ada satupun rintangan yang tak mereka lalui demi mencapai tujuan suci mereka.

Namun tetap saja, jalan buntu itu seakan menghadang mereka di mana-mana. Tidak ada setitik cahaya pun yang bisa mereka temukan untuk menyingkap tabir kebenaran tentang Kirana.

"Aku merasa jenuh, Ibra...," keluh Raka lesu di sela-sela petualangan mereka menyusuri lereng ngarai yang terjal. "Sudah berbulan-bulan kita mengembara, tapi tetap saja tidak ada kemajuan."

Ibra menatap sahabatnya dengan teduh, lalu berkata penuh nasihat, "Aku mengerti jika kau merasa lelah, Raka. Tapi percayalah, perjuangan untuk mencapai kebenaran pasti akan memakan banyak waktu dan pengorbanan."

"Ambillah ini sebagai ujian mental dan keteguhan hatimu," Ibra melanjutkan. "Hanya jika kau berhasil menembusnya, kau akan mendapatkan cahaya kebenaran sejati yang kau cari."

Raka terdiam sesaat, mencoba mencerna kata-kata bijak Ibra. Memang benar, semua perjuangan mulia pasti akan dihambat berbagai jalan buntu yang membutuhkan ketabahan ekstra untuk menembusnya.

Dalam hatinya Raka berkali-kali memantapkan tekad untuk tidak menyerah sebelum meraih apa yang menjadi tujuan hidupnya. Menemukan kebenaran tentang Kirana dan pengakuannya yang mengejutkan.

"Kau benar, Ibra...aku tidak boleh menyerah begitu saja," gumam Raka dengan keyakinan baru. "Aku harus terus berjuang meski terbentur jalan buntu berkali-kali. Karena hanya dengan begitu kebenaran sejati bisa kutemukan!"

Ibra tersenyum menatap semangat juang sahabatnya yang kembali membara. Dia memang tidak pernah meragukan keteguhan Raka untuk terus berjuang mencapai impiannya.

"Nah, begitu semangat yang harus kau tebarkan!" Ibra menyemangati. "Selama kau mau terus berjuang tanpa gentar, tidak ada satu jalan buntu pun yang bisa menghalangimu meraih cahaya kebenaran!"

Raka mengangguk mantap sambil melanjutkan menelusuri petualangannya menapaki lereng ngarai itu bersama Ibra. Keyakinannya telah bulat untuk terus berjuang tanpa mengenal lelah.

Karena dia yakin, walaupun harus menembus berjuta-juta jalan buntu sekalipun, pada akhirnya dia akan tetap berhasil mencapai puncak kebenaran tentang cintanya bersama Kirana. Apapun yang akan terjadi nanti..

..

Menempuh perjalanan panjang menembus berbagai rintangan, Raka tetap kokoh dengan tekadnya untuk tidak menyerah mencari kebenaran di balik pengakuan Kirana. Ibra selalu berada di sisinya, memberi nasihat dan dukungan bijak di setiap langkah perjuangan.

Hingga pada suatu titik, mereka tiba di sebuah kawasan angker yang terkenal dengan auranya yang mencekam. Konon, kawasan itu menyimpan banyak rahasia dan misteri yang tak terpecahkan.

"Kau yakin kita harus memasukinya, Raka?" tanya Ibra memastikan ketika mereka berdiri di ambang kawasan tersebut. "Tempat ini terkenal sangat berbahaya bagi para petualang."

Raka menatap kawasan itu lamat-lamat, sebelum akhirnya berkata dengan mantap, "Jika memang di sana terdapat secercah harapan untuk menemukan kebenaran tentang Kirana, aku harus mengambil risikonya, Ibra."

"Aku sudah terlalu jauh berjuang untuk menyerah di jalan buntu seperti ini," sambungnya dengan sorot mata berkobar.

Ibra menghela napas panjang, lalu mengangguk menyetujui keputusan Raka. "Baiklah kalau itu tekadmu. Aku akan tetap mendampingimu seperti selalu, Raka."

Mereka pun memutuskan untuk memasuki kawasan angker tersebut dengan waspada penuh. Suasana mencekam langsung terasa begitu melewati gerbang batasnya. Aura misterius berhembus mengusik setiap langkah mereka.

Sesekali Raka merinding merasakan hawa tak menyenangkan berembus di sekitarnya. Namun tekadnya untuk mencari kebenaran telah mengalahkan segala ketakutan.

Menelusuri lebih dalam, mereka akhirnya sampai di sebuah lembah yang dipenuhi kabut tebal berwarna ungu kemerahan. Membuat suasana terasa semakin angker dan magis.

"Tempat apa ini? Aku merasakan aura magis yang sangat kuat bermuara dari balik kabut itu," gumam Ibra was-was.

Raka mengabaikan rasa takutnya dan mulai melangkah menerobos kabut itu. "Kita akan segera tahu jawabannya, Ibra! Sebab aku merasakan kunci kebenaran yang kucari ada di balik sana!"

Melihat keyakinan Raka, Ibra pun mengikutinya menerobos lebatnya kabut ungu itu dengan waspada tingkat tinggi. Entah apa yang akan mereka temukan di baliknya nanti.

Akankah ini menjadi akhir perjuangan panjang Raka menembus segala jalan buntu? Atau justru jalan kebenaran baru saja akan terbuka di balik misteri lembah berkabut itu? Tekad dan keberaniannya lah yang akan menentukannya!

1
Almaa
kemilau hppyEnd, thanks sehat slalu thor🙆🏻‍♀️
Almaa
/Blackmoon/
Almaa
<3
dan
wah ini raka nya mesum🤣
Almaa
nyesekkk bgt jadi Kirana, until ifeel that:/
dan
menarik ceritanya
Almaa
greged/Blackmoon/
Almaa
sangat interesting thor🌚
Anonymous
👍👍👍
Anonymous
👍
Anonymous
semangat thor
Anonymous
bagus ceritanya
Anonymous
👍
yong leee
lanjut thor
remember
bagus
remember
seru
penakosong18
🔥🔥
penakosong18
lanjut tor
HRN_18
halo raeder semua,jangan lupa tinggalkan vote kalian ya🥰😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!