NovelToon NovelToon
THEY ARE GEMSTONES

THEY ARE GEMSTONES

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:460
Nilai: 5
Nama Author: Putri Yais

Keluarga Haven bukanlah keluarga sembarangan. Haven merupakan suami dari perempuan bernama Amber. Mereka memiliki kemampuan supranatural yang sangat tinggi. Mereka memiliki tiga orang putra, dan dua orang putri. Mereka adalah pemilik mata dewa. Ambisi mereka sangat besar untuk menguasai dunia. Sebelum mata dewa itu terbuka, sampai kapanpun mereka tidak akan mencapai tujuan besarnya itu.

Mata dewa hanya bisa dibuka dengan lima batu permata yang memiliki kekuatan sangat dahsyat.

Tidak ada yang tahu jika kelima batu permata itu ternyata berubah menjadi lima gadis cantik dimana mereka akan menjalani aktivitas layaknya manusia biasa, hanya saja ketika dalam keadaan darurat maka kekuatan besar yang tersimpan dalam diri mereka akan muncul.

Kelima gadis cantik itu tinggal di sebuah tempat bernama "Home Blue" dimana pemilik tempat itu adalah seorang perempuan bernama Lin.

Yuk! ikuti perjalanan serunya dalam karya baruku ini. Jangan lupa mampir, like, dan komen. Terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Yais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGGERAKKAN BENDA DENGAN PIKIRAN

Sudah satu jam mereka melakukan tes, akhirnya Damian datang dan memberikan hasilnya pada kelima gadis itu. Mereka sangat berharap jika hasilnya sesuai dengan yang diperkirakan. Saat membuka hasilnya, mereka terlihat sangat lega karena menempati kelas kedua. Itu artinya mereka akan belajar banyak tentang magic di Key School.

"Akhirnya..." ucap Ruby sambil menghela napas.

Setelah melihat hasilnya, mereka langsung pergi menuju gedung kedua dimana itu adalah tempat semua siswa dan siswi magic berada. Bel masuk sudah berbunyi. Seorang guru perempuan bernama Mona membawa kelima gadis itu menuju kelas barunya.

"Selamat pagi, semua!" ucap guru Mona.

"Selamat pagi, Bu."

"Pagi ini kita kedatangan murid baru," ucap guru Mona. "Silahkan perkenalkan diri kalian!

"Halo, aku Shapire."

"Aku Emerald,"

"Aku Berlian,"

"Aku Ruby,"

"Dan aku Kyanite."

"Kami berasal dari Home Blue," ucap Shapire.

"Oh,, jadi kalian ini anak asuhannya Nyonya Lin? Benar begitu?" tanya guru Mona.

"Benar," jawab Shapire.

"Siapa yang tidak kenal dengan Nyonya Lin. Dia sangat baik dan ramah pada semua orang," timbal guru Mona.

"Baiklah, kalau begitu kalian bisa duduk."

"Terima kasih."

Saat semua guru tengah mengajar, Haven menemui ketiga putranya di ruang kejujuran. Dia bertanya tentang hasil tes kejujuran kelima gadis itu. Jeff memberitahu sang ayah jika mereka menempati kelas kedua.

"Aku akan pergi bersama ibumu untuk beberapa Minggu," ucap Haven. "Ayah ingin kalian yang bertanggung jawab atas sekolah ini selama kami pergi."

"Memang ayah dan ibu akan pergi kemana?" tanya Daren.

"Kami akan menemui seseorang untuk menanyakan keberadaan kelima batu permata itu," jawab Haven.

"Kenapa ayah tidak memberikan tugas itu pada kami saja?" ucap Damian.

"Tidak, nak. Aku dan ibumu yang akan pergi."

"Aku harap kalian siap untuk tugas yang aku berikan ini," ucap Haven.

"Kau tenang saja ayah, kami pasti akan menjaga sekolah ini sampai kau dan ibu kembali," jawab Jeff.

****

Sudah tiga jam lebih mereka belajar di Key School, saat istirahat kelima gadis itu mulai merasakan pusing di kepalanya. Tubuh mereka menggigil tiba-tiba. Beruntungnya di kelas tidak ada siapapun kecuali mereka berlima. Saat Ruby akan menggunakan kekuatan api untuk menghangatkan tubuhnya, ia baru ingat jika sekarang ini kekuatan yang dimilikinya hilang karena memakan buah Cherry itu.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Berlian. "Berapa lama kita akan merasakan efek dari memakan buah Cherry itu?"

Di satu sisi, Lin terus memikirkan keadaan kelima gadis itu. Dia tidak tahu jika mereka akan belajar full hari ini. Jika tidak segera diberikan penawarnya, mereka akan menanggung rasa sakit yang sangat hebat. Kekuatan mereka juga akan melemah. Lin tidak bisa membiarkan semua itu terjadi. Siang itu juga dia pergi untuk menemui kelima anak gadisnya di Key School.

Waktu istirahat tinggal sepuluh menit lagi. Keadaan kelima gadis itu tidak kunjung membaik. Ruby berjaga di depan pintu supaya tidak ada orang yang masuk ke kelas.

"Kepalaku rasanya semakin sakit," ucap Emerald.

"Apa kau bisa menghentikan waktu untuk sekejap?" tanya Shapire pada Berlian.

"Aku akan mencobanya, tapi sepertinya tidak akan lama seperti biasanya," jawab Berlian.

"Tidak apa-apa, coba dulu saja!"

Berlian mencoba memusatkan pikirannya. Dengan kekuatan yang tersisa dalam tubuhnya, dia menjentikkan jarinya untuk menghentikan waktu dan segala aktivitas orang lain. Saat dilihat ternyata usahanya itu berhasil.

"Aku berhasil," ucap Berlian lemas.

"Kalau begitu kalian tunggu disini," ucap Shapire. "Aku akan pergi untuk membawa obat penawarnya."

"Tapi Shapire..."

"Ada apa?"

"Kekuatanku tidak akan bertahan lama. Hanya dua menit saja," ucap Berlian.

"Aku mengerti. Kalau begitu aku pergi dulu," ucap Shapire.

Waktu itu Haven dan putranya sedang berada di ruang kejujuran. Jadi mereka tidak tahu ada kejadian apa di luar. Sementara Amber dan kedua putrinya sedang mengunjungi kelas pertama di gedung sebelah. Kekuatan yang dikerahkan Berlian hanya meliputi gedung kelas kedua saja.

Shapire berjalan dengan sangat hati-hati. Di satu sisi, Lin baru tiba di Key School. Dia memiliki perasaan yang sangat peka terhadap aktivitas di sekitarnya. Dari jauh Lin bisa melihat segala aktivitas yang terjadi di gedung kelas pertama, sedangkan saat melihat ke arah gedung kelas kedua Lin merasa ada yang tidak beres. Dia pergi untuk melihatnya. Sesampainya di sana benar saja semua orang terhenti dari aktivitasnya.

"Siapa yang sudah menghentikan waktu dan aktivitas orang lain seperti ini?" tanya Lin.

Saat Shapire sedang berjalan, dia tidak sengaja menabrak Lin.

"Bunda Lin..."

"Shapire?"

Melihat kondisi tubuh Shapire yang melemah, Lin langsung memberinya obat penawar.

"Minumlah ini!" ucap Lin. "Dimana yang lainnnya?"

"Mereka ada di lantai atas, Bunda. Ruangan ke 1 sebelah kanan," jawab Shapire.

Shapire menyuruh Bunda Lin untuk segera menemui mereka karena sebentar lagi aktivitas semua orang akan berjalan kembali. Lin berlari menuju lantai atas. Saat memasuki kelas, benar saja keempat anak gadisnya sudah tidak sadarkan diri. Lin memasukkan obat penawarnya ke dalam mulut mereka.

Saat pembicaraan mereka selesai, Haven dan ketiga putranya keluar dari ruangan. Beruntungnya saat mereka keluar, aktivitas semua orang sudah berjalan kembali. Keempat gadis itu pun sudah sadarkan diri. Lin sangat lega melihat kondisi mereka yang baik-baik saja.

"Syukurlah kalian semua baik-baik saja," ucap Lin sambil memeluk mereka. "Maaf karena terlambat memberikan obat penawarnya pada kalian."

"Tidak apa-apa, Bunda. Lagi pula kami sudah lebih baik," ucap Emerald.

"Dimana Shapire?" tanya Berlian.

"Tadi Bunda sempat bertemu dengannya saat akan memberikan obat penawar ini, sepertinya dia masih ada di bawah."

Bel masuk telah berbunyi. Lin harus segera kembali sebelum ada orang yang melihat keberadaannya. Saat akan turun, dia melihat Haven bersama tiga putranya sedang berjalan ke lantai atas. Dengan cepat Lin mencari tempat untuk sembunyi.

"Oh iya,, untuk hari pertama Jeff yang akan mengajar di kelas 1, sementara Damian dan Daran tugas kalian mengawasi seluruh siswa yang sedang berlatih di halaman belakang sekolah." ucap Haven.

"Baik ayah," timbal kedua putranya.

Jeff pergi menuju ruangan kelas 1. Di sana ia bertemu kembali dengan kelima gadis itu. Siang itu, Jeff akan mengajari mereka bagaimana cara mengendalikan benda dengan pikiran. Bukan hanya materi yang Jeff sampaikan, tetapi juga disertai dengan praktek. Di depan kelas, Jeff sudah menaruh vas bunga berukuran sedang. Setelah semua ilmu disampaikan, Jeff ingin mereka menggerakkan vas itu dengan pikirannya.

"Siapa yang akan mencobanya lebih dulu?" tanya Jeff.

"Kenapa tidak ada yang maju untuk mencobanya? Apa kalian tidak percaya dengan kemampuan yang kalian miliki?" ucap Jeff.

"Kami hanya takut jika kami akan gagal," jawab salah satu murid.

"Gagal adalah hal yang wajar ketika kalian sedang belajar," jawab Jeff. "Cobalah dulu! Jadi kalian akan tahu dimana letak ketidakmampuan kalian itu."

"Ayo! Coba saja dulu."

Salah satu murid maju ke depan. Dia mengikuti step by step cara untuk menggerakkan vas itu seperti yang disampaikan Jeff tadi. Hanya saja dia belum berhasil.

"Tidak apa-apa," ucap Jeff. "Kau bisa mencobanya kembali di pertemuan selanjutnya."

"Siapa lagi yang ingin mencobanya?"

"Majulah!" Kyanite mendorong Emerald ke depan.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Ruby sambil mencubit pinggang Kyanite.

"Aww, sakit..."

"Kenapa kau mendorong Emerald untuk maju ke depan?" tanya Ruby.

"Biarkan saja dia mencobanya," jawab Kyanite.

Setelah meminum obat penawar itu, kemampuan kelima gadis sudah kembali lagi. Emerald mencoba mengeluarkan kemampuannya. Dengan mudah ia berhasil menggerakkan vas bunga itu dengan pikirannya. Jeff tidak percaya jika ada murid yang mampu melakukan percobaan itu hanya dalam satu kali pertemuan.

"Kalian lihat? Salah satu teman kalian ada yang mampu melakukan percobaan itu," ucap Jeff.

"Siapa namamu?"

"Emerald."

"Baiklah, kau bisa kembali duduk."

Mata pelajaran kedua sudah selesai. Kini waktunya semua murid untuk pulang. Jeff masih penasaran dengan Emerald. Siang itu, Emerald kembali ke kelas untuk mengambil bukunya yang tertinggal di bawah meja. Sementara keempat temannya menunggu dia di bawah. Saat keluar dari ruangan, Jeff melihat Emerald kembali ke kelas. Ini kesempatan dia untuk menguji kemampuan Emerald yang sebenarnya. Setelah mendapatkan bukunya, Emerald berjalan menuruni anak tangga. Dari atas Jeff menggerakkan sebuah vas berukuran cukup besar dengan kekuatannya dan mengarahkannya pada Emerald. Dia akan melihat apakah Emerald akan bereaksi terhadap hal itu atau tidak.

"Emerald awas!!!!" teriak Jeff dari atas.

Saat Emerald berbalik badan, vas itu hampir saja mengenai wajahnya. Tapi dengan cepat Shapire datang dan menghancurkan vas itu.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Shapire khawatir.

"Aku tidak apa-apa, terima kasih sudah menyelamatkanku," jawab Emerald.

"Bagaimana bisa vas itu bergerak menuju ke arahku?" tanya Emerald bingung.

Shapire melihat Jeff yang ada di lantai atas. Begitupun Jeff menatapnya balik. Shapire merasa jika Jeff sengaja melakukan semua itu untuk melihat kemampuan Emerald yang sebenarnya.

"Kenapa gadis itu mampu menghancurkan vas bunga milikku? Sementara materi yang aku berikan saja belum sejauh itu," ucap Jeff heran.

*****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!