NovelToon NovelToon
Ragaku Milik Suamiku Tapi Hatiku Milik Dia

Ragaku Milik Suamiku Tapi Hatiku Milik Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Duda / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Heni Rita

Cinta Devan atau biasa di panggil Dev. begitu membekas di hati Lintang Ayu, seorang gadis yang sangat Dev benci sekaligus cinta.

hingga cinta itu masih terpatri di hari Lintang meski dirinya sudah di nikahi seorang duda kaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heni Rita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hinaan Bu Salma

"Apa Mamah tidak sedang bermimpi Dev?" Bu Hera mencubit kulit tangannya sendiri.

"Mah, Dev serius. Dev takut kehilangan dia Mah!" Keluh Devan dengan wajah memelas.

Ibunya tertawa geli. Baru kali ini, putra kesayangannya merana hanya karena seorang gadis.

Biasanya Devan yang suka mempermainkan hati wanita. Tapi kini dia kena batunya, seorang gadis yang bernama Ayu telah menaklukan cintanya.

"Iya, iya. Sabar coba!'

"Entah mengapa Dev tidak bisa tidur Mah. Dev tersiksa sepanjang malam, Dev harus mendapatkan gadis itu sebelum orang lain!" Desak Devan.

"Orang lain gimana Dev? Setahu Mamah kan putri Bu Salma masih sekolah."

"Iya Dev tahu, tapi gadis itu sudah di jodohkan dengan pria lain."

"Hah! Di jodohkan?"

"Hum."

"Ih, atuh kalau sudah di jodohkan mah, ngapain Mamah ngelamar dia! Gak ah, bikin malu saja!"

"Tapi Mah, sebelum ada janur kuning di depan rumah. Dia bisa di lamar siapa saja, tergantung pilihan gadis itu, ayolah Mah. Lamar gadis itu untuk Dev. Dev akan bawakan hadiah apa saja yang dia mau!" Devan memaksa.

"Kamu tuh ya? Tidak segampang itu kalau ngelamar gadis. Gimana kalau keluarganya menolak?"

Devan tercenung sesaat.

"Kalau nolak gimana?" Tambah ibunya.

"K-kalau nolak, pasrah saja lah Mah," kata Devan lesu.

Ibunya geleng- geleng kepala mendapati sikap putra kesayangannya, tidak ada angin tidak ada hujan ujug- ujug memintanya untuk meminang putri Bu Salma.

Sedang dirinya kurang begitu akrab dengan wanita itu.

Tapi melihat raut wajah Devan yang menyedihkan, dirinya tidak tega. Gadis itu pasti sangat istimewa sampai- sampai Devan bersikukuh ingin meminangnya.

"Baiklah Mah, Dev mau mengerjakan tugas kantor dulu."

Devan berjalan malas menuju ke kamarnya.

Tidak tega melihat wajah menyedihkan putranya. Cepat Bu Hera menuju ke kamarnya, ia lalu mengambil pakaian gamis dan kerudungnya dari dalam lemari, setelah mengganti pakaiannya, ia kembali ke dapur untuk mengambil satu toples kue keju di dalam rak kaca.

Lalu dengan cepat. Kue keju itu ia masukkan ke dalam kantung keresek kecil.

Tanpa memberi tahu Dev, diam- diam Bu Hera pergi menemui Bu Salma.

Bu Hera pergi jalan kaki, karena jarak rumah Bu Salma tidak terlalu jauh, jika jalan kaki hanya butuh waktu dua puluh menit.

Singkat cerita, Bu Hera sudah berdiri di depan rumah Bu Salma.

"Asalamualaikum ..." sapa Bu Hera.

Tak ada jawaban, rumah Bu Salma terlihat sepi.

"Pada kemana ya, kok sepi sekali rumahnya ..." gumannya.

Tidak lama kemudian, muncullah Bu Salma.

"Eh, Bu Hera," sapa Bu Salma sambil berlari kecil dan cepat membuka pintu pagar rumahnya.

Bu Hera tersenyum ramah.

"Ayo Bu masuk," sambut Bu Salma.

Bu Hera mengangguk.

"Ayo Bu. Silahkan duduk."

"I- iya, terima kasih Bu," ucap Bu Hera sedikit canggung.

Bu Salma tersenyum kecil sambil menatap heran wajah Bu Hera, dia sedikit kaget dengan kedatangan Bu Hera dengan tiba: tiba.

"Maaf ya Bu. Ada keperluan apa Ibu datang kemari?" Tanya Bu Salma sedikit sungkan.

"Oh, tidak. Ini saya hanya mau memberi ini buat Bu Salma," kata Bu Hera sambil menyerahkan kantung plastik kecil itu ke tangan Bu Salma.

"Apa ini Bu?" Tanya Bu Salma.

"Itu kue keju, sengaja saya buatkan untuk  Ibu," ucap Bu Hera sambil celingukan, penasaran ingin mengetahui gadis yang bernama Ayu yang sudah membuat putranya tergila- gila ingin meminangnya.

"Duh, kenapa repot- repot Bu, saya jadi gak enak," ucap Bu Salma.

Bu Salma lantas memperhatikan gerak- gerik Bu Hera yang sedikit membuatnya penasaran, pagi- pagi berkunjung ke rumahnya membawa kue keju, pasti ada maunya. Bu Salma yakin, kedatangan Bu Hera pasti ada hubungannya dengan Devan.

"Bu, mau minum teh atau kopi," tawar Bu Salma.

"Eh, gak usah repot- repot. Saya cuma sebentar kok, saya hanya ingin tahu. Kabarnya ibu punya seorang putri yang bernama Ayu, saya hanya ingin kenal sama putri ibu," ucap Bu Hera sungkan.

Bu Salma mendengus kasar, ternyata dugaannya benar.

"Kenapa Bu? Memang benar saya punya seorang putri yang bernama Ayu, trus maksud dan tujuan Ibu ingin kenal dengan putri saya, Apa?" Sinis Bu Salma angkuh.

Tentu saja kalimat sedikit kasar yang terlontar dari mulut Bu Salma membuat Bu Hera tersinggung.

"Maaf ya Bu. Putri saya sudah di jodohkan dengan seorang pengusaha kaya raya, bandar besar dari desa sebelah!" Bu Salma tak segan- segan menunjukan sikap angkuh nya pada Bu Hera.

Bu Hera mengerat dada, ucapan Bu Salma begitu menyakitkan. Padahal, dirinya belum mengutarakan maksud dan tujuannya datang ke rumahnya, tapi belum apa- apa, Bu Salma sudah menyimpulkannya sendiri, seolah putranya tidak pantas untuk putrinya.

"Syukurlah kalau putri ibu sudah punya calon yang kaya raya. Saya datang ke sini hanya ingin mengenal putri ibu saja, tapi bukan berarti saya tertarik untuk menjadikan putri ibu sebagai menantu saya, ibu pikir, putra saya Devan tidak ada yang mau. Putra saya punya pekerjaan bagus, yang mau sama putra saya juga gadis kaya semua!" Kata Bu Hera tidak mau kalah.

Bu Salma menyungging senyuman menatap remeh Bu Hera.

"Syukurlah, mudah- mudahan putra ibu cepat sadar! Biar gak ada lagi korban cinta palsunya! Kalau saya mah, lebih baik putri saya jadi perawan tua daripada harus jadi istri lelaki bajingan seperti dia!" Sindir Bu Salma sambil membuang mukanya.

Deg!

Mendengar perkataan sadis Bu Salma, sontak membuat Bu Hera naik pitam.

"Ingat Bu! Mulutmu harimaumu, suatu hari nanti, saya janji. Ibu akan memohon pada saya untuk kebahagian putri ibu! Ibu tidak berhak menghina putra saya!"

"Loh, memang benar kan? Putra ibu memang bajingan! Semua warga di sini juga tahu, siapa dia! Kerjanya main perempuan! Laki- laki bajingan seperti putra ibu masa depannya gak jelas! Ih, amit- amit kalau saya harus punya menantu seperti dia!"

Kata- kata menyakitkan yang terjun dengan bebasnya dari mulut Bu Salma membuat dada Bu Hera sesak.

"I-ibu ini, ku- kurang ajar ya? Su- sudah menghina putra saya!" Tunjuk Bu Hera murka.

Bu Salma menyeringai. Lalu ia ambil kantung keresek kecil itu.

"Silahkan Ibu tinggalkan rumah saya! Dan ambil kue keju ini! Kue murahan, saya mampu beli! Heh, Mau nyogok saya dengan kue keju!" Bu Salma kemudian melempar asal kantung kecil itu di atas meja tamu.

Bu Hera menggelengkan kepala. Senyum seringai tercetak di bibirnya.

"Ibu sudah menghina putra saya! Ibu belum tahu siapa putra saya! Di kantor dia punya jabatan, di hormati dan di segani. Jangan kira putra tidak punya masa depan! Ingat, Dev putraku bisa berbuat apa saja kalau tahu ibunya di sakiti! Dan hari ini, saya katakan sekali lagi! Putri Ibu, Ayu! Suatu hari nanti akan bertekuk lutut mengharap cinta Dev! Camkan itu!"

Setelah mengatakan kata azimat itu, Bu Hera pergi dari sana diiringi air mata.

Sakit, rasanya mendapati hinaan dan cacian begitu sadis dari Bu Salma.

Bu Hera akui, Devan memang suka mempermainkan perempuan, tapi tidak sepantasnya Bu Salma menghakimi dan merendahkan putranya sekeji itu.

1
Abel_alone
tetap semangat 🌹🌹🌹🌹
Luna Sani: Terima kasih kak ..🙏😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!