Cinta Bunga Matahari

Sudah hampir empat jam Cinta tertidur, tapi tampaknya ia masih enggan untuk membuka matanya. Hary yang sedari tadi setia untuk menjaganya pun ikut terlelap di pinggir kasur yang ia tempati.

Oh ya ampun, aku ketiduran. Ternyata hari sudah malam, gumam Hary sendiri.

Kemudian iapun memegang kening kekasihnya itu untuk memeriksa keadaannya,

Sepertinya panasnya mulai berkurang, tapi mengapa ia belum bangun juga yah, pikirnya.

Lebih baik aku memesan makan malam dulu, agar saat ia terbangun makanan telah ada, pikirnya pula.

Yah benar saja, akhirnya Cinta terbangun.

Aduh kenapa kepalaku ini terasa sakit sekali yah, gumamnya sendiri sambil memegang kepalanya.

Dimana aku ini? Oh my God, sepertinya aku masih di rumah Hary, tambahnya lagi.

Ceklek suara pintu terbuka. Tampak Hary datang menghampirinya.

Hai kau sudah bangun baby? tanya Hary lembut.

Ya baru saja, Tapi kenapa aku berada di kamarmu? tanya Cinta sambil mengumpulkan kesadarannya.

Tadi tubuhmu sangat panas, kau sakit dan tak sadarkan diri makanya kau ku pindahkan ke dalam kamarku, jelas Hary singkat.

Sebaiknya kita pergi ruang makan, aku sudah memesan makanan untukmu sebab kau harus segera memakan obatmu agar segera sembuh, ucap Hary perhatian.

Apa tadi dokter juga datang ke sini untuk mengobatiku ? Aku pasti sudah sangat merepotkan dirimu, ucap Cinta merasa tak enak hati.

Hei ayolah, bersikaplah biasa saja. Aku tadi emang menghubungi dokter, sebab aku gak ingin terjadi apapun padamu, jawab Hary.

Apakah kau bisa berjalan sendiri? Jika tidak aku bisa menggendong mu seperti tadi, goda Hary.

Aku hanya panas, kakiku tidak patah, jawabnya ketus.

Oh my God, mungkin cuma saat tidur ia terlihat manis, sedang saat bangun ia begitu ketus dan sedikit menyeramkan. Dia tak sadar jika aku sedari tadi menjaganya dengan rasa cemas dan penuh kasih sayang, ucap Hary pura-pura kecewa.

Sudahlah hentikan sikap konyolmu itu! kau sudah bisa ikut bermain film, ucap Cinta pula.

Entah mengapa Hary sangat suka menggoda Cinta, ada kesenangan tersendiri yang ia rasakan. Ia bahagia dengan adanya Cinta meskipun kadang sikapnya di luar nalar dan semaunya saja. Mereka pun kini sedang menyantap makanan dengan penuh sukacita.

Selesai makan, Cinta hendak membereskan piring yang mereka gunakan tadi, namun Hary mencegahnya karena kesehatannya masih belum pulih seperti sediakala.

Taruh piring itu kembali, kau masih belum pulih. Kau harus banyak istirahat jika kau ingin segera baikan, ucap Hary penuh perhatian.

Aku ingin pulang! ucap Cinta sedikit cemas.

Besok aku akan mengantarmu pulang. Hari sudah sangat larut. Angin malam tak baik untuk kesehatanmu. Istirahatlah di kamarku. Aku akan tidur di luar, ucap Hary tak ingin dibantah.

Seolah tak bisa membantah, akhirnya Cinta berlalu menuju kamar Hary untuk beristirahat dan meninggalkannya dengan sedikit cemberut.

Ada-ada saja tingkahnya itu. Aku bisa gila dibuat olehnya, gumamnya Hary dalam hati.

...💚 💚 💚 💚 💚 💚...

Keesokan paginya Cinta terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Entah mengapa tidur di kamar milik Hary sangat nyaman, senyaman bersama orangnya, pikirnya pula sambil tersenyum.

Sebelum mandi, cinta berencana melihat keadaan Hary yang semalaman tidur di sofa.

Ditatapnya wajah tampan milik Hary, ada percikan-percikan bahagia di hatinya. Sungguh beruntung ia bisa bersama dengan pria yang ada dihadapannya ini. Namun tiba-tiba saja Hary bersuara, dan ia pun seakan terkejut seperti pencuri yang tertangkap.

Hey jangan pandangi aku terus, nanti kau semakin jatuh cinta padaku, goda Hary sambil membuka matanya.

Hary tersenyum mendapati kekasihnya ada di depan matanya. Meskipun semalam mereka bersama, tak ada niat buruk yang terlintas di benaknya. Ia begitu mencintai kekasihnya dan akan selalu menjaganya tanpa harus merusaknya. Ia paham akan batasan-batasan saat bersama wanita. Ia hanya ingin wanita yang menjadi kekasihnya selalu merasa nyaman dan terlindungi saat bersama dengannya.

Apa kau sudah baikan, baby? tanya Hary lagi.

Kondisiku sudah lebih baik, sebab aku memiliki perawat yang siap siaga, jawab Cinta sambil tersenyum menatap ke arah Hary.

Hari ini weekend, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat dan memperkenalkan mu dengan seseorang, ucap Hary kemudian.

Benarkah, kemana dan siapa? tanya Cinta penasaran.

Bersiap-siaplah, jangan banyak tanya nanti kau akan tahu sendiri. Kita akan sarapan di sana saja. Oh iya, bajumu sudah ada di meja, ucapnya lagi sambil tersenyum.

Oh kau begitu perhatian, terima kasih! ucap Cinta tak sungkan lagi dan berlalu meninggalkannya.

20 menit kemudian mereka telah siap mandi dan berpakaian. Hary memakai pakaian yang sedikit lebih santai dari biasanya. Ia hanya menggunakan celana pendek dipadukan kaos putih, terlihat tampil sederhana tampak sangat mempesona. Sedang Cinta memakai celana jeans kulot dengan mode robek-robek dipadukan dengan kaus putih yang agak gantung sehingga terlihat lebih seperti ABG. Kali ini ia sedikit memoles wajahnya dengan bedak dan make up tipis karena Hary ada memesannya juga untuknya.

Merekapun pergi dengan mobil sport mewah milik Hary. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang. Mereka tampak begitu sangat menikmati perjalanan ini.

Apa kau suka mendengarkan musik, tanya Cinta penuh minat.

Of course, jawab Hary santai.

Katakan jenis musik apa yang kau sukai? tanya Cinta lagi.

Apapun aku suka, jawab Hary kemudian.

Apa aku bisa menghidupkan musik di mobilmu? tanya Cinta meminta persetujuan.

Tentu, lakukan apapun yang membuatmu bahagia, terang Hary sambil tersenyum menandakan ia setuju.

Kemudian Cinta menyambungkan bluetooth ponselnya ke pemutar MP3 player di mobil Hary. Cinta memutar lagu M2M "The day you went away", Kemudian Cinta pun ikut bernyanyi sesuai liriknya, diikuti Hary yang terbawa suasana dan akhirnya mereka berdua bernyanyi bersama.

...Ow...Ow.....

...Well I wonder could it be...

...When I was dreaming 'bout you baby...

...You were dreaming of me...

...Call me crazy, call me blind...

...To still be suffering is stupid after all of this time...

...Did I lose my love to someone better...

...And does she blove you like I do...

...I do, you know I really really do...

Mereka sangat menikmati perjalanan kali ini, dengan bernyanyi, bercanda, dan tertawa. Mereka seakan satu circle dengan memiliki hobi dan minat yang sama.

Tak terasa mereka telah memasuki sebuah kawasan perumahan elit dan mereka memasuki sebuah rumah yang tampak begitu besar dengan halaman yang luas ditumbuhi berbagai pepohonan dan bunga-bunga yang sangat indah.

Ayo turunlah, kita telah sampai, ucap Hary tersenyum.

Kita sedang dimana ini, dan ini rumah siapa? tanya Cinta penuh selidik.

Ini rumah orang tuaku baby, kita akan menemui mereka, jawab Hary sambil menarik tangan Cinta agar segera turun dari dalam mobilnya.

Oh my God, kenapa kau seenaknya saja mengajakku ke rumahmu tanpa memberi tahu sebelumnya? tanya Cinta seolah tak percaya dengan semua ini.

Santai sedikit baby, mereka sedang menunggu kita. Mereka akan senang berkenalan denganmu, apalagi ibuku, terang Hery santai.

Setelah perdebatan yang lumayan panjang, akhirnya mereka pun turun dari dalam mobil. Hary terus menarik tangan Cinta agar mau masuk ke dalam rumah. Cinta seolah malu, untuk bertemu dengan keluarga Hary yang notabenenya orang kaya.

Tiba-tiba pintu rumah itu terbuka sebelum mereka hendak mengetuk rumah tersebut.

Ceklek,

Tampak seorang pria sedang merangkul wanita di sampingnya dan menyambut kedatangan mereka dengan senyuman bahagia. Mereka sepertinya adalah kedua orang tua Hary. Hary memeluk mereka bergantian dengan penuh kasih sayang.

Oh anakku, sudah lama sekali kau tidak pulang ke rumah. Apa kau tak lagi merindukan Mamamu? tanya Mama Hary dengan raut sedih.

Aku sangat sibuk Mom. Aku juga sangat merindukanmu Mom, termasuk kamu Pa, ucap Hary sambil tersenyum dan memeluk sekali lagi orang tuanya.

Kau sudah besar dan merasa tidak membutuhkan kami lagi, sindir Papanya.

Ayolah Pa jangan begitu, aku di sini sekarang bersama kalian, tambah Hery pula.

Hai siapa gadis cantik ini, apakah dia kekasihmu? Kau belum memperkenalkannya kepada kami, tanya Mama Hary sambil memegang pipi Cinta.

Hary melirik Cinta, agar ia mau bersuara dan memperkenalkan dirinya kepada orang tuanya.

Oh iya Tante dan Om, namaku Cinta dan aku berteman dengannya, ucap Cinta memperkenalkan dirinya.

Ehem, ehem

Hary berdehem, seolah tak setuju dengan ucapan Cinta yang mengatakan dirinya hanyalah sebagai teman.

Mama Hary hanya bisa tersenyum melihat interaksi anaknya dengan Cinta yang dianggapnya sangat lucu. Mama Hary tau jika anaknya ini sangat posesif jika sudah menyayangi seseorang.

Apakah kalian hanya akan berdiri di depan pintu saja. Hary ajak kekasihmu masuk, tidak sopan membiarkan tamu berdiri berlama-lama, ucap Papa Hary.

Tanpa aba-aba, Mama Hary merangkul Cinta dan mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah. Sedang Hary dibiarkan mengikuti mereka dari belakang. Tibalah mereka di ruang makan dan mempersilahkan Cinta untuk duduk di kursi dan memakan makanan yang sudah di masak oleh Mama Hary.

Wow makanan ini sangat banyak, dan kelihatannya sangat lezat. Apakah Tante yang memasak ini semua? tanya Cinta seolah takjub dan pura-pura tidak malu lagi.

Mama Hary hanya mengangguk tanda mengiyakan sebagai jawaban atas pertanyaan Cinta.

Makanlah selagi hangat, ucap Mama Hary mempersilahkan makan.

Mamaku terbaik untuk urusan makanan, puji Hary kepada mamanya.

Sayang, kamu juga makanlah! ucap Mama Hary ke papanya.

Aku kira dengan adanya anakmu, kau akan melupakanku, ucap Papa Hary dengan penuh cinta.

Aku tidak mungkin melupakan suamiku sendiri, balas Mama Hary pula dengan tersenyum.

Papa Mama Hary tampak sangat romantis di usia mereka yang tidak muda lagi. Keluarga Hary tampak begitu sangat harmonis. Mereka saling menyayangi satu sama lain. Hary tampak begitu dekat dengan orang tuanya. Ia juga sesekali menunjukkan perhatiannya dengan mengucapkan rasa sayang, memuji, dan berkata dengan sangat lembut kepada kedua orang tuanya. Cinta sangat senang sekaligus iri melihat interaksi mereka. Sebelumnya, ia hanya berlaku cuek terhadap orang tuanya meskipun mereka sangat memperhatikan dirinya.

Melihat kedekatan kalian, aku jadi rindu dengan orang tuaku, ucap Cinta sedih.

Kau bisa menganggap Om dan Tante sebagai orang tuamu jika kau mau, ucap Mama Hary sambil berlalu memeluk Cinta.

Cinta pun membalas pelukan mama Hary. Ia sangat bahagia bisa berada diantara mereka.

Hary pun sangat bahagia bisa melihat kedekatan antara mamanya dan kekasihnya itu. Sungguh pemandangan yang langka.

Selesai sarapan, mereka berkumpul dan duduk di halaman belakang yang langsung menghadap ke arah kolam berenang. Di sana mereka bercerita dan tertawa seperti keluarga.

Ceritakan sedikit tentang keluargamu sayang, pinta Mama Hary.

Papaku seorang pengacara dan Mamaku seorang pengusaha, ia desainer dan memiliki butik. Aku anak tunggal sama seperti Hary, Tante, jelas Cinta tanpa sungkan.

Oh pasti mama dan papamu tidak mudah untuk melepasmu untuk bersekolah di sini, ucap Mama Hary.

Tante benar, aku berpuasa selama tiga hari untuk bisa sekolah di sini, ucapnya sambil malu-malu.

Kau sangat lucu, aku suka padamu. Sudah lama aku ingin memiliki anak perempuan, tapi aku hanya bisa melahirkan Hary seorang. Tapi aku sekarang senang dengan adanya kamu. Aku ingin kau menjadi anakku dan memanggilku mama sama seperti Hary, tidak boleh menolak, ucap Mama Hary seakan memaksa dan tersenyum.

Baiklah tan, eh...Ma, ucap Cinta sambil tersenyum bahagia.

Anak sama ibu sama-sama suka memaksa, pikirnya pula.

Sepertinya wajah Mama tidak menunjukkan berasal dari negara ini, tanya Cinta penasaran.

Mama sama sepertimu sayang. Mama juga berasal dari Indonesia, akan tetapi sejak kecil orang tuaku telah merantau dan kami menetap di sini. Nenek kakek Hery dulunya tinggal di Palembang. Mereka dulu mencoba mengadu nasib dengan membuka restauran kecil di sini, dan sekarang berkembang dan Mama yang meneruskannya, jelas Mamanya.

Apakah Mama memiliki sanak saudara juga di sini? tanya Cinta lagi seolah ingin tahu.

Mama memiliki dua orang saudara lagi, seorang kakak laki-laki dan adik perempuan. Bisa dikatakan Om dan Tante Hary. Mereka juga menjalankan bisnis keluarga di sini, lain kali mama akan memperkenalkan mereka padamu, ucap Mama antusias.

Tak terasa matahari mulai meninggi, cuaca semakin panas. Obrolan mereka pun terhenti sejenak karena mereka akan berpindah tempat, masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang keluarga. Di tempat ini mereka masih melanjutkan obrolan mereka yang sempat terhenti tadi. Agaknya bahan pembicaraan mereka tak pernah ada habisnya.

.

.

.

Wow udah kenalan sama camer aja nih, makin ke sini makin seru yah😅