Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .
" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Suara Yang Sama
" Ibu jam segini sudah masak ? " . Tanya Maya .
" Iya bapak kan bawa bekal tiap kerja , lagian ibu juga sudah biasa masak jam segini kalaupun bapak libur juga jam segini sudah masak " .
" Maya mandi dulu ya bu " .
" Iya nduk buruan mandi terus sholat , selesai sholat sebelum di make up kalian sarapan dulu " .
" Iya bu " .
" Viya bantuin apa bu ? " .
" Ndak usah , kamu siapin aja perlengkapan make up kamu nduk , biar nanti kalau sudah sarapan tinggal bantu make up nya " .
" Iya bu , makasih ya bu " .
" Sama - sama sayang " .
Aku mengambil kunci kotak make up ku di laci meja di ruang tengah . Sembari menunggu Titin selesai mandi , ku cek semua alat make up yang di butuhkan .
" Vi , aku sudah selesai nih " .
" Eh , iya bentar Tin , kamu mau sholat ? " .
" Aku lagi haid nih , kamu punya pembalut gak ? " .
" Ada , itu di rak samping kasur " .
" Oke " .
" Beres " .
" Apa Vi ? " .
" Oh ini alat make up nya , ya udah aku mau mandi dulu , belum sholat juga " .
Aku segera menyiapkan baju ganti dan masuk ke kamar mandi .
" Viya " .
" Apa Tin ? " .
" Viya " .
" Iya aku denger , kamu bilang aja " .
" Viya " .
" Jangan becanda ah , aku guyur nih " .
" Usap cermin dengan bunga melati tiga kali sebelum menggunakannya " .
" Hei , kamu siapa ? " .
Aku tak peduli lagi dengan siapapun yang iseng , tapi tengkuk ku meremang , aku pikir itu karena aku kedinginan saja .
Buru - buru aku selesaikan mandi ku dan berwudhu , supaya sholat subuh ku juga tak kesiangan .
Aku memang bukan perempuan yang sholihah seperti perempuan - perempuan yang menggunakan baju panjang dan kerudung , tapi aku juga tak mau jadi perempuan yang buruk .
Sholat lima waktu tak pernah aku tinggal kan kecuali sedang haid saja . Aku juga tak memakai pakaian - pakaian ketat , meskipun sesekali aku menggunakan celana panjang selutut , aku selalu berusaha menutupi bagian pinggul ku dengan baju yang lebih panjang .
Kalau pun aku memakai kaos pendek atau tank top , sudah di pastikan kalau aku juga memakai Hoodie atau jaket dan sejenis nya untuk bagian luar nya .
Selesai makan kami sengaja membantu ibu sebentar mencuci piring bekas kami makan karena fi dapur juga sudah bersih , perabot bekas masak sudah di cuci ibu semua .
" Bu Viya berangkat ke ruko sekalian hari ini buka saja bu siapa tahu rejeki Viya dayang hari ini " .
" Iya nduk , nanti ibu kirim makan siang nya , jangan beli di hemat saja uang nya but keperluan kamu " .
" Tapi ibu siapa yang ngantar nanti ? " .
" Ibu kan bisa jalan nduk , bisa pake payung kalau panas , sudah ah biarin aja ibu cuci mata " .
" Hehehe iya iya bu , kami berangkat dulu , Assalamu'alaikum " .
Dua sahabat ku juga pamit dan mengucap salam hampir bersamaan dengan ku .
Setiba nya di ruko , teras nya sangat kotor karena beberapa hari aku tinggalkan , ada jejak sandal juga mungkin sandal orang - orang yang meletakkan cermin kemarin .
" Kalian masuk aja , aku mau sapu bentar biar ndak lengket di kaki " .
Ketika mengucap salam dan memasuki ruko , hawa di dalam sangat sejuk seolah ada di daerah pegunungan . Aku merasa aneh saja padahal AC juga belum aku nyalakan .
" Vi , keren nih ruko kamu , adem , mata seger aja masuk di sini kayak kalo kita liat sawah - sawah yang ijo itu " . Ujar Titin .
" Sawah ? , ngaco kamu , yang depan kamu ini baju - baju kebaya bukan sawah " . Maya pun menimpali .
Aku hanya tersenyum saja mendengar debat mereka .
" Bismillahirrahmanirrahim , Yaa Allah , hamba ingin memulai pekerjaan halal hamba , mohon lindungi hamba dari kejahatan apapun di dunia ini , Aamiin " . Aku buka kain penutup cermin nya .
" Kok buram Vi cermin nya ? " . Maya mendekati ku .
" Iya nih kok gitu cermin nya ? " . Titin pun ikut berkomentar .
Aku mulai berpikir kenapa cermin nya seperti cermin yang tak memiliki pantulan , merasa ada yang aku lupakan tiba - tiba tercium aroma melati , saat itu juga aku teringat suara yang menyuruh ku mengusap cermin dengan bunga melati sebelum aku menggunakan cermin nya .
Beruntung di dalam kulkas ruko ku di lantai atas aku masih menyimpan kuncup melati di dalam nya . Tanpa pikir panjang aku pun mengambil beberapa butir dan mendekatkan nya ke cermin .
" Buat apa melati nya Vi ? " Tanya Maya .
" Oh ini biar ndak buram lagi cerminnya " .
" Bisa ya pake melati ? " .
" Lha ini bisa kan " .
" Siap dulu nih yang di make up ? " .
" Aku dulu aja deh , keburu ngantuk lagi " . Ujar Titin si tukang tidur .
Maya yang sedang mengantri mengajak ku mengobrol santai biar tak jenuh .
" Sudah Tin " .
" Hah apa nya ? " .
" Ya itu make up nya sudah " . Jawab ku sambil tersenyum .
" Cepet amat sih " . Protes nya , tapi kemudian tersenyum saat melihat hasil make up nya .
" Bidadari " . Ujar nya sambil tertawa .
Maya yang melihat Titin tampil memukau , dia pun sangat bersemangat untuk segera melihat hasil riasan wajah nya juga .
" Acara nya pake tema apa nih ? " . Tanya ku pada kedua nya .
" Cuma di bilang ungu putih gitu aja " . Jawab Titin sambil sibuk memilih kebaya yang pas dengan tubuh nya yang memiliki tinggi 165 senti dan berat badan 60 kilogram . Sedangkan Maya tinggi badan nya 160 dengan berat badan lebih padat dari Titin 68 kilogram .
Diantara mereka berdua aku yang lebih pendek , tinggi ku hanya 158 senti dan berat badan ku 62 kilogram .
Titin memiliki darah campuran Betawi dan Batak , kedua orang tua Maya berasal dari Bali dan Madura ,sedangkan aku asli memiliki darah Jawa .
Tapi bukan kah sudah betul semboyan bhineka tunggal ika , dan persahabatan kami sejak sekolah dasar pun menjunjung tinggi harkat dan martabat . Buktinya kami nyambung - nyambung saja meskipun bahasa kami kadang kebawa bahasa dari asal kami .
" Widih , cantik kamu May " . Titin mengejutkan ku sebab dia berteriak tepat di samping telinga ku .
Maya yang masih belum melihat ke arah cermin pun jadi penasaran .
" Gila , gila kamu Vi , dasar MUA gak ada obat hahaha " .
" Sudah - sudah buruan pilih kebaya nya kalian jangan sampai telat ke lokasi , oh ya kalian naik taksi online aja , motor kalian biar di sini " .
" Siap " .
Aku pun merapikan kembali perlengkapan merias ku . Sungguh aku bahagia kalau orang yang aku rias juga bahagia dan merasa puas dengan hasil nya .
" Kami berangkat dulu Vi , makasih ya make up nya , entar aku rampok kan kue yang banyak deh " . Ujar Titin sembari melambaikan tangan nya masuk ke dalam taksi online tang sudah di pesan .
Karena belum ada pelanggan yang datang lagi aku pun membersihkan lantai atas dan mengepel lantai yang belum sempat aku lakukan .
" Viya " .
Suara itu lagi , mata ku memejam memastikan bahwa aku hanya berhalusinasi saja . Tapi saat aku membuka mata .
GUBRAK !!