Tarik Ulur Cinta

“Duduk dulu bentar ya, aku siapin dulu barang-barang aku! Aku engga bawa banyak kok, dua hari aja aku nginap di sana, semoga kamu engga keberatan,” ujar Jemima kepada Arion saat mereka tiba di rumah kontrakan Jemima, untuk mengambil beberapa barang penting milik gadis itu.

Arion sama sekali tidak menanggapi perkataan Jemima. Ia hanya duduk sembari memainkan ponselnya. Saat Jemima sedang disibukkan dengan urusannya, Arion memilih untuk berkeliling rumah kontrakan bawahannya itu.

“Arghhh, kamu ngapain?” teriak Jemima saat keluar dari kamarnya dan mendapati Arion sedang berdiri sambil memperhatikan sesuatu.

“Dasar mesum!” lanjut Jemima sembari mengambil jemuran kecil yang ia gantungkan di atas palang pintu yang ada di dekat dapurnya.

Ia segera mendorong Arion untuk menjauh dari tempat itu. Wajah Jemima merah padam karena malu. Jemima merasa saat dirinya bersama Arion pasti ada saja kejadian memalukan yang harus ia alami.

“Kamu punya kebiasaan majangin onderdil kamu secara terbuka ya?” tanya Arion dengan senyum mengejek yang membuat Jemima memelototinya. Ia tak menyangka Arion bisa bicara sesantai itu kepada Jemima.

“Kamu pikir aku sengaja, kemarin ujan, jadi jemurannya aku masukin ke dalam. Mana aku ingat klo jemurannya masih disitu, orang aku keburu nginap di rumah sakit, sama di rumah kamu!” teriak Jemima sambil mengepalkan tangan karena amarahnya yang semakin memuncak.

“Iya, iya, ternyata cuma segitu!” ujar Arion santai yang membuat Jemima menghadiahi diri lelaki itu dengan sandal terbang. Jemima menghampiri lelaki itu karena merasa sangat jengkel, ia mencoba memukul lengan Arion tetapi lelaki itu menangkap tangan Jemima dan menariknya ke arah lelaki itu, yang membuat gadis itu terkejut.

Jemima berakhir dengan terduduk di pangkuan Arion yang membuat gadis itu terkejut. Jemima segera beranjak dan menjauhkan dirinya dari Arion. Wajah gadis itu memerah dengan sempurna, sementara Arion terlihat biasa saja. Wajah lelaki itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Setelah keheningan yang beberapa saat menyelimuti mereka, Jemima berinisiatif mengajak mereka untuk kembali ke kediaman keluarga Arion.

***

Jemima masih merasa canggung saat berhadapan dengan Arion karena kejadian yang terjadi di rumah kontrakannya beberapa hari yang lalu. Gadis itu sebisa mungkin menghindari Arion, karena setiap kali ia melihat sahabat kecilnya, ia kembali teringat dengan kejadian yang memalukan itu.

Jemima bahkan memilih untuk selalu berangkat lebih awal ke kantor, agar tidak perlu berangkat bersama lelaki itu. Miranti mempertanyakan hal itu, tetapi Jemima selalu beralasan bahwa ia harus sampai terlebih dahulu di kantor untuk mengecek absensi trainee yang ada di hotel tempat mereka bekerja.

Arion sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa pun dengan sikap yang diambil oleh Jemima. Ia sama sekali tidak menanyakan kenapa Jemima berbohong pada ibunya, atau mengomentari obrolan yang terjadi antara keluarga dan Jemima. Terkadang Jemima merasa sangat kesal dengan sikap dingin Arion, tetapi ia memahami alasan lelaki itu bersikap demikian.

Jemima bersyukur karena sikap yang ditunjukkan oleh Arion adalah salah satu penanda bahwa Arion masih tidak menyukai keberadaan Jemima di dekatnya tetapi ia menghormati keluarganya sehingga ia memilih opsi diam dan menjaga jarak dengan Jemima. Saat di kantor sikap Arion juga masih sama, dingin dan tegas.

Terkadang Jemima merasa bahwa Arion memang sengaja bersikap keras kepadanya karena tidak menyukai Jemima. Ia bisa melihat dengan jelas perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh Arion kepada staff lain, dan juga kepada dirinya. Walau itu terasa menyakitkan, tetapi Jemima berusaha menahannya dan bersikap profesional dalam bekerja.

“Permisi, bisa saya bertemu dengan Ibu Jemima?” seru seseorang yang membuat Jemima menoleh ke arah pintu.

“Ohh, silakan masuk, Dok. Ibu Jemima ada di ruangannya!” balas Dante yang sepertinya mengenal orang yang ingin menemui atasannya itu.

“Dokter Oscar?” seru Jemima saat melihat keberadaan Oscar di depan pintu ruangannya.

“Hai, maaf Ibu Jemima, saya harus ke sini karena kayaknya ibu lupa sama jadwal pemeriksaaan ulang yang sudah jadwalkan kemarin,” jelas Oscar yang membuat Jemima mengerutkan dahinya seolah sedang berpikir.

“Ahhh, maaf banget dok! Saya lupa! By the way, kenapa dokter tau tempat kerja saya?” tanya Jemima yang merasa bingung dengan keberadaan Oscar di tempat itu.

“Saya salah satu dokter in charge di klinik hotel, bu! “ jelas Jemima sambil tersenyum manis.

“Ahhh, pantes dokter kayaknya kenal dengan Pak Arion ya, maaf saya masih baru jadi belum hafal semua,” balas Jemima. Oscar mengangguk paham dan lagi-lagi menyunggingkan senyuman yang bisa membuat banyak hati wanita meleleh.

Oscar mengajak Jemima ke klinik hotel untuk diperiksa ulang. Jemima mengiyakan ajakan Oscar setelah meminta ijin kepada Arion. Mereka berdua terlibat perbincangan seru yang membuat Jemima banyak tertawa. Jemima merasa nyaman di dekat Oscar karena pembawaan sang dokter yang ramah dan humoris.

Jemima telah selesai diperiksa dan ia bersiap untuk kembali ke ruangannya, tetapi langkahnya terhenti karena mendengar perkataan dari Oscar.

“Ehmm, Ibu Jemima, weekend ini ada acarakah? Ehmm, kalo saya ajak jalan kira-kira mau engga?” tanya Oscar dengan hati-hati.

Oscar merasa tertarik dengan kepribadian Jemima yang hangat. Ia juga merasakan koneksi yang baik dengan gadis cantik berlesung pipi itu. Jemima sempat terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya ia memberikan jawab kepada dokter muda itu.

“Boleh, dengan senang hati. Dok!”

***

Keesokan harinya….

Dante kembali mengajak Jemima untuk makan siang bersama dan kali ini gadis itu mengiyakan ajakannya. Mereka makan bersama dengan staf divisi HRD lainnya. Jemima sudah mulai bisa berbaur dengan rekan kerjanya baik yang satu divisi maupun lintas divisi. Ia juga sudah menemukan rekan kerja yang bisa diajak berbincang santai yang se-frekuensi dengan dirinya.

“Ahhh, itu Pak Arion sama Ibu Becca, Pak Rion sini!” seru Dante yang membuat Jemima mencebik. Ia ingin menegur Dante tetapi ia terlambat karena Arion sudah melihat dan berjalan ke arah mereka. Jemima hanya bisa menghela nafas berat saat Arion dan Rebecca memutuskan untuk duduk bersama dengan mereka.

Jemima lebih banyak diam, saat mendengar perbincangan Arion dan teman satu meja mereka yang lain.

‘Ehmm, sama orang aja ramah, sama aku juteknya minta ampun!’ batin Jemima yang kesal karena perbedaan sikap yang selalu ditunjukkan oleh Arion. Ia merasa Arion bersikap sangat tidak adil kepada dirinya.

“Ehhh, Rion ada film baru loh di XXXI. Weekend nonton yuk? Kalo kamu engga sibuk,” ajak Becca dengan nada manja dan raut wajah penuh harap yang membuat Jemima mual. Jemima berdiam diri, sembari menajamkan telinganya untuk mendengar jawaban dari Arion.

“Boleh!”

Deg.

****