NovelToon NovelToon
Di Gilir Keluarga Suami

Di Gilir Keluarga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta Paksa / Romansa / Pembantu / trauma masa lalu
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: bryan.gibran

Namaku Refelin, Gadis 19 Tahun yang harus rela mengorbankan masa muda untuk menikah dengan anak majikan ibuku.

Tapi sayangnya, kisah kehidupan rumah tangga ku tak seindah yang ku bayangkan.
Semua pilu ku berawal dari pernikahan itu, Aku diperlakukan bagai piala bergilir, diperbuat seenaknya dan hanya dicari ketika sedang dibutuhkan saja. Aku tidak menyangka pernikahan ku dengan anak majikan ibuku itu akan menjadi momok menakutkan yang membuatku trauma seumur hidup.

Hancur sekali hidupku, Mampukah aku melewati semua beban ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bryan.gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 : - Hadir Lisa Petaka Bagiku

Aku merenungi diri sambil mencuci peralatan memasak yang aku gunakan tadi. Dirumah yang begitu mewah dan serba lengkap ini, waktu terasa berjalan sangat lama sekali, sedikitpun tidak ada kurasakan kebahagiaan dirumah ini, yang ada hanya derita.

"Elin, beresin meja ini, kami udah selesai sarapan" seru Nyonya Jes, ibu mertua ku yang tidak menganggap ku sebagai menantu, tapi hanya sebatas pembantu. Atas perintahnya, kini aku lebih akrab memanggil nya dengan sebutan Nyonya Jes. Toh dia tidak sudi punya menantu seperti aku, jadi untuk apa menganggap sebagai ibu mertua, bagiku sekarang hubungan kami hanya sebatas majikan dan pembantu.

Aku mematikan air keran wastafel dan berjalan menuju meja makan untuk membereskan piring kotor.

"Cuci yang bersih" ucap Stefani, melirikku dengan senyuman miring. Manusia aneh yang satu ini benar-benar membuatku ingin muntah.

"Kalau gak mau bantuin gak usah berisik" kata ku jengkel.

"Ma, pembantu baru kita ini dari tadi melawan terus padaku, gak punya sopan santun banget ma" Stefani mengadu ke ibu mertua nya, ya dia ibu mertua ku juga, Jessica Collin.

"Berani kamu bicara seperti itu didepan kami semua, Stefani ini kakak senior kamu dirumah ini, jaga bicaramu" ketus Nyonya Jes. Aku melihat ekspresi Aldi datar saja, tidak ada sedikit pun niat untuk membela ku, aku juga menoleh kearah Aldo, dia juga tampak tidak peduli dengan yang terjadi barusan.

"Mama, minta uang jajan dong. Duit Vano udah abis" kata Vano.

"Iya, sekarang juga mama transfer, buruan pergi sekolah, nanti terlambat" sahut Nyonya Jes, semudah itu Vano mendapatkan uang jajan, aku tidak tau nominal uang jajan Vano berapa, tapi harus aku akui, orang tua nya terlalu memanjakan anak itu, sehingga tumbuh menjadi remaja yang tidak punya sopan santun.

"Makasih ma, Vano pamit dulu. Ummach" tentu Vano sumringah mendapatkan notifikasi transfer masuk ke ponselnya. Dia langsung mengecup mama nya.

"Mau dikecup juga?" Kata Vano sambil tersenyum padaku, aku menatapnya datar, tapi dalam hatiku ingin rasanya memasukkan dirinya kedalam tanah secara hidup-hidup. Stefani dan Nyonya Jes tertawa mendengar kata-kata tidak terpuji dari Vano, Pak Abra hanya geleng-geleng kepala saja, sementara dua kembar Aldi dan Aldo bersikap seolah tidak peduli, aku tidak tau kenapa Aldi seperti itu, kenapa dia tidak mau marah ketika orang-orang dirumah ini selalu mencibir dan merendahkan ku.

Akhirnya Vano pergi, berlalu dari hadapan ku. Disusul Pak Abra, Aldo dan Aldi berangkat kekantor bersama, Aldo berpamitan pada istrinya, tapi tidak dengan Aldi, dia sama sekali tidak menghiraukan aku.

***

Baru saja amarahku meredam karena rasa kesal pada sikap Vano tadi, tiba-tiba sosok Lisa datang dengan napas tersengal menggandeng tangan anak nya.

"Huhh, cape banget gue. Udah pada sarapan semua? Heh pembantu, buatkan sarapan untukku" perintah Lisa, datang-datang sudah membuat ku kesal dengan tingkahnya.

"Loh, kamu datang kok gak kasih tau mama dulu Lisa?" Tanya Nyonya Jes.

"Ma, Lisa, Alya sama mas Mario tinggal dirumah ini untuk sementara waktu, Lisa berantem sama mertua" kata Lisa.

"Loh, Mario juga ikut. Kenapa gak ikut masuk kedalam?" Sahut nyonya Jes, tanpa bertanya alasan kenapa Lisa berantem dengan mertuanya, mungkin sudah menjadi kebiasaan Lisa seperti itu, membuat mamanya tidak terkejut lagi saat Lisa pulang tiba-tiba membawa kabar tidak enak seperti itu.

"Bentar lagi juga muncul tuh orang" kata Lisa, dengan rasa tidak ikhlas aku pun menyiapkan sarapan nya, aku juga tidak tega melihat wajah Alya yang tampak kusam dan pusat, sepertinya dia sudah sangat lapar.

"Mama kan udah bilang, kalian tinggal disini aja, kamu sih ngeyel" kata Nyonya Jes.

"Lisa ya mau banget ma, tapi tau sendiri mas Mario gimana, gampang bosen dan sering cekcok sama Vano" sahut Lisa. Ternyata tidak hanya kepada saudara nya, kepada abang iparnya pun Vano tidak punya adab baik, sering cekcok atau beda pendapat. Mungkin bakat manusia yang satu itu hanyalah sebagai perusak, mempermainkan hati wanita dan menghamburkan uang.

"Kamu ngapain masih disini, sana bersihkan teras sama siram semua bunga yang ada didepan" kata Nyonya Jes. Aku langsung bergegas kedepan membawa sapu.

Saat aku sedang sibuk membersihkan teras, tiba-tiba saja dari belakang ku muncul sesosok laki-laki yang membuat terkejut sekaligus ketakutan.

"Pembantu baru ya?" Kata laki-laki itu, dia hampir berhasil meraih tanganku.

"Kamu siapa?, aku istri Aldi, bukan pembantu" jawabku, menjauh darinya.

"Oh jadi kamu istri Aldi, cakep juga. Aku Mario, suami Lisa. Aku kemarin gak dateng ke acara pernikahan kalian, maklum sibuk" ucap laki-laki itu, ternyata dia adalah suami Lisa.

"Kenapa menjauh?, deketan dikit dong. Kita ngobrol-ngobrol biar akrab" ujar Mario. Aku merasa tidak nyaman dengan ucapan nya, dia juga tersenyum penuh hasrat kepadaku, aku semakin takut.

"Jangan macam-macam, atau aku akan mengadu ke istrimu" kata ku, berharap dia takut dengan ancaman ku.

"Aku cuma ajak kamu berkenalan, apa salahnya?, kalau mau lebih dari sekedar kenalan juga boleh sih hehe" kata Mario. Ringan sekali mulut nya bicara seperti itu, sementara aku sudah merinding ketakutan.

Monster seperti apalagi sosok Mario ini, kenapa harus aku yang mengalami cobaan seberat ini?, aku tidak kuat. Semua anggota keluarga Pak Abra benar-benar membuat ku muak, kelakuan mereka tidak ada bedanya. Mulai dari Orang tua, anak sampai ke menantunya juga sama sama berkelakuan buruk.

"Aku pasti betah tinggal berlama-lama dirumah ini, karena ada bidadari seperti kamu tinggal disini juga" kata Mario. Aku tidak sanggup lagi, aku segera berlalu dari hadapannya, menjauh agar aku tidak mendengar ocehannya lagi. Dia sama sekali tidak takut dengan ancaman ku, itu artinya dia sangat pandai bermain peran, jika aku mengadu, bisa saja dia memutar balikkan fakta, mengingat tidak ada satu orang pun yang berpihak kepadaku dirumah ini. Kehadiran Lisa untuk tinggal dirumah ini bersama anak dan suaminya, hanya menambah beban ku saja, petaka ini semakin mencekik ku perlahan-lahan.

1
bryan.gibran
Apa yang akan kalian lakukan jika berada di posisi Refelin?
Akbar Cahya Putra
Mantap banget, author! Jangan berhenti menulis ya!
Tōshirō Hitsugaya
cerita ini layak dijadikan best-seller, semangat terus!
bryan.gibran: thanks kak, ikuti terus update nya ya
total 1 replies
♞ ;3
Sama sekali tidak mengecewakan. Sebelumnya aku berpikir bakal biasa saja, ternyata sangat bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!