⚠️Bantu author dengan membaca sampai selesai dan jangan lompat bab juga boom like ya ...😊 ⚠️
Seasion 2 dari Transmigrasi Azura ( si gadis ceroboh ).
Melanjutkan cerita hidup Adelia yang mencari keberadaan Alpa yang tiba tiba menghilang di saat insiden dia dengan Noah yang hampir merenggut nyawanya.
Namun berkat bantuan Alpa , Adelia berhasil di selamatkan dengan Alpa yang sebagai gantinya , dan karena tidak ingin kehilangan sistem Alpa yang susah payah dia buat di saat dia sebagai Azura , Adelia ingin mengambil setengah dari inti Alpa yang dia sembunyikan di sebuah pulau yang cukup tersembunyi.
Tetapi disaat ingin mengambil inti Alpa tersebut , Adelia malah di hadapkan oleh musuh baru yang juga sangat mengiginkan Alpa.
Mampukah Adelia mengambil kembali Alpa?
Dan bagaimana kisah Adelia dan Eldrik selanjutnya?
Yuk simak kisahnya , dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @adiramanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adelia ( 8 )
💜💜💜💜
"El ... tangan ..."
Mengerti akan kemana arah pembicaraan Adelia , membuat Eldrik dan yang lain menoleh kearah hewan di depan sana yang sedang ingin memakan sebuah potongan daging yang masih tersisa di hadapannya.
Namun sebelum hewan itu sempat memakannya , seorang pria yang entah dari mana datangnya mengambil benda yang masih menempel di potongan daging tadi.
"Hei .. Kenzi , apa kau tidak takut mati?"ucap Ron yang berdiri sangat jauh dari hewan tadi.
"Apa .. aku tidak ingin mengambil jatah makanmu , aku hanya sedang mengambil barang yang tertinggal di sini"ucap Kenzi yang malah menatap tajam hewan itu yang juga menatapnya tajam.
Lalu dengan santainya dia berjalan menjauh sambil membawa apa yang dia ambil tadi , dan hal itu mengundang decak kagum orang orang yang masih memperhatikan kejadian itu.
"Kau membuat orang kaget saja Ken"ucap Desmon yang masih ada di tempat itu.
" Ck .. cerewet"jawab Kenzi yang ingin berjalan menjauh namun teryata jiwa penasaran Desmon membuat dia urung untuk melangkah pergi.
"Benda apa yang baru saja kau ambil?"ucap Desmon penasaran sambil melihat kearah tangan Kenzi.
"Sebuah jam tangan antik"sambil memperlihatkan benda yang dia ambil tadi.
"Heh ... sejak kapan kau suka barang antik?"ucap Desmon meremehkan Kenzi yang sebenarnya baru tahu jika Kenzi adalah pecinta barang antik.
Meski hal itu masih mengundang rasa penasaran di diri Desmon , namun sepertinya akan percuma saja baginya untuk bertanya pada Kenzi dan memilih hanya diam karena merasa takut jika nantinya akan membuat Kenzi marah padanya.
"Kenapa? kau keberatan?"ucap tak suka Kenzi dengan nada bicara Desmon yang meremehkan nya.
"He .. aku tidak keberatan sama sekali , hanya aneh saja karena aku baru tahu jika kau suka barang seperti itu , dan bisakah kau masukan kembali katana milikmu"terang Desmon yang sedikit ngeri melihat katana milik Kenzi yang sudah Kenzi keluarkan setengah dari sarungnya.
"Sudahlah , ini sudah larut dan tidakkah kalian sudah lelah"lerai Garen yang menyela pembicaraan Desmon dan Kenzi.
Karena dia tahu di saat Kenzi sedang marah maka dengan sekali tebasan , maka kepala Desmon mungkin akan langsung terpisah dari kepalanya.
"Benar kata Garen , ini sudah larut lebih baik kita istirahat , lagipula si macan pemarah itu sudah pergi"sahut Ron yang juga menimpali apa yang di katakan oleh Garen.
Dan memang benar , jika macan besar yang masih asik dengan makanan nya tadi , teryata sudah tidak ada di sana karena perutnya yang sudah kenyang terisi.
"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu"ucap Desmon yang berjalan berlalu meninggalkan tempat itu dengan kotak kaca yang berisikan jantung yang masih berdetak tadi.
"Hei Des ... kau tidak ingin mengajakku"ucap Joe yang sudah tahu akan kemana Desmon pergi.
"Aku tidak ingin berbagi lagi Joe , lebih baik kau tidur dengan mainanmu malam ini , ha .. ha .. ha"ucap Desmon sambil tertawa dan berjalan menjauh tanpa harus repot memperhatikan Joe yang terlihat kesal padanya.
"Sudahlah Joe , biarkan saja si Desmon"ucap Garen sambil menepuk pundak Joe lalu berjalan pergi mengikuti Kenzi yang sudah lebih dulu berjalan pergi.
Dan setelah itu mereka membubarkan diri mereka masing masing , meninggalkan tempat itu yang sekarang mulai sepi , lalu setelahnya Adelia dan yang lain keluar dari persembunyian mereka dan memperhatikan sekitar yang terlihat sudah sangat sepi.
"Sekarang gimana?"ucap Vano yang tak tahu harus apa.
"Orang itu mengambil *Alpa* , bagaimana caranya kita bisa mendapatkan *Alpa* kembali?"ucap Adelia lesu saat tahu jika *Alpa* telah dibawa pergi oleh orang yang tidak mereka kenal.
"Tenanglah sayang , kita pasti akan mendapatkan *Alpa* kembali , lebih baik kita cari tempat yang aman untuk kita istirahat malam ini"ucap Eldrik menenangkan Adelia agar tidak terlalu kepikiran dengan *Alpa*.
"Tapi El .."
"Percaya padaku"ucap Eldrik memotong perkataan Adelia.
"Sepertinya saya tahu tempat yang aman untuk kita bisa istirahat"sahut Max yang tahu harus kemana agar mereka bisa istirahat malam ini.
"Tunjukkan jalannya paman , dan tetap waspada dengan keadaan sekitar"ucap Eldrik yang menyuruh Max untuk memimpin jalan dan melihat kearah kedua sahabatnya agar selalu waspada dengan sekitar mereka.
"Kalau begitu ayo pergi"ajak Max , yang kemudian berjalan meninggalkan tempat itu , diikuti oleh yang lain dibelakang nya.
Namun teryata , masih ada sepasang mata yang tidak sengaja memperhatikan mereka sedari tadi , dan dia terlihat menyeringai saat melihat kearah mana mereka pergi.
Dan sepertinya akan ada masalah besar yang akan menghampiri mereka keesokan harinya , namun siapa yang tahu jika nantinya mereka akan bisa mengatasinya.
Karena tala akan ada yang tahu apa yang sedang di pikirankan oleh Eldrik sekarang.
♠︎♡♡♡♠︎
kok jdi aku yg sadis sih✌️✌️✌️
what happen???😳😳😳