NovelToon NovelToon
Kenangan Lama Dan Baru Mora

Kenangan Lama Dan Baru Mora

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Keluarga
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

“Duaar,”suara tembakan mengarah ke kepala Sara. Setelah Sara tewas ada truk yang menabrak mobilnya dari belakang membuat dia tewas di wajah yang tidak dikenali.
“Kenapa mama lama sekali menjemputku,”ucap Mora yang menuggu di depan taman kanak-kanak bersama dengan gurunya.
Bagaimana kisah Mora setelah mamanya meninggal?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KLdBM 8

Mora segera membantu kakeknya tapi Jeremi dan Jaya yang tidak bisa meninggalkan dia sendirian. Ikut membantu karena tubuh kakeknya lebih besar dari Mora. Jeremi dan Jaya keduanya memaoah kakek Mora. Di rumah Mora segera mengobati luka kekeknya hingga kakeknya tertidur. Mora keluar kamar tampak Jeremi dan Jaya masih ada di dalam.”Terima kasih sudah membantuku membawa kakekku pulang,”ucap Mora.

“Anggap saja kita berdua sudah impas karena kamu juga sudah menolong kami saat itu,”kata Jeremi. Mora tersenyum hingga dia pergi ke dapur untuk memasak makanan malam. Di dapur Mora berkata kepada Jeremi dan Jaya untuk tidak pulang dulu. Karena Mora ingin memberikan mereka makanan karena sudah membantunya. “Ayo kita makan bersama,”ucap Mora.

Jeremi dan Jaya saling memandang karena mereka sedikit ragu. Tapi saat mereka hendak menolak tawaran dari Mora perut mereka berbunyi. Mora yang mendengarnya hanya tersenyum dan berkata,”Jika kalian lapar makan saja, aku juga sudah siapkan untuk ayah kamu di dapur.”

Jeremi dan Jaya dengan malu mulai mengambil makanannya walaupun sedikit malu dengan Mora. Di tengah makan malam Jaya berkata,”Apa kamu tidak takut jika preman itu datang ke sini.”

“Maksud kamu preman yang tadi dipasar,”ucap Mora. Jaya hanya terdiam saja hingga Mora selesai makan dia berkata,”Kamu ingin tahu nanti malam saja aku kasih tahu.”

“Tapi ini sudah malam Mora,”ucap Jeremi. Mora hanya tersenyum saja hingga mereka berdua selesai makan. Mora masuk ke kamar kakeknya untuk memberikan bubur kepadanya.

“Mora itu kamu,”ucap kakek yang membuka matanya. Mora berjalan ke arah kakeknya yang sedang membawa bubur.”Kakek ayo makan dulu biar cepat sembuh,”ucap Mora yang duduk disampingnya. Kakeknya mengangguk kepada Mora sampai dia disuapi oleh Mora. Selesai makan Mora mengoleskan obat untuk kakeknya yang ada luka pukulnya. Waktu cepat berlalu dimana kakeknya yang sudah tertidur membuat Mora berjalan keluar. Di depan Mora tampak Jeremi dan Jaya berdiri menuggunya.

“Kenapa kalian berdua masih disini,”kata Mora yang berjalan mendekat.

“Aku hanya ingin tahu apa yang akan kamu lakukan jika preman itu datang ke rumah kamu saja,”kata Jeremi.

“Jika kalian ingin tahu bisa saja,”ucap Mora yang mengambil tasnya. Segera dia berjalan keluar dan naik anak tangga menuggu ke atas rumah. Karena Mora ingin melihat para tikus itu masuk ke dalam perangkap tikus yang sudah dia siapkan.

“Kenapa kamu malah naik ke atas, memang mereka tidak akan bisa naik ke sini. Jika kamu duduk santai di sini saja,”ucap Jaya. Mora membuka bukunya dan membaca tentang ilmu komunikasi sambil menuggu para preman datang ke rumahnya.

Jeremi dan Jaya yang hanya diam melihat Mora membaca buku tapi sikap Jaremi dengan buku dibaca oleh Mora.”Kenapa kamu membaca buku itu bukan pelajaran untuk anak SD,”kata Jeremi.

“Buku pelajaran sudah aku kuasai termasuk pelajaran untuk kamu juga sudah aku sudah bisa menguasainya,”kata Mora. Karena mendengar suara langkah kaki dan suara bising dia hanya melihat ke bawah pintu masuk ke pekarangan.

Jeremi dan Jaya juga menatap ke arah datangnya preman. Karena mereka sudah tahu lokasi dari Mora dan kekeknya setelah mereka mengadu kepada Jack.”Apa kamu yakin akan baik-baik saja dengan mereka yang datang ke sini,”ucap Jaremi.

Mora hanya menatap dimana preman masuk ke dalam pekarangan dengan wajah tersenyumnya. Tapi disisi lain preman itu yang segera masuk ke pekarangan mendapatkan pukulan tepat diwajah mereka karena mereka menginjak jebakan bambu. Setelah mereka reflek karena pukulan di bambu preman itu mundur dan masuk ke dalam lubang tikus yang sudah digali. Sisa dari preman yang dibelakang mulai waspada dan melompati tempok karena jalan masuk sudah ada jebakan. Tapi saat mereka kita tempok itu tidak ada jebakan.

Saat mereka mendarat dari tempok yang mereka naiki kaki mereka menginjak perangka jarum yang sudah dipasang di setiap dinding.”Apa kalian mau melempar ini ke arah mereka jika tidak keberatan,”ucap Mora yang memberikan bola kepada keduanya.

“Apa ini,”ucap Jaya.Tapi Mora hanya tersenyum saja kareka dia sudah melempar dua dari bola yang dia pegang. Jeremi dan Jaya yang tidak tahu apa isi dari bola yang mereka pegang juga ikut melemparnya.

Setelah sasaran terkena bola mereka tampak menggaruk tubuh mereka. Jeremi yang sadar berkata,”Obat gatal.”

“Tepat sekali,”ucap Mora yang mengganti warna lain dari bola yang akan dia lemparkan lagi.

“Apa lagi ini,”kata Jeremi. Tapi keduanya tidak bertanya lagi karena mereka hanya bisa membantu sedikit saja. Tapi melihat mereka sudah tidak bisa berdiri lagi Mora turun dan menyapa mereka.”Apa kalian menikmati kunjungannya,”ucap Mora yang tersenyum licik dan dingin.

“Kamu hanya bocah kecil saja,apa yang sudah kamu lakukan kepada kami semua,”kata preman.

“Kalian ingin bertanya aku tanya kepada siapa dong. Karena kalian datang ke rumahku dengan niat tidak baik. Apa kalian pikir aku bisa bersikap baik kepada orang yang ingin menjadi musuhku. Jangan harap kalian bisa hidup setelah mengusik kehidupan damaiku,”ucap Mora dengan tatapan tajam dan penuh kebencian.

“Aku akan berikan penawar ini kepada kalian tapi jangan pernah menganggu kakekku lagi dan rumah kakakuku. Apa kalian mengerti?,”ucap Mora yang membebaskan mereka semua.

“Apa kamu tidak masalah membebaskan mereka semua. Bagaimana jika mereka kembali lagi dan mengacau lagi?,”kata Jaya.

“Apa kalian kira aku akan mudah membesakan mereka dengan mudah. Obat yang mereka bawa itu hanya untuk seminggu saja, jika mereka menggangu rasakan sendiri penderitaan karena sudah mengabaikan kataku,”ucap Mora yang kembali masuk.

“Hai Mora jika kita masuk lewat sini apa ini akan aman saja,”kata Jeremi.

“Tenang saja kalian akan baik saja, ikut perangkap akan berfungsi jika mereka seperti preman atau pencuri saja. Kalian tidak usah takut untuk datang ke sini. Tapi tapi tadi kalian berkata ingin menerima tawaran pekerjaan dariku,”ucap Mora. Jeremi dan Jaya menganggu saja hingga Mora terlihat tersenyum diwajah mereka berdua.

“Bagus jika seperti itu apa besok kalian bisa ikut aku ke warnet. Ada hal yang harus kalian lakukan untuku. Ini adalah catatannya,”ucap Mora sambil memberikan catatan. Jeremi membaca catatan itu yang dimana isinya adalah membuat situs rahasia tentang berbagai informasi dunia bawah.

“Apa kamu yakin ingin kami melakukan semua ini?,”kata Jeremi dengan menatap penuh percaya diri. Mora menjawab dengan senyuman membuat Jeremi hanay bisa tertunduk. Mora masuk ke dalam dan mengambil bekal makanan untuk ayah mereka dan beberapa sayuran untuk mereka bawa pulang.

“Ini untuk kami,”ucap Jaya saat melihat barang yang harus dibawa.

“Iya aku juga sudah tahu kondisi kalian saat ini. Tapi jika bisa kalian berbicara dengan ayah kalian saat melakukan tugasku itu,”ucap Mora yang masuk ke dalam rumah. Tapi apa mereka mau menjalankan tugasnya?.

1
Lhisa Amira Nhatasya
lanjut dong author jgn dibikin penasaran
Lhisa Amira Nhatasya
kasihan skli mora🥲🥲
Tasya ✨
saya mampir yah kak. 😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!