NovelToon NovelToon
Beetwen Love And Religion

Beetwen Love And Religion

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: hellokyul

Mencintai memang tak selamanya akan berjalan dengan mulus, begitu pula dengan kisah Kannita Gabriella, yang secara tak sengaja menyukai sesosok pemuda yang terlihat menyukai teman dekatnya, namun ternyata justru diam-diam menyukai dirinya. Dan ada juga sahabatnya yang ternyata juga menyukainya sejak lama. Dibalik kisah tersebut, ia diambang dilema memilih untuk yang seiman atau tidak seiman. Bagaimanakah Kannita dalam menghadapi perasaan semunya itu? Kepada siapakah hatinya akan berlabuh?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk kepoin ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hellokyul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7

Acara menonton film di bioskop pun kini sudah berakhir, Kannita dan Asher pergi menuju pintu keluar bioskop, mereka bingung mau pergi ke mana selanjutnya. Asher yang merasa lapar, mengajak Kannita untuk mencari restoran terdekat.

"Cari makan yuk, gue laper nih, tapi cari yang deket sini aja gimana?" tawar Asher.

Kannita mengangguk setuju, "tapi mau makan apa emang? Seafood atau apa?"

"Enaknya sih seafood, kalo lo gimana?" tanya Asher meminta pendapat.

Kannita mengangguk setuju. Mereka pun berjalan menuju restoran seafood terdekat dan segera memesan makanan setelah tiba di sana.

Saat Kannita melihat-lihat menu, dia merasa agak terkejut dengan harga-harga yang tertera di sana. Dia bergumam dalam hati, 'wah, makanan di sini cukup mahal ya.'

Asher yang duduk di seberang meja melihat Kannita yang terdiam merasa bingung, "kenapa diem aja, Nit? Ada yang salah atau apa?"

Kannita mendengkus tipis dan berbisik lirih, "ah, enggak papa sih. Cuma kaget aja, nih liat harga makanan di sini mahal banget gila."

Asher terkekeh geli, "oalah, kirain apa, gak usah terlalu dipikirin biar gue aja yang bayar. Kita kan lagi jalan-jalan, nggak usah pikirin harga gue traktir nih."

Kannita merasa senang mendengar tawaran itu dan mengangguk mantap, "nah ini, baru temen gue, lagian duit gue kurang kalo harus patungan buat bayar bil hehe..."

Asher menggelengkan kepalanya pelan, "tenang saja selagi ada atm berjalan ini, uangmu pasti aman. Lagian ini kan gue yang ngajak lo, jadinya ya udah seharusnya gue yang bayarin."

Meskipun masih merasa agak canggung, Kannita menerima tawaran Asher dengan senyum bisnisnya. Mereka pun melanjutkan obrolan ringan mereka sambil menunggu pesanan datang.

"Abis dari sini, mau keliling dulu apa gimana?" tanya Asher sambil menyentuh ponsel pintarnya.

Kannita mengangguk, "keliling dulu deh, abis itu anterin gue pulang."

Saat makanan tiba, aroma harum menggoda dari hidangan mereka. Kannita hampir tidak sabar untuk mulai makan, tetapi tiba-tiba ekor matanya menangkap siluet seseorang yang duduk di meja seberang.

Kannita merasa agak familiar dengan sosok itu, tetapi dia tidak yakin. Dia berbisik kepada Asher, "Asher, coba liat deh di meja seberang itu. Kok gue ngerasa kenal ya? Tapi siapa?"

Asher melirik ke arah yang ditunjuk oleh Kannita, tetapi tidak bisa melihat dengan jelas. "Mungkin aja, Nit. Tapi iya udah biarin aja. Mending sekarang lo makan tuh makanan lo keburu dingin gak enak nanti."

Meskipun masih diliputi oleh rasa penasaran yang menggebu, Kannita mengikuti saran Asher dan melanjutkan makan malam mereka tanpa adanya pembicaraan. Mereka berdua menikmati hidangan lezat di tengah suasana yang nyaman dan hangat.

Setelah makan malam selesai, Kannita dan Asher keluar dari restoran dengan perut kenyang dan hati gembira. Meskipun Kannita masih merasa penasaran tentang sosok di meja seberang masih mengganggu pikirannya, Kannita merasa bersyukur atas malam yang menyenangkan bersama Asher. Mereka berdua berjalan pulang dengan senyum di wajah masing-masing, siap menghadapi petualangan berikutnya bersama.

Kannita dan Asher memutuskan untuk pulang lebih awal untuk menghindari kemacetan di jalan, terutama karena ini adalah akhir pekan. Namun, nasib berkata lain saat mereka terjebak dalam kemacetan yang tak terduga.

"Ah lo sih, kayaknya kita salah perkiraan, nih Ash, gimana dong? Jalanan udah mulai macet nih," komentar Kannita dengan nada frustrasi.

Asher mengangguk setuju, "ya, mau gimana lagi? Kayaknya mau gak mau kita pasti terjebak macet di sini."

Saat mereka terperangkap dalam kemacetan, Kannita tiba-tiba melihat siluet yang sebelumnya ia lihat di restoran tadi dari kejauhan. Kali ini, siluet itu terlihat jelas di antara mobil-mobil yang berjejer.

Hatinya berdebar keras saat ia mengamati sosok itu dengan cermat. Ada sesuatu yang tidak biasa dalam kemunculan orang itu, dan itu membuat Kannita merasa cemas dan gelisah.

"Asher, lihat! Itu dia, orang yang kita liat di restoran tadi," bisik Kannita dengan suara penasaran yang menggebu-gebu.

Asher menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah yang ditunjuk oleh Kannita. "Oh iya kah? Emang kenapa sih sama dia? Kok kamu kepo banget kayaknya?"

Kannita menelan ludah, mencoba meredakan kecemasannya. "Hm... gue cuma perasaan aja, tapi ada sesuatu yang aneh pas liat dia itu. Gue jadi pengen cepet-cepet sampai di rumah deh, rasanya udah enggak mood banget, Ash."

Asher menggenggam tangan Kannita dengan erat, mencoba menenangkannya, "udab ah, kayak apa aja, tenang oke? Kita liat tuh udah mulai jalan, pasti bisa sampai di rumah secepat mungkin."

Setelah melewati kemacetan yang terasa seperti berjam-jam, mereka akhirnya tiba di rumah Kannita. Setelah Asher meninggalkannya, Kannita segera bergegas masuk ke dalam rumahnya.

Dia merasa perlu menceritakan pengalaman yang ia alami tadi kepada Nadine. Dia mengambil ponselnya dan menelepon sahabatnya itu.

"Halo, Nad. Lo tau gak gue liat apa tadi woi parah banget, Nad!" sapa Kannita begitu Nadine mengangkat telepon.

Nadine yang mendengar nada aneh dari suara Kannita segera bertanya, "Ada apa, Kan? Gue jadi kepo nih kampret lo, ganggu waktu belajar gue."

Kannita dengan secepat kilat menceritakan pengalamannya melihat seseorang di restoran dan kemudian melihatnya lagi di kemacetan. Dia menjelaskan betapa cemas dan gelisahnya ketika melihatnya, dan bagaimana dia ingin segera sampai di rumah secepat mungkin.

Nadine yang sedari awal mendengarkan dengan serius, langsung mendatadatarkan raut wajahnya, "ah, Nita. Kirain gue apaan! Ternyata lo ketemu 'dia' sama si 'itu?' pas di restoran sama pas macet? Tapi, ada baiknya lo gak usah berlebihan deh, khawatirnya lo berlebihan banget."

Kannita menghela nafas panjangnya, "gue enggak yakin sebenarnya, tapi rasanya begitu gue masih berharap. Gue sih berharap itu cuma kebetulan aja, gue harap mereka gak ada apa-apa."

Nadine mencoba menenangkan Kannita, "udah ah, kayak apa aja kayak gitu di khawatirin. Lagian lo kan udah tau kayak gimana sifatnya si 'itu' kenapa harus kaget segala?"

"Iya deh maaf ya Nad gue ganggu lo karena masalah gak penting gue," ucap Kannita penuh sesal. Ia sedikit merasa bersalah karena telah mengganggu waktu belajar Nadine.

"Hm... lain kali tuh chat aja, pasti gue bales kok, udah ya gue mau lanjut belajar dulu," ucap Nadine dengan suara tegas.

"Iya..."

Kannita merasa sedikit lebih baik setelah berbicara dengan Nadine. Meskipun misteri itu masih menghantui pikirannya, dia merasa lega memiliki teman yang selalu mendukungnya. Dengan hati yang sedikit lebih tenang, Kannita menutup teleponnya dan berharap bahwa kejadian aneh tersebut hanya kebetulan belaka.

1
Lah_
Ini bukan cerita lagi, tapi candu, tolong jangan terlambat update thor.
Julaikah: Serius kak? Yaampun aku terharu 🥺🙏
total 1 replies
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Gagal fokus kerja karena kepikiran endingnya yang bikin penasaran.
Julaikah: serius kak? padahal ini baru awal loh astaga jd terharu aksksksk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!