NovelToon NovelToon
Obsessed With My Handsome Duke

Obsessed With My Handsome Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

Emily terkejut saat menyadari bahwa dia telah transmigrasi ke dalam sebuah novel yang dia baca sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dia tidak menjadi tokoh utama seperti yang dia harapkan, melainkan menjadi seorang putri pendukung yang sombong, bernama Adeline. Adeline dikenal sebagai seorang putri sombong dan arogan yang akhirnya mati keracunan karena perselisihan cinta antara protagonis wanita, yang disebabkan oleh ulah antagonis wanita.

"Kenapa aku harus mati konyol?" batin Emily. "Dari pada hanya menjadi pemeran pendukung, sekalian saja aku yang jadi protagonis! Hey, aku seorang putri raja!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kencan : Singa dan Kelinci

Duke terkejut mendengar pertanyaan itu dan mencoba menemukan kata-kata. "Ah, tidak apa-apa. Saya hanya teringat akan reaksi Nathan ketika dia mengetahui tentang kita," akunya, mencoba mengalihkan perhatian.

Senyum Adeline yang lembut membuat Duke merasa lega. "Kak Nathan memang terlalu protektif terhadapku, tapi hatinya selalu di tempat yang benar," kata Adeline dengan penuh pengertian, memuji kakaknya.

Duke Emeric mengangguk setuju dengan perkataan Adeline. "Aku rasa Nathan masih perlu waktu untuk terbiasa dengan hubungan kita," ucapnya sambil dengan tulus.

Duke Emeric dan Adeline saling bertukar pandang dengan sedikit keheranan saat Nathaniel tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Nathaniel tampak serius, matanya menatap tajam ke arah Duke Emeric.

Nathaniel duduk dengan cepat di antara Duke emeric dan Adeline yang sedang menikmati teh. Adeline berujar kesal kepada Nataniel karena mengganggu waktu Adeline dan Duke Emeric.

Adeline menatap Nathaniel dengan ekspresi kesal yang jelas terpancar dari matanya.

"Kak Nathan," ujarnya dengan suara yang penuh tekanan, "aku harap kamu bisa memberi kami sedikit privasi. Kami sedang memiliki waktu bersama di sini."

"Apa aku tidak di ijin kan untuk menikmati teh juga?" seu Nathaniel, melipat kedua tangan nya.

"Katakan saja kalau kau hanya ingin mengganggu!" seru Duke Emeric sedikit berbisik melihat tingkah sahabat nya itu.

"Apa katamu, Emeric?"

"Kakak, kenapa kau bersikap seperti ini? Dasar kekanakan." Seru Adeline, menuangkan teh dengan pada Nathaniel.

Nathaniel mendengus kesal. "Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Adeline. Aku khawatir Duke akan menyakitimu," katanya dengan nada prihatin.

Adeline hanya tertawa geli mendengar ucapan kakaknya.

"Oh, Kak Nathan, kamu terlalu serius. Kau tahu sendiri bahwa aku bukanlah gadis kecil lagi. Aku yakin Duke akan memperlakukan aku dengan baik," ucap Adeline dengan senyum geli.

"Adikku selalu cerdas," ujar Nathaniel sambil mengangkat alisnya. "Aku hanya ingin melindungimu, Adeline."

"Duke adalah pria baik, Kak Nathan. Bukan nya kalian bersahabat sejak kecil?!" kata Adeline dengan penuh keyakinan. meneguk teh nya dengan tenang.

"Nathan, aku tidak mungkin menyakiti Adeline."

"Aku percaya padamu, jika itu soal lain. Tidak jika itu berhubungan dengan Adeline!"

Sekretaris Putra Mahkota Nathaniel tiba-tiba muncul dengan tergesa-gesa, terlihat kelelahan karena berlari-lari. Napasnya tersengal-sengal ketika dia memberikan laporan kepada Nathaniel.

"Putra Mahkota, Count Sivanne sudah menunggu Anda. Kita harus segera kembali."

Nathaniel menghela nafas dalam-dalam, ekspresinya menunjukkan ketidakrelaan untuk meninggalkan Duke Emeric dan Adeline.

Dia berdiri dengan anggun, mencoba menutupi rasa kecewanya. "Baik," jawabnya singkat.

Dengan berat hati, Nathaniel akhirnya berpaling dari Duke Emeric dan Adeline, diikuti oleh sekretarisnya yang masih terengah-engah. Mereka pergi dengan langkah berat, meninggalkan Duke Emeric dan Adeline.

Duke Emeric dan Adeline tertawa pelan melihat tingkah laku Nathaniel. Mereka berdua sering menyaksikan sisi lain Nathaniel, yang bisa sangat serius dan anggun ketika berada dalam urusan kerajaan.

Namun, ketika berhadapan dengan Adeline, Nathaniel sering kali terlihat seperti seorang anak kecil yang kekanakan.

"Dia memang memiliki dua sisi yang sangat berbeda," komentar Duke Emeric sambil tersenyum.

Adeline mengangguk setuju, "Benar. Saat berhubungan dengan kerajaan, dia seperti mengubah dirinya menjadi sosok yang sangat anggun dan luar biasa."

Keduanya tertawa lagi, menikmati momen kebersamaan mereka sambil merenungkan sifat yang unik dari Putra Mahkota Nathaniel.

Adeline tersenyum lembut, mencoba memecahkan kecanggungan yang muncul karena kedatangan Nathaniel. "Bagaimana kalau kita berkeliling di taman istana, Duke?" ajaknya ramah.

Duke Emeric tersenyum cerah, "Tentu, itu akan menjadi ide yang bagus. Aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu di taman yang indah ini."

Mereka berdua berdiri dari tempat duduk mereka, meninggalkan ruangan teh menuju taman istana yang terbuka. Cahaya matahari yang lembut menyambut mereka saat mereka memasuki taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga berwarna-warni dan pepohonan rindang.

Adeline menggandeng lengan Duke Emeric sambil tersenyum bahagia, "Ayo!"

Duke Emeric tersenyum, merasakan kehangatan dari gandengan tangan Adeline.

Duke Emeric tersenyum lembut pada Adeline saat mereka tiba di bawah pohon yang rindang, menawarkan tempat istirahat yang nyaman di rerumputan yang lembut. Dia melepas jubahnya dengan hati-hati dan mengundang Adeline untuk duduk di atasnya.

Mereka berdua duduk beriringan di bawah pohon yang menyejukkan, menikmati pemandangan yang terbentang di hadapan mereka.

Adeline memandang Duke dengan penuh kagum.

"Duke, kamu begitu hebat. Menginjak usia muda saja sudah menaklukkan medan perang dan menjadi pahlawan yang terkenal di Splendora."

Duke Emeric tersenyum tipis, tatapan matanya melintas ke kejauhan.

"Pengalaman di medan perang memang tidak terlupakan, Adeline. Namun, itu juga membawa banyak luka dan penderitaan."

Hatinya terasa berat saat mengingat masa lalu yang sulit. Adeline memperhatikan lengan Duke yang terlipat, menemukan bekas luka yang besar di sana.

"Itu... itu bekas luka yang kudapat saat berperang melawan suku barbar ketika aku berusia enam belas tahun," ujarnya perlahan, suaranya terasa penuh dengan getir.

Matanya terasa berkaca-kaca saat Duke mengungkapkan asal-usul luka itu.

Adeline meneteskan air mata, merasa tersentuh dengan pengalaman pahit yang pernah dialami oleh Duke.

Dia menggenggam erat tangan Duke dengan penuh simpati, merasa terhubung dengan beban yang pernah diemban oleh kekasihnya itu.

Duke Emeric dengan lembut mengusap air mata Adeline, mencoba menenangkan hatinya yang terguncang.

"Tidak ada yang perlu ditangisi, Adeline. Itu semua sudah berlalu."

Namun, Adeline dengan suara bergetar membalas, "Aku... Aku menyesal, Duke. Seandainya dulu aku tidak bersikap buruk padamu, mungkin kita bisa menjadi kekasih sejak lama. Aku akan selalu berada di sisimu, merawat luka dan menghiburmu dalam setiap kesedihanmu."

Adeline terkejut saat Duke Emeric menekannya hingga terbaring di rerumputan. Tubuh besar Duke yang menindihnya membuatnya merasa kecil dan rapuh di bawahnya.

Tatapan Duke yang memancarkan keinginan membara membuatnya gemetar. Adeline, seperti seekor kelinci yang terjebak oleh singa lapar, merasa terhimpit oleh kehadiran Duke yang begitu dominan.

Dia merasakan denyutan hatinya yang berdegup kencang, sedangkan napasnya terengah-engah dalam ketegangan.

Tatapan Duke yang memandanginya penuh hasrat membuatnya merasa terseret dalam arus emosi yang tak terkendali.

"Duke..." Adeline memanggil nama Duke Emeric dengan suara gemetar, terkejut dengan tindakan mendadak Duke Emeric.

Mendengar suaranya, Duke Emeric memandangnya dengan penuh keinginan yang membara. Dengan suara yang lembut namun dipenuhi gairah, Duke berbicara kepada Adeline.

"Adeline, kamu telah melakukan sesuatu yang begitu menggemaskan," bisik Duke, matanya terus menatap Adeline dengan kehangatan yang tak terbendung. "Dan aku tak dapat menahan diriku lebih lama."

Adeline merasa jantungnya berdegup semakin kencang, tangisnya berhenti seketika dan berubah menjadi rona merah yang memenuhi wajah nya hingga ke leher.

"Duke...Aku..." ucap Adeline dengan suara yang gugup, matanya terpaku pada wajah Duke yang begitu dekat dengannya.

Duke melanjutkan, "Meskipun aku terluka di medan perang, setelah kembali ke Istana, aku akan selalu mencari alasan untuk datang lebih dulu dan mencari sosokmu. Karena melihat wajahmu, Adeline, membuat segala luka itu tak berarti bagiku."

Duke Emeric melanjutkan dengan suara yang penuh kejujuran dan gairah.

"Adeline, aku bukanlah pria seperti yang selalu diceritakan dalam pergaulan sosial. Aku adalah seorang pria yang tak dapat mengendalikan dirinya setiap kali melihatmu."

Matanya terus menatap Adeline, penuh dengan keinginan yang tak tersembunyi.

"Baik di kerajaan maupun di medan perang, yang ada di pikiranku hanya kamu, Adeline. Dan aku menginginkanmu, bahkan lebih dari sekadar ciuman hal yang selalu kubayangkan. Aku seperti binatang buas yang haus akan dirimu."

Adeline mendengarkan dengan hati yang berdebar kencang. Dia merasa campuran antara kegembiraan dan kebingungan, senang karena Duke begitu jujur dengan perasaannya, tetapi juga malu karena blak-blakan Duke membuatnya merasa terbuka dan rentan.

Dia tidak bisa menahan tatapan matanya yang intens, tetapi di balik keraguannya, dia juga merasa terpesona oleh kejujuran dan keberanian Duke.

Adeline hanya diam, merasakan wajahnya memerah dan hatinya berdebar tak terkendali. Dia tidak tahu harus berkata apa, karena kata-kata sepertinya tak mampu mengungkapkan segala yang dia rasakan di dalam hatinya saat ini.

1
Narimah Ahmad
💪💪
Narimah Ahmad
lanjutt 👍
salwi
/Chuckle/
Melsbay
Halo... terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Untuk mendukung author, mohon di like, subscribe, komentar, kasih bintanng dan di vote ya... terima kasih banyak...
Melsbay
mohon di like, subscribe, bintang dan follow akun ya gaess ya...😇 biar authir lebih semangat up karya dan jangan lupa di komen juga ya😇😇😇 Sankyuuu...
Olive
/CoolGuy//CoolGuy/
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Niaa🥰🥰
😁😁🥰🥰
Melsbay
mohon bantu support author dengan like, subscribe, follow dan bintang ya... jangan lupa dikomen ya, teman2... sankyu😇😇😇
Bird
👣👣👣
Keyzie
👣👣👣👣
Pembaca Setia
update terus ya thor👍👍
Pembaca Setia
gentle👍👍
Pembaca Setia
/Hey//Facepalm/
Ryfca
🥰🥰🥰
Vallleri Abel
up up up
Suryavajra
Saintes itu apa kak?
Melsbay: sama sama😄
Suryavajra: wah keren.. insight baru.. thanks kak
total 3 replies
Suryavajra
buat aku, author yang bisa bikin cerita kerajaan itu sesuatu banget.. keren ah kak.. baca pelan2 ah 👍👍👍
Suryavajra
wow.. produktif sekali kak.. udah keluar karya baru lagi 👍👍👍👍👍
Ryfca
🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!