Lei Feng adalah putra kedua dari kepala klan Lei, Lei Fanzi. Klan Lei merupakan klan tersembunyi dari dataran utara benua Tianhuang. Status Klan Lei di benua Tianhuang sangatlah terhormat, mengingat hanya ada 8 klan tersembunyi yang tersebar di seluruh dataran Tianhuang. Klan ini diberkahi dengan kekuatan petir yang mengalir di darah keturunan mereka.
Sebagai keturunan klan Lei, Lei Feng dianugerahi dengan bakat yang spesial. Ia bahkan membangkitkan kekuatan petir putih ketika menjalani proses kebangkitannya sebagai seorang kultivator. Mampukah Lei Feng melewati berbagai ujian dan rintangan untuk mencapai posisi tertinggi di klan Lei?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zyera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 : Pangeran keempat
Mendengar ancaman pria misterius tadi, Awei pun merasa khawatir atas keselamatan Lei Feng. Apalagi, Lei Feng telah memperlakukan dirinya dengan sangat baik dan murah hati. Ia berniat untuk mengingatkan Lei Feng agar segera meninggalkan kota Jiwu dalam waktu dekat.
"Tuan muda, saya tidak tahu pasti mereka dari kelompok mana. Lagipula, saya memang belum pernah melihat mereka. Tapi, alangkah baiknya agar anda segera meninggalkan kota Jiwu. Saya tahu rute dan beberapa koneksi sehingga anda dapat pergi dengan lancar. Keselamatan anda adalah yang paling penting." Awei berusaha mengingatkan Lei Feng dengan hati-hati.
Mendengar pengingat Awei, Lei Feng hanya menggelengkan kepalanya. Namun, dalam hatinya, ia memang merasakan niat baik yang terkandung dalam nasihat Awei. Meski begitu, Lei Feng tidak berniat untuk menghindari pria yang ia duga sebagai kelompok tentara bayaran. Lagipula, ia mulai merasa kecanduan untuk terus bertarung. Saat pertempuran, Lei Feng terus merasakan kenikmatan yang tiada taranya.
"Kamu tidak perlu cemas, Awei. Lagipula, aku tahu kapasitasku. Meski kekuatanku tidak terlalu kuat, Aku tidak selemah itu. Aku selalu menyambut pertarungan dengan tangan terbuka." ucap Lei Feng sambil tersenyum. Meski ucapannya sangat santai, matanya memancarkan niat bertarung yang kuat. Ia sangat antusias menantikan pertempuran dengan kelompok tentara bayaran.
Selama interaksi diantara keduanya, mereka mempertahankan langkah kaki dengan kecepatan yang mantap. Saat keduanya telah berada di pintu keluar koloseum, mereka dikejutkan dengan kehadiran sebuah gerbong kuda yang mewah. Gerbong tersebut ditarik oleh tiga ekor kuda putih yang cantik. Sementara itu, pada badan gerbong tersebut, terdapat lencana berlambangkan kepala gagak berwarna hitam. Melihat penampilan gerbong tersebut, Lei Feng samar-samar bisa menebak tentang identitas pemiliknya. Ia menduga bahwa kereta kuda didepannya merupakan alat transportasi milik pasangan muda yang tinggal bersamanya di tribun timur koloseum.
Saat keduanya hendak melewati gerbong kuda tersebut, mereka dipanggil oleh para penjaga yang berdiri di sekitar kereta kuda.
"Harap tunggu sebentar teman muda. Kami dengan hormat mengundang anda untuk masuk ke dalam gerbong. Tuan muda dan nyonya muda kami ingin bertemu langsung dengan anda." ucap prajurit penjaga sambil menangkupkan kedua tangannya.
Mendengar undangan dari para penjaga tersebut, Awei pun semakin gugup saat mulai menyadari status pasangan muda tadi. Ia takut Lei Feng akan kembali menyinggung mereka dengan sikapnya yang sembrono. Namun, diluar dugaan, Lei Feng hanya ragu sejenak sebelum menyetujui undangan tersebut. Awei pun mengajukan diri untuk berjaga di luar gerbong karena menyadari bahwa tamu didalam hanya mengundang Lei Feng.
Saat memasuki gerbong kuda, Lei Feng diperlihatkan interior mewah dari gerbong tersebut. Ruangan didalamnya terhitung luas dan dilengkapi dengan berbagai furnitur mewah. Ia pun melihat dua sosok muda yang sedang duduk di kursi tengah gerbong. Dan benar saja, sesuai dugaan Lei Feng, pemilik gerbong tersebut adalah pasangan muda yang menonton pertempuran di tribun timur. Keduanya dengan ramah mengundang Lei Feng untuk duduk.
Saat berada di tribun timur, Lei Feng tidak terlalu memperhatikan kedua sosok muda tersebut. Saat ini, ia bisa melihat sosok keduanya dengan jelas. Pria didepannya memiliki wajah muda dan ramah. Rambutnya berwarna hitam panjang. Ia sedang mengenakan jubah hitam gelap yang menggambarkan aura seorang bangsawan. Sedangkan wanita disampingnya kemungkinan hanya satu atau dua tahun lebih tua dari Lei Feng. Matanya hitam cerah dengan hidung mancung. Wajahnya sangat cantik dan memancarkan aura dingin. Sosoknya sangat indah dengan rambutnya yang berwarna coklat. Gaun biru mudanya semakin memancarkan aura dingin dan elegan dari gadis tersebut.
"Halo aku minta maaf jika perlakuan kami telah menyinggungmu, teman. Tapi percayalah, kami hanya ingin berkenalan denganmu. Lagipula, tidak ada salahnya untuk memperluas relasi dan menambah teman, kan? sebelum itu, izinkan kami memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya adalah Wu Jifang dan ini adik saya Wu Ruyin. Jujur saja, saya adalah pangeran keempat dan adik saya adalah putri keenam. Kami berasal dari keluarga kerajaan gagak hitam." Pria berjubah hitam gelap tersebut memperkenalkan identitas miliknya dan saudara perempuannya. Meski berasal dari keluarga kerajaan, tidak ada aura sombong atau mengudara dari sosok keduanya. Mereka mempertahankan sikap sopan dan ramah dalam perkenalannya.
"Senang bertemu dengan anda, pangeran keempat dan putri keenam. Saya adalah Lei Feng dari klan Lei. Mungkin anda tidak pernah mendengar tentang klan saya. Adapun, klan saya hanyalah salah satu klan yang tinggal di wilayah terpencil dan mengasingkan diri." ucap Lei Feng dengan santai dan ramah. Ia tidak memiliki keraguan sedikitpun untuk mengungkapkan identitas aslinya. Lagipula, dengan kekuatan kerajaan gagak hitam, tidak mungkin keduanya mengetahui keberadaan klan tersembunyi. Jika memang keluarga kerajaan mereka mengetahui identitas klan Lei, mungkin hanya para petinggi dan eseleon atas yang mengetahuinya.
"Hahaha, tidak perlu terlalu formal. Panggil saja dengan nama asli kami. Kamu bisa memanggilku saudara Wu Jifang dan saya akan memanggil kamu saudara Lei Feng. Alasan kami mengundangmu kesini tidak lain hanya untuk menjalin pertemanan diantara kami. Sebagai seorang teman, tentunya saya dengan senang hati akan mengingatkan kamu. Apakah saudara Lei Feng tahu bahwa kelompok yang kamu singgung barusan adalah kelompok tentara bayaran tengkorak. Mereka adalah satuan tentara bayaran yang sangat kuat dan memiliki banyak anggota. Kekuatan mereka dapat dihitung sebagai salah satu faksi terkuat di kerajaan gagak hitam." jelas Wu Jifang sebelum berhenti sejenak. Ia ingin melihat ekspresi dan reaksi dari Lei Feng.
Mendengar pengingat Wu Jifang, tidak ada sedikitpun perubahan dalam ekspresi Lei Feng. Meski menjaga wajahnya tanpa ekspresi, ia diam-diam khawatir dalam hatinya. Tapi jika dilihat dari aura kelompok empat orang, kemungkinan mereka hanyalah anggota eseleon bawah kelompok tentara bayaran tengkorak. Karena Wu Jifang bersedia mengingatkannya, maka Lei Feng akan menggali informasi sebanyak mungkin tentang tentara bayaran tengkorak.
"Apakah saudara Wu Jifang tahu keberadaan terkuat di tentara bayaran tengkorak? lagipula, dari tampilan kelompok empat orang tadi, kemungkinan posisi mereka di tentara bayaran tengkorak jelas tidak tinggi." tanya Lei Feng dengan tenang sambil menyeduh teh yang disajikan kepadanya. Teh ini diseduh secara pribadi oleh Wu Ruyin yang tidak banyak terlibat saat pembicaraan.
"Hehehe, aku mendengar rumor mereka memiliki seorang kultivator tingkat panglima. Soal kekuatan kelompok empat tadi, kamu memang benar. Kelompok tentara bayaran tengkorak memiliki 15 pasukan yang dipimpin oleh 15 kapten berbeda. Masing-masing pasukan berisi sekitar 20 prajurit. Kebetulan, aku pernah melihat kelompok empat orang tadi bertugas bersama pasukan ke-12. Jadi, kemungkinan besar mereka berasal dari pasukan ke-12 tentara bayaran tengkorak." jelas Wu Jifang dengan nada ramah. Meski menjelaskan bahaya tentara bayaran tengkorak, Ia tidak ingin menawarkan bantuan kepada Lei Feng. Lagipula, ia memang ingin melihat kapasitas Lei Feng dalam menangani masalah tersebut.
Mendengar penjelasan Wu Jifang, Lei Feng merasa agak terkejut dalam hatinya.
"Sialan, bagaimana bisa sekelompok tentara bayaran memiliki kultivator tingkat panglima? Kekuatan mereka bahkan sebanding dengan faksi bintang 1. Apakah kepala eseleon atas kerajaan gagak hitam masih baik-baik saja? Mungkin mereka tidak menganggap serius sekelompok tentara bayaran ini. Lagipula, jumlah pasukan tentara bayaran memang tidak terlalu besar." renung Lei Feng dalam hati. Ia juga mengerti bahwa mustahil untuk mendapat bantuan dari pihak Wu Jifang. Lagipula, mereka hanyalah kenalan baru.
"Baik, terimakasih atas informasinya, saudara Wu Jifang. Aku sangat menghargai bantuanmu. Jika takdir mempertemukan kita kembali, aku akan mentraktirmu. Aku akan pamit terlebih dahulu, sampai jumpa saudara Wu Jifang." Lei Feng pun pamit dan meninggalkan gerbong kereta usai menangkupkan kedua tangannya. Wu Jifang pun juga menangkupkan kedua tangannya saat membalas salam Lei Feng. Sedangkan Wu Ruyin mengangguk ramah saat membalas salam Lei Feng.
