NovelToon NovelToon
Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:140k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

#Turun Ranjang

"Aisyah, jika aku pergi lebih dulu. Aku, ingin kamu menikah lagi dengan adikku, Galih."~Lucas Edward Hosea.

Istri mana yang tak terkejut saat mendengar ucapan suaminya, ketika menyuruh dirinya untuk menikah lagi. Hal itulah yang dirasakan Aisyah ketika Lucas memintanya untuk menikah lagi dengan sang adik, Galih.

Galih sebagai adik ipar sekaligus paman dari kedua keponakannya terpaksa menerima wasiat dari kakaknya, Lucas dan menikahi Aisyah.

Akankah, Aisyah bertahan dalam pernikahan keduanya itu atau Aisyah akan menyerah dan berpaling dari Galih suami keduanya?

Yuk, simak kisah mereka di Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jodoh Wasiat-08

Matahari baru saja menyingsing. Aisyah segera bersiap-siap dan meninggalkan rumah tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Galih. Setelah perdebatan sengit semalam, Aisyah merasa perlu menjaga jarak dengan lelaki itu. Hatinya masih terasa perih, begitu pula kepalanya yang terasa berat. Namun, dia memilih untuk melanjutkan hari ini dengan semangat. Di ruang makan, Rezi dan Reza sudah duduk manis menunggu Aisyah untuk sarapan bersama. Namun, setelah beberapa menit berlalu, mereka sadar bahwa Aisyah belum juga muncul.

Pelayan telah membantu Rezi untuk membawa anak itu ke ruang makan sesuai arahan yang diberikan Galih. Tak lama Galih muncul dengan pakaian kantor, dua bocah itu menoleh dan menatap Galih dengan tatapan bingung.

"Om, mau kerja?"Reza bertanya saat Galih sudah tiba di ruang makan.

"Heem, mulai hari ini Om akan kembali bekerja. Jika tidak bekerja bagaimana Om akan membiayai hidup dua ponakan, Om ini?"tanya Galih sembari mengusap kedua kepala ponakannya dengan lembut.

Galih menatap sarapan milik Aisyah yang belum tersentuh. Itu artinya Aisyah belum mencicipi sarapan tersebut.

"Apa Bunda menyapa kalian pagi ini?"tanya Galih. Dua bocah itu menggelengkan kepalanya. Galih tertegun dan merasa sedikit kecewa dengan sikap Aisyah yang kembali mengabaikan kedua anaknya.

"Tidak apa-apa. Mungkin hari ini Bunda ada meeting,"Galih mencoba menenangkan mereka berdua. Reza dan Rezi hanya mengangguk pelan meskipun terlihat jelas dari raut wajah keduanya rasa kecewa yang tak mereka ungkapkan di depan Galih.

"Bi,"panggil Galih.

"Iya, Tuan"

"Nanti saya titipkan mereka berdua ya. Tolong beri makan dan obat Rezi tepat waktu, Reza juga harus makan tepat waktu. Nanti sore biar Saya saja yang ganti perbannya,"ujar Galih, lalu memilih untuk berdiri setelah meneguk sedikit teh yang disediakan oleh pelayan rumah. Setelah berpamitan dengan kedua ponakannya Galih pun berlalu menuju pintu utama untuk segera berangkat ke kantor.

Sementara itu, Aisyah sudah tiba di kantor. Langkahnya terasa berat, tetapi dia berusaha untuk melupakan masalah dengan Galih dan fokus pada pekerjaannya. Di meja kerjanya, dia menatap layar komputer dengan tatapan kosong, mencoba mengumpulkan pikiran dan tenaga untuk mengawali hari yang penuh tantangan ini. Namun, di balik kesibukannya, hati Aisyah tak bisa berhenti memikirkan perdebatan semalam. Aisyah tak ingin menambah masalah pikirannya tetapi bayangan sengit antara dirinya dan Galih terus terbayang di benak Aisyah.

Charlie mengetuk pintu ruang CEO dengan sopan sebelum memasuki ruangan. Aisyah sedang duduk di belakang meja kerjanya yang besar, sibuk dengan berkas-berkas yang tersebar di atasnya. Charlie, yang baru beberapa hari menjadi asisten pribadi Aisyah, tahu betul bahwa kesibukan Aisyah tidak akan pernah berakhir.

Dari jadwal meeting, bertemu klien, hingga mengurus proyek baru, semuanya ada di tangan Charlie.

"Selamat pagi, Bu Aisyah," sapa Charlie dengan sopan. Aisyah menoleh, tersenyum tipis sebelum kembali fokus pada berkas di hadapannya.

"Ada beberapa rancangan proyek baru yang perlu Bu Aisyah periksa," lanjut Charlie sambil meletakkan beberapa map di atas meja. Aisyah mengangguk dan mulai membuka map yang pertama. Dia tampak serius memeriksa setiap halaman, kadang mengangguk dan mencatat beberapa hal di buku catatannya.

Charlie menunggu dengan sabar, sesekali menawarkan bantuan jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Setelah beberapa lama, Aisyah menutup map terakhir dan menatap Charlie.

"Sepertinya rancangan ini sudah cukup baik, tapi ada beberapa hal yang perlu kita diskusikan dengan tim. Apakah kita bisa atur meeting besok pagi?" tanya Aisyah.

Charlie mengangguk dan segera mencatat jadwal baru di ponselnya.

"Tentu, Bu Aisyah. Saya akan mengatur jadwal meeting besok pagi dengan tim terkait. Apakah ada hal lain yang perlu saya bantu?" tawar Charlie. Aisyah tersenyum, menggelengkan kepalanya.

"Tidak, terima kasih Charlie. Saya cukup tahu bisa mengandalkanmu." Ucap Aisyah dengan tulus. Charlie tersenyum kembali, lalu membungkukkan badan sejenak sebelum meninggalkan ruangan. Dua hari ini, Charlie memang selalu menjadi tumpuan Aisyah dalam menjalani segala kesibukan di perusahaan. Hubungan kerja mereka telah terjalin sangat baik, meskipun baru bertemu dua kali, mereka saling menghargai dan mendukung satu sama lain dalam mencapai kesuksesan bersama.

Namun, di sisi lain. Galih yang sudah dipindahkan ke bagian site manager. Karena, Aisyah tahu jika Galih banyak menghabiskan waktu di lapangan kerja maka kecil kemungkinan dia akan bertemu dengan Galih di kantor.

Charlie datang menemui Galih di ruangnya.

"Kamu terlihat menikmati jabatanmu,"ucap Charlie pelan, Galih menoleh dan tersenyum.

"Apa boleh buat, Bu Aisyah menginginkan Saya menjadi Site Manager. Bukan kah itu adalah sebuah anugerah?"jawab Galih sembari tertawa menyembunyikan setiap masalah yang masih tersimpan dapat di benaknya.

"Jika kamu mau aku bisa menempatkan kamu menjadi Asisten CEO dan kalian bisa sering bertemu,"goda Charlie. Galih tertawa hambar yang membuat Charlie ikut tertawa. Tetapi, sejenak kemudian raut wajah Galih kembali berubah. Galih hanya ingin hubungannya dan Aisyah baik-baik saja tak masalah jika wanita itu tak menerimanya sebagai ganti Lucas.

Jam makan siang pun tiba, nampak beberapa karyawan pergi ke kantin perusahaan. Galih duduk di dalam ruangannya sembari menatap fokus pada layar laptop di mana foto seorang gadis terpampang di sana. Itu adalah foto milik Nayra, senyuman cantik Nayra membuat hati Galih bergetar tetapi sesaat kemudian kenyataan menyadarkan Galih kembali jika dirinya saat ini harus fokus pada kehidupan baru pada janjinya.

1
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!