Satu Malam Di Tahun Baru

Keesokan paginya

Luiz terlihat sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Ia melangkah keluar dari mansion melewati Nica yang sedang sibuk bersih-bersih.

"Luiz apa kau akan pulang larut malam lagi?" tanya Nica dengan wajah penasaran.

"Kenapa? Apa kau berniat kabur dari pulau ini?" ketus Luiz membuat Nica gelagapan.

"Jawabannya hanya satu. Kau tidak akan bisa keluar dari pulau ini." tukas Luiz sebelum berlalu dari sana meninggalkan Nica.

Semalam Nica berpikir keras mencari jalan keluar dari pulau itu. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil.

"Paman Zeus! Sebenarnya pulau ini milik siapa?" tanya Nica sembari mengunyah sandwich di dalam mulutnya.

"Anda bisa bertanya langsung kepada Tuan Alberto. Saya tidak memiliki kapasitas menjawab rasa penasaran Anda. Tugas saya hanya mengabdi dan melayani Tuan muda hingga dia menikah dengan wanita yang dicintainya." tukas Paman Zeus dengan mata berkaca-kaca.

"Perempuan mana yang akan jatuh cinta dengan pria angkuh sepertinya." gumam Nica membuat Paman Zeus tertegun.

"Tidakkah Anda berpikir jauh mengenai alasan mengapa Tuan muda membeli Anda dan membawa Anda ke tempat rahasianya? Anda hanyalah orang asing yang tidak jelas asal usulnya." tanya Paman Zeus menatap Nica dengan wajah serius.

"Aku tidak mengenalnya ataupun tahu dengan sifatnya. Jadi tidak perlu berpikir terlalu jauh. Mungkin dia membutuhkan seorang maid untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Buktinya aku hanya dijadikan sebagai pembantu di mansion miliknya." tukas Nica dengan wajah malas membahas mengenai Luiz. Lagian Luiz bukanlah tipe pria idamannya.

Setelah mengobrol panjang lebar. Paman Zeus melanjutkan pekerjaannya. Sementara Nica memutuskan menjelajahi kediaman Luiz untuk mencari jalan keluar.

Karena terlalu asik menjelajahi mansion itu. Tanpa sadar Nica masuk ke dalam sebuah ruangan gelap.

Tek

Nica menghidupkan lampu di ruangan tersebut hingga Nica menemukan sesuatu yang mengejutkan di dalamnya.

"I-ini--"

Nica merasa bibirnya terkunci saat ingin mengucapkan sesuatu. Nica langsung membalikkan tubuhnya saat menemukan sesuatu yang tak terduga di dalam ruangan itu.

Saat tubuhnya sudah menghadap kearah pintu. Nica melihat Paman Zeus menatapnya dengan wajah cemas. "Nona! mengapa Anda masuk ke ruangan ini! Jika Tuan muda mengetahuinya. Bisa-bisa Anda akan dihukum cambuk!" ujar Paman Zeus dengan cepat menarik tangan Nica keluar dari ruangan itu sebelum ada yang melihatnya.

Setibanya di dapur. Paman Zeus langsung menceramahi Nica. Sementara pikiran Nica masih tertuju pada satu hal rahasia yang dia lihat tadi. Apa yang dikatakan Paman Zeus terdengar seperti angin berlalu di telinganya.

"Pa-paman Zeus..." panggil Nica dengan suara yang sangat lirih. Namun, terselip rasa penasaran di raut wajahnya.

"Jangan bertanya tentang apapun yang Anda lihat. Apa lagi kalau sampai pertanyaan Anda sampai ke telinga Tuan muda. Saya tidak menjamin Anda akan selamat dari amukannya." tukas Paman Zeus memperingatkan Nica.

Nica mengurungkan niatnya bertanya lebih jauh mengenai satu rahasia yang baru saja diketahuinya.

Semalaman Nica begadang sembari memikirkan banyak cara keluar dari sana. Luiz menatap aneh kearah wajah pucat Nica. Apa lagi saat sedang memasak. Nica lebih banyak diam dan melamun hingga membuat masakannya gosong.

"Aku akan makan diluar jika kau tidak bisa membuat sarapan pagi untukku. Bisa-bisa mansion ku akan terbakar jika membiarkanmu terus memasak dengan wajah seperti itu." ujar Oscar memukul meja makan dengan kuat hingga mengejutkan Nica.

"Aw!"

Nica langsung mematikan kompor dan buru-buru melangkah menuju wastafel mendinginkan telapak tangannya karena tanpa sengaja menyentuh wajan yang masih panas.

"Dasar ceroboh!" ketus Luiz berlalu dari sana.