Cerita udah Tamat, ya!!!
Mohon untuk dibaca setiap bab, ya. Jangan ada yang diskip sebagai bentuk penghargaan kepada penulis yang sudah membuat cerita.
King Arkan Foster, seorang pria berusia 25 tahun, mahasiswa. Arkan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang wanita yang lebih tua darinya di dalam bus.
Siapa sangka Arkan bertemu kembali dengan wanita itu di sebuah bar tempat Arkan bekerja. Karena mabuk, si wanita mengajak Arkan menikah dan Arkan menghabiskan malam bersama perawan tua itu.
Tanpa diduga wanita itu adalah ibu dari temannya sekaligus dosen di kampus Arkan kuliah.
Sementara, Adelia terpaksa tetap menjalani pernikahan rahasia dengan teman putranya karena suatu hal.
Bagaimana pernikahan Rahasia Arkan dengan wanita itu?
Apa yang akan terjadi jika akhirnya, teman Arkan mengetahui pernikahannya dengan sang ibu?
Dan rahasia apa yang dimiliki Adelia maupun Arkan?
Please Follow akun ini sekalian ig dan tik tok author ya!
Ig : lady_mermad
Tiktok : lady_merm
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Mermad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinner
"Adelia!" panggil seorang pria. Adelia tengah melangkah menuju ruang dosen. Wanita itu menghentikan langkah kakinya dan memutar tubuh agar melihat siapa yang memanggil.
"Mr. Alex!" sahut Adelia saat melihat siapa yang memanggil. Ternyata itu adalah Dekannya.
Alex mempercepat langkah dan berdiri di depan Adelia. Alex adalah seorang duda cerai dengan dua anak. Namun, anaknya diasuh oleh mantan istrinya.
"Makan malam kita sebelumnya gagal. Bagaimana jika nanti malam kita jadwalkan lagi?" bujuk Alex.
Adelia tidak bermaksud membatalkan makan malam itu, andai saja Arkan tidak mengetahuinya. Pria itu memaksa Adelia untuk tidak pergi, jika Adelia bersikeras maka Arkan akan memberitahu Alex bahwa Adelia menikahi mahasiswa. Adelia terpaksa menghubungi Alex dan mengatakan dia tidak bisa makan malam.
Wanita itu pikir, Alex telah melupakan keinginannya karena kejadian itu sudah berbulan-bulan lalu.
"Boleh," jawab Adelia, kali ini dia merasa tidak enak harus menolak.
"Jam 7 malam, aku akan menjemputmu, kirim saja alamatmu," putus Alex.
"Tidak usah. Katakan saja dimana tempatnya, saya akan ke sana dengan taksi." Adelia tidak mau Arkan menjadi curiga. Wanita itu berharap Arkan tidak melihatnya karena lambat laun dan entah sejak kapan Adelia mulai mencintai Arkan, suaminya itu. Mungkin dimulai saat dia cemburu dengan kehadiran Shanaz. Adelia masih penasaran dengan hubungan Shanaz dan Arkan. Namun, Arkan belum jujur akan hal itu.
"Yakin? Padahal aku sangat ingin menjemputmu." Nada kecewa terlontar dari mulut Alex.
"Tidak apa-apa, aku ke sana sendiri saja."
Alex tidak berdebat lagi. Mereka kemudian berjalan menuju ruang guru.
***
Adelia mematut diri di depan cermin, penampilannya sudah sempurna. Wanita itu menyemprotkan parfum sebagai sentuhan akhir. Dia mengambil tas dan keluar dari kamar.
"Mama! Mau kemana?" tanya Shaga yang kebetulan keluar dari kamarnya. Putra Adelia itu memperhatikan penampilan sang Mama yang cantik. Shaga baru menyadari ternyata ibunya kelihatan masih sangat muda dan belum pantas memiliki anak seusia dia.
"Mama, mau makan malam bersama Alex," jawab Adelia.
"Alex? Yang Dekan itu?" Shaga memastikannya.
"Iya, wah semoga kalian berjodoh. Apakah aku harus bersiap memiliki Papa baru?" canda Shaga.
"Jangan sembarangan!" tegur Adelia.
Kamu sudah memiliki Papa baru, Adelia tidak meneruskan kalimat itu.
"Ya, sudah selamat bersenang-senang dengan calon Papa baruku." Shaga tersenyum, dan kabur kembali ke kamar sebelum Adelia memukul kepalanya.
Adelia memesan taksi dan menuju restoran tersebut. Restoran yang dipilih Alex ternyata bukan restoran biasa, itu adalah Restoran kalangan atas. Adelia memberitahu pelayan bahwa dia datang untuk memenuhi undangan dan menyebut nama Alex. Pelayan mengarahkan Adelia ke ruangan yang telah di pilih oleh Alex.
Wanita itu meilhat Alex sudah duluan berada di sana.
"Maaf, aku sedikit terlambat," ucap Adelia. Alex berdiri membukakan kursi untuk Adelia duduk. Wanita itu merasa tersanjung dengan perlakuan istimewa Alex. Adelia jadi membandingkan Arkan dengan Alex, seharusnya dia menikahi pria seperti Alex, bukan pemuda labil seperti Arkan.
"Tidak apa-apa, aku saja yang kecepatan datang," kelakar Alex.
"Apakah sudah mau memesan, Tuan?" tanya pelayan pria, entah mengapa memperhatikan pelayan itu, membuat Adelia teringat dengan Arkan. Wanita itu kembali memfokuskan diri.
"Tentu saja, kau ingin makan apa?" tanya Alex dengan sopan.
Setelah menyebutkan pesanan mereka pelayan pergi menyiapkan pesanan. Alex dan Adelia mengobrol ringan sambil menunggu makanan mereka datang. Pembicaraan tidak lepas dari tentang pekerjaan karena pekerjaan mereka sama. Mereka sama-sama pendidik.
Pelayan datang dan menata hidangan di atas meja. Setelah itu pergi meninggalkan Adelia dan Alex. Mereka makan dengan tenang, Alex bahkan sesekali mengambilkan lauk dan meletakkannya di piring Adelia. Wanita itu mengangkat kepala dan tersenyum.
"Adelia, apakah kau sudah memiliki kekasih?" pertanyaan tiba-tiba dari Alex membuat Adelia tersedak. Pria itu memberikan air putih kepada wanita di depannya.
"Kenapa?" tanya Adelia ketika sudah tenang kembali.
"Apa kau mau menjadi kekasihku?" rayu Alex. Adelia menatap Alex, jika belum menikah dia pasti akan sangat senang menerima undangan itu, tapi sekarang kondisinya tidak memungkinkan menerima lelaki manapun.
"Maaf, aku belum siap untuk memiliki kekasih," tolak Adelia secara halus.
Rona muka Alex berubah merah, mungkin dia kecewa. Namun, dia bersikap seperti biasa lagi.
"Jika kau belum siap, tidak apa-apa. Renungkan saja dulu, aku akan menunggumu," putus Alex.
Adelia merasa lega, dia pamit mau ke toilet sebentar.
***
Arkan tengah makan malam menemani kakeknya, kebetulan hari ini dia libur kerja. Entah mengapa restoran yang dipilih oleh Armando, sama dengan restoran tempat Adelia makan.
"Kakek, aku ke toilet sebentar." Arkan meninggalkan Armando.
Arkan melewati ruangan tempat Adelia. Namun, wanita itu tidak berada di sana. Arkan melihat Alex, dia mengenali Alex karena pria itu Dekan di fakultasnya. Arkan melihat, Alex memasukan sesuatu ke dalam minuman di depannya. Arkan yakin itu adalah obat perangsang.
"Kasihan sekali teman makan malam, Mr. Alex," batin Arkan. Pria itu terus menuju toilet dan menunaikan hajatnya.
Arkan kembali ke ruangannya dan melihat wanita yang bersama Alex. Wanita tersebut membelakangi Arkan sehingga pria itu tidak dapat melihatnya. Namun, Arkan mengenali bentuk tubuh si wanita.
"Ah, sudahlah," batin Arkan, pria itu kembali ke dalam dan melanjutkan makan malam bersama Armando.
Tidak lama mereka selesai makan, Arkan keluar bersama Armando. Kembali melewati ruangan Alex dan teman kencannya. Arkan melihat minuman wanita itu telah di minum setengah. Arkan sempat tertegun.
"Ada apa?" tanya Armando yang melihat cucunya berhenti.
"Tidak apa-apa, ayo, aku antar Kakek ke mobil." Arkan menuntun Armando ke luar mereka menunggu sopir datang.
Mobil Armando tepat berhenti di depan mereka, pria tua itu langsung masuk ke dalam.
"Menginaplah sesekali di rumah utama. Ah iya, kata Shanaz, apartmentmu sepertinya tidak ditempati, tinggal dimana kau sekarang?" tanya Armando.
"Aku tinggal bersama Ryan, kami sedang mengerjakan project," bohong Arkan.
"Baiklah, hati-hati!"
Setelah Armando pergi Arkan menuju parkiran motornya. Pria itu merogoh saku celana, kunci motor tidak ada. Arkan ingat kunci motornya tertinggal di meja tempat mereka makan. Dia lalu ke sana dan mengambilnya. Saat keluar dari ruanganya dia melihat Alex dan Adelia keluar dari ruangan sebelah.
Adelia terlihat mabuk dan kepanasan.
"Apa restoran ini mati Acnya? Kenapa begitu panas di sini?" Adelia mengibas-ngibaskan tangan mengusir panas akibat pengaruh obat.
"Ayo, kita segera keluar." Alex merangkul tubuh Adelia, membuat wanita itu tersentak.
🍒🍒🍒
updatin double dong