NovelToon NovelToon
My BOSS Is My WOUND

My BOSS Is My WOUND

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:16.5k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

"Apa anda sudah gila..? kenapa anda lakukan ini kepadaku..?"

Pertanyaan yang dibarengi dengan lelehan air mata, keluar dari rongga suara wanita cantik Yara Berker. Netra yang digenangi cairan bening itu, nampak berkilat kemarahan terhunus kearah lelaki tampan yang tengah terduduk dikursi kepemimpinannya.

"Mungkin...!" jawab Asker Meltin, sang CEO pemilik gedung pencakar langit termegah, Meltin Grup.

"Pilihan ada ditanganmu, kaulah penentu masa depanmu sendiri." sambung Asker Meltin membalasan tatapan sang bawahan yang berdiri gemetar dengan tangan terkepal didepan sana.

---------

Alih alih mendapatkan harapan yang ia gantungkan kala melamar pekerjaan diperusahaan terbesar dan termasyur dibeberapa belahan dunia, Yara Berker malah harus menelan kesakitan yang ia dapat dari atasannya sendiri.

Kepahitan kala harus mengorbankan hati dan cintanya, demi menjaga nama baiknya dan orang orang terkasih.

Pilihan yang keduanya sulit mau tak mau harus diambil olehnya.

Inilah kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengukir kenangan

"Ayah, ibu..!" sapa Yara kepada pemilik separuh jiwanya.

Dengan sekuat hati, Yara menahan diri agar tidak menangis didalam pelukan kedua orang yang sangat berarti bagi hidupnya.

"Kenapa wajahmu pucat sekali, kamu sakit..?" tanya ibu dengan cemas, sembari memeriksa suhu tubuh putri tercinta.

Yara menggeleng cepat "aku hanya lelah bu, semalam aku begadang mengerjakan beberapa berkas perusahan." dalih yang Yara ucapkan.

"Ya sudah, istirahat sana." titah lembut sang ayah sembari mengusap sayang kepala putrinya.

Yara mengiyakan dan segera menuju kekamarnya dilantai dua. Tangis itu langsung pecah disaat menatap deretan foto manisnya bersama sang calon suami Altair. Lelaki yang sudah sejak sembilan tahun mewarnai hari harinya.

Didekap dengan erat bingkai foto yang menjadi favoritnya, dengan diiringi tangisan pilu mendayu dayu.

"Maaf sayang, maaf..!" ucap lirih Yara.

Ditepuknya berkali kali dada yang terasa amat sesak itu. Kelebatan kenangan kebersamaan dengan Altair, terus menari nari difikirannya.

Satu minggu lagi, ia akan genap berusia dua puluh tiga tahun, dan akan resmi bertunangan dengan pria yang ia cintai. Lalu tiga bulan kemudian, mereka akan mengikat cinta dalam janji suci pernikahan.

Tapi sekarang, entah apa yang akan terjadi kedepannya. Akankah semua rencana manis yang sudah dibuat, bisa dapat mereka wujudkan.

Hampir empat jam Yara menumpahkan air yang bersumber dari netranya. Foto itu pun masih dengan erat ia dekap dan berulang kali pula ia beri kecupan.

Disaat merasa lelah, Yara bangkit berlalu kekamar mandi guna membersihkan diri.

Tok tok tok

"Yara, nak...!" suara sang ibu memanggil, tepat disaat Yura selesai mengenakan pakaiannya.

"Iya bu..!" sahut Yara setelah pintu terbuka. Dan tertangkap oleh sang ibu, matanya yang sangat sembab, membesar dibagian kantungnya.

"Kamu menangis..?"

"Tidak bu, hanya kebanyakan tidur saja." bualan Yara yang sudah pasti tidak dipercayai oleh sang ibu.

"Ada Altair dibawah, katanya ponselmu tidak bisa dihubungi."

"Astaga..!" ucap Yara yang baru menyadari, jika sejak kemarin malam ia tidak memberi kabar kepada sang kekasih. Bahkan ia sama sekali tidak menyentuh telefon genggamnya.

Yara buru buru memperbaiki penampilan, dan bergegas menuruni anak tangga menghampiri Altair.

Dadanya kebali dipaksa harus berdenyut nyeri, menatap wajah penuh kecemasan pria yang ia cintai. Apa lagi saat netra mereka saling beradu, ingin sekali Yara menjerit, mengadu, menumpahkan semua rasa yang mencabik cabik didalam tubuhnya.

"Yara..!" seru lemah Altair, dan meraih kedua tangan kekasihnya.

"Kamu kemana saja sayang..? apa yang terjadi..? nomormu tidak bisa dihubungi, kemarin malam juga kamu tidak menjawab telefonku dan membalas semua pesanku." cecar Altair menatap wajah lesu Yara. Dengan nada suara naik dua oktaf.

"Kamu menangis..? ada apa sayang..?" lagi pertanyaan penuh kecemasan Altair lontarkan.

Yara langsung menarik tangan Altair, menggiring raga pria itu kehalaman rumah. Setelah dirasa obrolan mereka tidak dapat didengar oleh orang tua dan adiknya, Yara langsung memeluk erat sang kekasih.

"Maaf sayang, maaf." ucap Yara dengan tangis yang kembali datang.

"Sayang..!" kecemasan Altair semakin menjadi.

"Maaf Al, maaf sayang, maaf." Yara mengeratkan pelukannya.

"Iya aku sudah memaafkanmu, aku hanya cemas saja karena kamu tidak memberi kabar. Maaf aku sudah meninggikan suaraku, sudah jangan menangis." ucap Altair yang mengira jika permintaan maaf Yara karena tidak memberi kabar, dan tangisan Yara karena suara yang ia keluarkan tadi sedikit meninggi.

Altair, dimasa kurun waktu sembilan tahun kebersamaannya dengan Yara dan selama lima tahun mengubah hubungan dari persahabatan menjadi kekasih, sekali pun pria itu tidak pernah meninggikan suara kepada Yara. Bahkan mereka sama sekali belum pernah bertengkar.

Altair juga selalu menjaga Yara dengan baik, sentuhannya tidak lebih dari memeluk dan mencium pipi dan kening saja.

"Maaf sayang, maaf." lagi Yara berucap dengan tangisan yang semakin menjadi.

"Sayang sudah jangan menangis." ucap takut Altair. "iya, aku sudah memaafkanmu. Aku tidak marah kepadamu, aku hanya khawatir saja."

Altair juga ikut ikutan mengeratkan pelukan keraga Yara. Diusapnya dengan perlahan surai panjang sang kekasih hati.

Hampir tiga puluh menit, mereka berdiri dengan posisi saling berpelukan erat. Dirasa tangis Yara sudah berhenti, Altair mengurai kedua tangannya dan berganti menangkup wajah ayu Yara yang sudah sangat sembab juga pucat.

"Jangan menangis lagi ya..? aku tidak marah. Aku mencintaimu sayang, aku tidak akan pernah bisa marah, apa lagi melihatmu menangis begini."

Ucapan Altair bukannya membuat Yara tenang, justru kembali membuat Yara tergugu. Altair pun kembali panik.

"Sayang, kamu itu kenapa..? apa ucapanku salah..? sayang, jangan membuat aku takut, ada apa sebenarnya..?"

Ditelisiknya wajah yang kembali dibajiri oleh air mata itu. Dicarinya jawaban dari semua pertanyaan yang sudah Altair keluarkan.

"Maaf ya sayang, maaf..?" ucap Yara.

"Iya sayang iya, aku sudah memaafkanmu. Aku tidak marah, lihat ini..!" Altair tersenyum lebar lalu memaikan mimik wajahnya agar terlihat lucu.

Yara pun terkekeh ditengah tangisannya.

"Ah sayangku..!" seru manja Altair dengan kembali memeluk Yara lalu menggoyang goyangkannya kekiri dan kekanan.

Sampai akhirnya gelak tawa tercipta dari mereka berdua.

"Ayo kita makan, kata ibu kamu belum makan..?" ajak Altair, dan diangguki oleh Yara.

Mereka pun memasuki rumah, kemudian makan bersama dengan ayah, ibu dan Yama. Setelah itu, mereka semua berbincang diruang keluarga. Sampai waktu bagi Altair untuk berpamitan, tepat dipukul sepuluh malam.

"Selamat tidur, dan jangan lupa mimpikan aku." ucap Altair sebelum ia benar benar meninggalkan rumah sang kekasih.

Yara yang memang sudah teramat lelah, baik dari fisik, juga karena banyak menangis, dan kepala yang berdenyut sakit, akhirnya terlelap bergelung dengan mimpi mengukir kenangan bersama Altair.

"Kasihan ya Yara dan Altair 😭"

"Aku juga sampai ikutan nangis waktu nulis part mereka. Ah, berasa jahat banget author."

"Tapi, walau sesedih apapun, jangan lupa untuk tetap memberikan dukungan kalian ya sahabat. Agar kisah kebahagiaan mereka bisa segera terjadi dalam cerita dipart part selanjutnya."

1
Anis Rohayati
jiji sma si jalang gracia bnr2 wanita jalang
Anis Rohayati
yara menye2 harus nya kasih pelajaran asker kabur aja buat asker kapok jangan menye2 jadi istri apa2 nangis bikin muak aja
Anonymous
Masalah pil KB kok ga selesai2…
Anis Rohayati
asker kebanyakan salah paham lebih baik yara cerai kan si asker lama2 muak liat kelakuan nya
Delia ATA
ah, senangnya. Hayuk Yara tinggal kamu mau hamil, jangan minum pil kontrasepsi lagi
Delia ATA
uh gini dong Asker. Awas kalo loe tantrum lagi nanti.
Evy Natonis
So Sweet,,,Dari Dulu ke Asker hhh
Anis Rohayati
tuh dengerin toriq asker jangan smpe nnti yura berubah
Evy Natonis
pendek amat thor up nya....
Datu Zahra: sabar ya kak, masih ada satu bab lagi.
total 1 replies
Anis Rohayati
pokus cerita yara dan asker aja ka
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍😍
dwi ka
Bagus critanya..
Sebenernya lbh suka yara sama altair..
Asker kyk psikopat iih serem..

Pliss thor endingnya balik sama altair aja,,
Atau klo ttp sama asker, ilangin tuh psikopatnya, serem & nyebelin bgt 🤣
Anis Rohayati
jiji sma si altair dan reha kaga cocok
muna aprilia
lnjut
Anis Rohayati
seru bgt ka ga sabar yara hamil pasti tambah seru 😍😍😍
Anis Rohayati
😍😍😍
Anis Rohayati
yara asker 😍😍😍
Manoy Cagar
ini ceritanya bagus,tapi kok yg like sedikitnya,semangattt thorrr 😘👍
Delia ATA
Dasr Asker gila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!