Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Seminggu berlalu semenjak insiden di meja makan. Sikap Wanda semakin dingin. Tak ada lagi wanda yang dulu sewaktu Irwan pulang dari kantor ada yang menyambutnya dengan penuh senyuman. Semuannya berubah, Wanda sebisa mungkin menghindar dari suami dan kakaknya. Ia lebih banyak menenggelamkan diri dengan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya.
Irwan menyadari perubahan dari sikap istrinya, awalnya ia anggap biasa saja. Ia sengaja membiarkan istrinya sendiri merenungi kesalahanya sehingga nanti bisa seperti biasa kembali.Tapi sudah seminggu berlalu malah sikap istrinya makin menjauhi dirinya.
"Wanda, kok nggak ada sarapan?" Irwan melihat meja makan tidak ada makanan sama sekali.
"Lagi males." ujar Wanda enteng sambil meminum segelas teh yang biasa ia minum setiap pagi.
"Trus, mas sarapan apaan dong?" ujar Irwan.
"Terserah." ujar wanda ketus.
"Ya udah, mas sarapan dikantor aja nanti." Irwan mengalah ia tidak mau ribut dengan istrinya, bisa - bisa moodnya pagi ini buruk.
"Hmm." jawab Wanda menoleh sesaat lalu kembali fokus menonton TV.
Irwan menggeleng melihat kelakuan istrinya, Wanda benar - benar bersikap cuek. Tak peduli lagi suaminya mau berangkat bekerja.
Kalau dulu saat Irwan berangkat kerja, baju sudah disiapin, sarapan juga udah siap. Tapi sudah beberapa hari semunya hilang. Apa Wanda sudah mengetahui hubunganku dengan kakaknya? Entahlah.
Sore harinya saat Irwan pulang kerja, Wanda sama sekali tidak menggubris kedatangan suaminya. Wanda asik dengan ponselnya seakan ada hal yang begitu menarik didalamnya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab Wanda tanpa menoleh ke sumber suara tersebut.
"Kamu lagi ngapain, Wanda." Irwan duduk disebelah istrinya sambil melihat ponsel yang dipegang istrinya.
Wanda mematikan ponselnya dan menaruh begitu saja di meja.
"Nggak ada mas, tumben jam segini udah pulang?Nggak lembur ?" sindir wanda sinis.
"Kok ngomong gitu, mas pulang cepat salah, pulang telat juga salah?" runtuk Irwan.
"Mas aku mau ngomong sesuatu sama kamu?" ujar Wanda serius.
"Mau ngomong apa? "Ujar Irwan heran nggak biasanya istrinya serius seperti ini.
"Aku mau kerja lagi, mas. Bosan dirumah mulu." Ujar Wanda mengutarakan keinginannya.
"Ngapain kamu kerja, apa uang dariku tidak cukup?tanya Irwan.
"Lebih dari cukup ,aku kangen saat - saat dikantor dulu. Aku ingin kembali terjun ke dunia kerja kembali." mata Wanda menerawang mengingat saat dulu bekerja sebelum menikah dengan Irwan suaminya.
Saat itu Irwan cuma staff biasa bekerja dikantor temanya . Berkat campur tangannya lah Irwan bisa berada di posisi dia sekarang.
"Ada sesuatu kok tiba - tiba mau kerja, sayang." ujar Irwan.
"Aku bosan dirumah, mas. Sudah cukup lama aku vakum. Sayang ilmuku tidak dipergunakan. Boleh ya, mas." mohon Wanda meluluhkan hati suaminya.
Hening....
Wanda masih menunggu jawaban dari suaminya.
"Sebenarnya mas lebih suka kamu dirumah saja, mengurusi rumah. Tapi mas nggak bisa memaksa keinginan mas.vMas ngerti kebosananmu. Tapi jikan mas ijinin kamu kerja lagi apakah kamu bisa mengurusi rumah ini?" ujar Irwan keberatan.
"Insya Allah, bisalah mas. Aku janji nggak akan melupakan tugasku sebagai istri." ujar Wanda bahagia.
"Baiklah aku ijinin kamu kerja kembali. Tapi ingat janjimu, Ok!" ucap Irwan.
Begitulah perdebatan antara Wanda dan Irwan. Irwan terpaksa mengabulkan keinginan istrinya untuk kembali terjun didunia kerja seperti dahulu. Irwan tau jika istrinya sudah berkemauan sangat sulit mematahkannya. Dia akan berusaha mencapai apa yang ia inginkan.
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein