Awalnya Su Lingyu adalah penggarap spiritual dari zaman modern. Namun karena sebuah kecelakaan konyol, ia terpaksa memasuki sebuah dunia novel percintaan zaman kuno, menjadi selir Pangeran Bupati Bo Mingchen sekaligus karakter penjahat wanita yang akan berakhir menyedihkan.
Su Lingyu tidak mau berakhir menyedihkan. Jadi dia dengan patuh menandatangani perjanjian perceraian lalu pergi. Dengan tubuh koi nya yang makmur, Su Lingyu berhasil melalui semua masalah yang timbul setelah bergesekan dengan pemeran utama wanita.
Namun, kenapa rasanya ada yang salah dengan plotnya? Dan apa yang salah dengan Bo Mingchen yang perlahan menipunya kembali ke istana pangeran bupati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benar-benar Beruntung
Su Lingyu terkejut. "Ada ruang bawah tanah di rumah ini?"
Kiwi mengangguk. "Ya, periksalah. Kemungkinan besar Bo Mingchen bahkan tidak tahu tentang tempat ini. Ada sesuatu yang bagus di sana."
Tentu saja ketika mendengar ada sesuatu yang bagus di sana, Su Lingyu tanpa ragu pergi ke tempat yang dimaksud Kiwi. Xiao Mo pergi untuk membereskan barang-barang.
Rumah bawah tanah ada di halaman belakang. Ada baru besar di halamannya belakang yang menjadi hiasan alami. Namun tidak banyak yang tahu jika sebenarnya ada pintu menuju rumah bawah tanah.
Pintunya terhalang oleh sulur hijau yang menyelimuti batu. Sehingga sulit untuk mengetahuinya. Untungnya, pintu batu tidak sulit dibuka. Setidaknya tidak sulit bagi Su Lingyu.
"Tampaknya sangat gelap."
Su Lingyu mengambil obor dan menyalakannya. Lalu menuruni anak tangga yang cukup usang.
Rupanya di dinding juga ada obor yang terpasang. Su Lingyu hanya perlu menyalakannya. Dengan begitu, ruang bawah tanah tidak terlalu gelap lagi.
"Tempat apa ini sebelumnya?"
"Sepertinya tempat penyimpanan harta. Apa pun itu, kita akan tahu ketika memeriksanya." Kiwi turun dari baju Su Lingyu dan berlari kecil ke depan.
Tubuh berbulu putihnya yang mungil seperti anak tikus yang tak memiliki ekor.
"Tuan, cepatlah datang ke sini! Kita kaya!" Kiwi berteriak.
Su Lingyu buru-buru menghampirinya. Ruang bawah tanah ternyata cukup luas. Ada banyak benda diletakkan. Beberapa peti berisi perak dan enak, batang emas, perhiasan, serta beberapa barang antik.
Apa-apaan semua ini? Harta jatuh dari langit dan membiarkannya menjadi kaya?
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu di keluarga Ling halaman Ling Hua.
Ling Hua tidak keluar hari ini karena dikatakan bahwa Bo Mingchen akan menceraikan Su Lingyu. Ia tahu tentang hal ini karena pengawal pribadi Bo Mingchen sendiri, Lu Tian memberi tahu dirinya.
Tampaknya Lu Tian lebih optimis jika dirinya yang menjadi selir pangeran bupati mereka.
Tapi ....
Ia menunggu pelayanannya yang pergi mengecek situasi lebih dulu sebelum membuat rencana lainnya.
Tak lama, pelayannya datang.
"Bagaimana situasi di sana?" tanyanya.
Pelayan nya itu sangat senang hingga wajahnya tak berhenti tersenyum. "Nona, gadis itu sudah meninggalkan istana pangeran bupati hari ini. Tampaknya tidak ada kesempatan apa pun untuk kembali lagi. Dengan begitu, nona tidak perlu khawatir akan bersaing dengannya."
Ling Hua tidak memiliki banyak perubahan ekspresi. "Siapa yang berkata aku akan masuk Istana Pangeran Bupati?" Ia sedikit tidak senang.
Pelayannya merasa bingung. "Bukankah demikian? Lalu ...."
"Bukan apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Karena gadis miskin yang muncul entah dari mana itu keluar dari Istana Pangeran Bupati, maka tidak sulit bagiku untuk melancarkan rencana berikutnya."
Tujuan sebenarnya Ling Hua bukankah Istana Pangeran Bupati. Walaupun dia tahu bahwa Bo Mingchen sangat baik dan berpikir dewasa, namun dia kurang senang dengan identitasnya.
Dulu saat berada di tempat asalnya berada, ia terobsesi oleh pria kaya yang memiliki kekuasaan. Jika dia bisa merayu seorang CEO, kenapa dia tak bisa mendapatkan hati seorang putra mahkota di zaman kuno ini?
Tapi ia juga harus waspada. Tidak baik untuk berpisah tiba-tiba dengan Bo Mingchen. Jika sesuatu terjadi di masa depan sebelum dia bisa mendapatkan hati putra mahkota, Bo Mingchen masih berguna.
"Berita tentang perceraian mereka pasti akan segera diketahui banyak orang. Kita itu terjadi, ingatlah untuk meminta seseorang untuk mengaitkan kesukaan pangeran bupati terhadapku." Ling Hua tersenyum lembut.
Pelayannya itu senang. "Tentu saja, nona, jangan khawatir."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Su Lingyu tidak tahu jika saat ini dirinya sedang diplot oleh pihak lain. Ia masih berada di rumah bawah tanah, memeriksa semua barang antik di sana. Ia curiga dengan keberadaan harta benda itu.
"Benda ini tidak mungkin ada di sini begitu saja bukan? Pasti ada yang aneh."
Ia memperhatikan sekeliling. Mungkin saja ada jebakan tersembunyi yang akan membunuhnya kapan saja. Ia tidak bisa lengah.
Namun Kiwi memastikan tidak ada jebakan sama sekali di ruang bawah tanah.
"Kamu adalah tubuh koi. Apa yang salah mendapatkan keberuntungan seperti ini. Harta ini nyata ditinggalkan oleh pemilik sebelumnya."
Kiwi menyentuh salah satu perak dan menggigitnya. Ini asli. Lalu gigit juga emas, periksa perhiasan serta sentuhlah guci antik. Tubuh kecilnya penuh keingintahuan, agak lucu..
Setelah memastikan tidak ada yang aneh, Su Lingyu akhirnya menghela napas lega.
"Benar saja, zaman kuno penuh dengan barang-barang seperti ini. Betapa sulitnya di zaman modern mendapatkan hal-hal ini." Su Lingyu menyentuh batangan emas.
"Tapi, kenapa barang-barang berharga seperti ini ada di sini? Bukankah ini terlalu berisiko untuk ditemukan?"
Kiwi sepertinya berpikir, menyentuh gulungan lukisan. Ia bisa merasakan ada aura spiritual pada lukisan.
"Ini sepertinya peninggalan keluarga pedagang yang sangat kaya pada masanya. Lihat ini, ini jelas lukisan antik yang ditinggalkan oleh seorang pelukis spiritual terkenal pada masanya. Barang mahal. Kaisar saja bahkan tidak punya."
Sekarang bukan lagi masa kejayaan energi spiritual. Sehingga banyak barang spiritual yang telah hancur, hilang atau mungkin disembunyikan.
"Tuan, di masa depan, kamu mungkin harus bersiap secara mental. Karena kamu tubuh koi, hal-hal baik akan datang meski hanya diam dan makan saja."
Su Lingyu sedikit tidak senang. Ia hanya ingin tinggal dan menikmati hidup. Karena tidak bisa lagi kembali ke zaman modern, kenapa ia harus memikirkan hal lain?
Tunggu!
Sepertinya ia teringat akan sesuatu ketika melihat barang-barang ini.
"Kamu bilang, semua barang ini ditinggalkan oleh seorang pedagang kaya raya pada masanya?"
"Benar."
Akhirnya Su Lingyu teringat dengan plot asli dalam novel.
Karena dalam plot aslinya Su Lingyu tidak bercerai dengan Bo Mingchen sesuai perjanjian, ia masih tinggal di istana pangeran bupati.
Kemudian, rumah yang seharusnya diberikan pada Su Lingyu sebagai kompensasi perceraian juga hilang. Lebih tepatnya, diberikan pada pemeran utama wanita, Ling Hua.
Rumah itu diberikan sebagai rasa terima kasih Bo Mingchen karena telah bersedia menanggung beberapa rumor untuknya. Terutama karena dalam plot novel aslinya, Su Lingyu selalu mengganggu Bo Mingchen.
Su Lingyu membenci Ling Hua dan terobsesi dengan Bo Mingchen. Banyak hal jahat yang dilakukan Su Lingyu asli untuk membuat Ling Hua menderita banyak fitnah dan rumor.
"Ck, apakah aku tidak tahu, ini keberuntungan atau mencuri keberuntungan?" gumamnya.
Sekarang rumah ini diberikan padanya oleh Bo Mingchen.
Jika Ling Hua mendapatkan rumah ini pada akhirnya, maka harta di ruang bawah tanah juga akan menjadi milik keluarga Ling. Berkat harta inilah, keluarga Ling maju selangkah di ibu kota. Bahkan Kaisar Bo juga dekat dengan mereka.
Karena beberapa di antaranya adalah barang antik, keluarga Ling menghadiahkannya pada Kaisar Bo.
Berkat ini juga, Kaisar Bo menyukai Ling Hua dan menjodohkannya dengan Bo Mingchen.
"Ini bukan mencuri keberuntungan. Tapi siapa cepat dia dapat! Tuan, jangan lupa, Ling Hua itu agak aneh. Ia bisa mengambil keberuntungan orang lain, patut untuk diwaspadai. Siapa yang tahu dari mana dia berasal sebelumnya." Kiwi memperingatinya.
"Maksudmu, dia juga bukan dari zaman ini?" Su Lingyu sedikit terkejut.
Ini bukan pertama kali dia memikirkannya.