Perbedaan kasta yang terlalu jauh membuat Dina hanya bisa menjadi wanita simpanan seorang CEO muda dan kaya, dapatkah ia hidup bahagia bersama irang yang ia cintai dan harapkan, meski semua menentang dan memisahkan Dina dan kekasihnya ?
Update seminggu 5x ya kalau lebih berarti aq lagi baik dan ada waktu lebih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cahaya_bintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trip Business
Dina dan Rey sedang berada disofa menonton TV dengan paha Dina sebagai bantalan Rey seraya mengusap rambut lelaki itu. Dina tidak fokus dengan acara yang disiarkan dan pandangannya seperti kosong sedang melamun hingga Rey yang berkali-kali memanggil Dina tak didengar perempuan itu. Bahkan kini yang dina usap bukan lagi rambut Rey melainkan sampai ke wajah hingga membuat Rey kesal dan mencubit hidung Dina untuk menyadarkan perempuan itu.
"Rey kamu apa-apa sih, lepasin". Dina sangat kesal kala Rey mencubit hidungnya.
"Ya kamu dari tadi malah ngelamun sampai yang di usap malah wajah aku, mikirin apa sih kamu ?". Tanya Rey dengan mata memicing menanti jawaban yang membuat Dina tak fokus seperti itu.
"Aku gak mikir apa-apa kok". Dina betusaha menyangkal tapi bukan Rey namanya jika langsung percaya begitu saja.
" Jangan bohong aku gak suka ya kamu bohong, katakan ada apa ?". Tanyanya dengan serius.
"Sebenarnya...... aku kepikiran kemarin waktu kita makan di resto, kita makan aja sampai sembunyi, kapan ya kita bisa bebas jalan tanpa sembunyi lagi ?". Dina sedih bahkan kini Dia menunduk meratapi nasib cintanya yang tak sebebas orang lain.
"Sabar aku sedang mencari waktu yang tepat untuk bilang ke orangtuaku ". Rey memberikan ciuman di bibir Dina dan gadis itu hanya mengangguk.
Rey yang melihat wajah Dina sebenarnya kasihan dan mengerti namun bagaimana lagi ia masih mencari waktu yang tepat untuk bilang ke orangtuanya jika ia serius dengan Dina.
" Lusa aku akan pergi untuk perjalanan bisnis ke singapura, kamu disini jangan nakal ya apalagi sampai dekat sama lelaki lain, akan kuhukum ntar kau kalau nakal". Rey yang membuat Dina kaget hingga membelalakan mata.
"Berapa lama ?" Tanyanya Dina.
" 3 hari". ucap Rey dan memberikan kecupan di bibir Dina lagi. "Rasanya aku ingin menaruhmu di koper dan membawamu ikut denganku". Dina menaikkan sebelah alisnya merasa jika dirinya disamakan dengan benda tak hidup.
" Emangnya aku barang ditaruh dikoper, kalaupun aku ikut ntar pekerjaanku gimana ?". Tanya Dina.
"Itu gampang aku tinggal menyiapkan surat dari dokter yang mengatakan jika kau sakit dan tidak bisa masuk selama 3 hari". Rey tersenyum dan kembali tiduran dipangkuan Dina, seolah semua bisa diatasi dengan mudah apalagi hal kecil seperti itu.
"Kamu mendoakan agar aku sakit ?". Tanya Dina sedikit kesal.
"Tentu saja tidak tapi itu rencana yang sempurna bukan ? kau tidak perlu khawatir biar aku yang urus kamu kemasi saja barangmu ". Ucap Rey
" Aku tidak mau, kalau kau pergi karena bisnis pasti aku akan sendirian saat kau bekerja". Dina melipat tangannya, tak setuju dengan keputusan Rey yang seenaknya.
"Pagi sampai sore aku memang bekerja tapi malamnya aku akan menemanimu kemanapun kau mau, dan jika aku bisa menyelesaikan pekerjaanku lebih awal aku akan sesegera mungkin menemanimu". Rey mengelus pipi Dina seraya meyakinkan kekasihnya agar mau ikut menemani ke Singapura.
"Baiklah aku ikut saja apa maumu". Dina tersenyum.
"Itu baru gadisku yang pintar". Rey kini beranjak dan mencium Dina dengan intens bahkan tangan Rey sudah meraba punggung Dina dibalik bajunya hendak melepaskan pengait bra namun tangan Dina mencegahnya.
"Maaf Rey aku lelah". Ucap Dina kala ia melepas ciumannya.
"Baiklah tak apa, sudah malam ayo kita segera tidur ". Ucap Rey yang langsung diangguki Dina.
Sebenarnya Dina merasa bersalah kepada Rey karena menolaknya, tapi komitmennya untuk tidak melakukan hubungan dengan lelaki sebelum menikah akan ia jaga walaupun Rey sudah pernah merasakan tubuhnya 2x namun sebisa mungkin Dina akan menolak.
******
Dina dan Rey kini sudah sampai dihotel tempat mereka menginap dan alangkah terkejutnya kala Dina tau jika Rey hanya memesan 1 kamar dengan 1 kasur saja di dalamnya. Namun bagaimana lagi ia tak bisa melawan Rey bahkan Rey tadi marah ketika dipesawat karena makanan yang disediakan tak sesuai selera, Dina hanya bisa berharap jika ia tak akan diapa-apakan Rey.
Kini Rey sudah pergi kerja dan tinggal Dina sendirian di hotel karena Rey tak memperbolehkan ia pergi keluar sendiri dan harus menunggu sampai Rey tiba dan pergi dengannya. Sungguh Dina bosan dikamar sepanjang hari mengingat jika Rey pulangnya masih lama karena ini baru siang dan Rey pulang sekitar 3 jam lagi.
Ceklek
Pintu kamar hotel dibuka dengan menampilkan Rey yang masuk dengan disambut senyuman dari Dina karena sudah sangat kebosanan di kamar hotel sendirian.
"Akhirnya kau pulang juga, aku bosan sekali karena harus menunggumu seharian bahkan kau tak mengizinkanku pergi sendiri ". Dina kini melipat tangannya.
" Baiklah sekarang kau ingin kemana ?". Tanya Rey sambil melepas dasi yang ia gunakan dan mengambil baju ganti di lemari.
"Kemana saja yang penting aku senang, bukannya kau lebih tau Singapura karena kau pernah kuliah disini kan ?" . Tanya Dina memastikan.
"Ya memang, bagaimana jika kita pergi ke pantai, lagi pula sore pantai tidak terlalu panas juga lumayan dekat, bagaimana ?". Tanya Rey balik.
" Baiklah aku ikut saja". Kini Rey sudah keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian.
Dina dan Rey kini sudah berada dipinggir pantai dengan alas kaki yang dilepas, dan berjalan beriringan bersama seperti sepasang remaja, dan bahkan mereka mencoba dilukis oleh seniman lokal.
Dina sangat senang karena ia bebas berpacaran dengan Rey tanpa khawatir jika ada yang tau. Tiba-tiba Rey didatangi dan dipeluk oleh seorang gadis membuat Dina juga Rey kaget dan membuat Dina marah juga meninggalkan Rey. Rey mengejar Dina dan meninggalkan gadis yang tadi memeluknya, gadis itu memanggil-manggil Rey namun Rey mengejar Dina dan gadis itu kesal karena ditinggalkan begitu saja. Rey berlari dan meraih tangan Dina agar berhenti berlari.
"Din stop larinya". Ucap Rey ketika berhasil meraih tangan Dina
"Itu siapa Rey kenapa Dia peluk kamu, apa kamu kenal Dia ?". Tanya Dina mencari kebenaran karena saat ini Dina benar-benar kesal dan ingin tau sebenarnya.
"Dia Ellia mantanku, dan kami sudah tak ada hubungan apapun, aku juga tak tau kenapa dia tadi memelukku". Rey berusaha menjelaskan sejujurnya dan memang itulah yang terjadi.
"Mantan kenapa pelukan, apa dia masih mencintaimu Rey ?". Tanya Dina dengan matanya sudah tergenang air siap di lelehkan dan Rey memeluk tubuh Dina untuk menenangkan gadis itu.
"Aku tak tau jika dia masih mencintaiku atau tidak karena yang pasti cintaku hanya untukmu seorang, kau percaya kan padaku ?". Tanya Rey saat masih memeluk Dina dan hanya diangguki gadis itu.
Rey dan Dina kembali melanjutkan jalan-jalan mereka, dan memutuskan untuk makan di resto sekitar pantai itu sebelum kembali ke hotel. Mereka sudah selesai makan dan kini hendak kembali ke hotel bamun tiba-tiba Rey kembali didatangi wanita yang langsung mencium pipi kanan dan kirinya, sedangkan Dina kembali melangkah namun tangannya lebih dulu di cekal Rey.
" Hey Rey lama tak bertemu bagaimana kabarmu ?". Sapa Merry kepada Rey namun saat enggan untuk melihat juga menyadari keberadaan wanita di samping Rey.
"Aku baik oh ya perkenalkan dia kekasihku namanya Dina". Rey memperkenalkan Dina sambil mengenggam tangan gadis itu, menunjukkan hubungan keduanya kepada Merry.
"Kau yakin jika dia kekasihmu ?". ucap marry yang melihat Dina dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan pandangan meremehkan, itu membuat Dina merasa kurang suka.
"Kenapa memangnya ?". Tanya sambil memicingkan matanya.
"Semenjak putus dariku sepertinya seleramu jadi rendah ya". Ucap merry yang melihat Dina dengan tatapan kembali merendahkan seolah hanya ia yang pantas bersanding dengan Rey.
"Jaga mulutmu, ada hak apa kau merendahkan wanitaku, bahkan kau tak lebih baik darinya". Rey ketus dan Dina terkejut dengan pembelaan dari Rey sekaligus senang dalam hati.
" Aku harap kita tidak bertemu lagi di lain waktu, selamat tinggal". Rey menggandeng tangan Dina dan pergi meninggalkan merry yang kesal dengan hinaan Rey.
Rey dan Dina kembali ke hotel dan sudah siap untuk tidur namun Dina masih diam sedari tadi membuat Rey bingung dengan sikap Dina.
"Ada apa lagi Din ?". Tanya Rey yang memegang dagu Dina dan mengarahkan tatapannya hingga mata mereka beradu.
"Rey sebenarnya ada berapa banyak mantanmu ?" Tanya Dina lesu mengingat tadi saat di jalan selaku saja di hampiri oleh mantannya Rey dan semuanya terlihat cantik.
"Aku tidak tau". Jawab Rey yang tentu saja membuat Dina kesal karena tak mau mengaku.
"Seriuslah Rey jawab dengan jujur berapa banyak mantanmu ?". Tanyan Dina lagi.
"Aku benaran tidak tau karena aku tak pernah menghitungnya". Jawaban Rey yang membuat Dina tambah lesu. Ia fikir Rey akan berbohong tapi nyatanya kejujuran yang Rey katakan lebih menyakitkan dari dugaannya.
"Pasti sangat banyak hingga tak bisa kau hitung, kalau begitu siapa saja yang pernah tidur denganmu ?". Dina mengalihkan pandangannya enggan untuk mendengar tapi ia penasaran.
"Tidak ada, kau yang pertama". Ucap Rey yang kini melipat tangan sambil melihat respon yang Dina berikan.
"Kau pasti bohong, aku saja selalu ingin kau makan bahkan para mantanmu tadi cantik-cantik tak mungkin kau anggurkan begitu saja kan ?". Ucap Dina yang membuat Rey kini derdecak kesal. Ia tak suka di tuduh berbuat hal yang memang tak ia lakukan.
"Hubungan diantara kami lebih dulu putus sebelum aku meniduri mereka, karena mereka cerewet, suka menuntut, juga pembangkang". Rey menjelaskan dengan tenang.
"Memangnya aku tidak ?". Tanya Dina penasaran dan kini Rey menangkup pipi Dina dengan kedua tangannya agar Dina melihat wajahnya.
"Kau berbeda dengan mereka, maka dari itu aku mencintaimu, dan jangan jadi seperti mereka karena aku tidak suka wanita pembangkang kau mengerti !!!" . Rey melihat mata Dina begitupun keduanya, saat Dina agak membaik perasaanya kini Rey meminta Dina agar cepat tidur, walaupun awalnya Dina ragu namun Rey meyakinkan Dina jika ia hanya akan memeluk Dina saja dan tak berbuat macam-macam, barulah Dina setuju.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
***hai guys novel ini aku ikutin lomba mohon banget dukungan serta vote ya
vote-nya pakai poin kok gak coin. 🙏🙏🙏🙏🙏🙏
makasih banget yang udah baca dan like dan vote novel ini.
happy reading and see you next☺☺☺
sehingga membuat dadakuu sakit.