Sidney Catrina terlahir dengan nama Sidney Carlotta Thanos, puteri bangsawan Prancis yang berasal dari kota Marseille.
Sidney terkenal sebagai gadis pembangkang, ia menolak memakai nama belakang keluarga dan memilih kabur dari kastil modern yang menjadi tempat tinggalnya sedari dilahirkan ke dunia ketika mengetahui rencana orangtuanya untuk menikahkannya dengan kolega sang ayah yang terpaut usia sangat jauh darinya guna menyelamatkan penyitaan kastil peninggalan kakek buyut Sidney dari hutang yang membelit ayahnya, Alexeus Thanos. Mengakibatkan keluarga mereka mengalami kebangkrutan finansial.
Setelah kabur dari keluarga selama hampir tiga tahun, Sidney di paksa pulang ke rumah dan akan di jodohkan dengan Edxel Leonard Conte yang terlahir sebagai bangsawan Italia.
Bagaimana kelanjutan kisah ini, apakah kali ini rencana Alexius akan berhasil membuat Sidney menuruti keinginan orang tuanya?
Baca ya 🙏
Tinggalkan komentar dan jejak kalian di setiap bab ya reader's kesayangan 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEJUTAN
Tiga hari kemudian...
"Selamat sore nona Sidney", sapa Letty begitu melihat istri atasannya itu keluar lift sementara ia hendak mengantarkan cemilan sore untuk Sidney ke kamarnya.
"Letty, taruh saja di taman. Aku akan menunggang kuda keliling perkebunan", ujar Sidney melangkahkan kakinya ke luar. Namun beberapa jarak di depan seorang keamanan di gerbang membawa keranjang hewan peliharaan.
Sidney dan Letty masih berdiri di depan pintu samping dekat taman.
"Yacob, kau bawa apa?", tanya Letty melongok melihat dua keranjang di jinjing laki-laki itu.
"Nona, ada paket untuk anda", jawab Yacob pada Sidney.
"Untuk ku?".
Sidney langsung mengambil box dari tangan Yacob. Seketika ia berteriak girang di tengah keterkejutannya saat melihat isi box itu. "Oh my god... Anabel-Anabul?", teriaknya girang.
Sidney melihat Yacob. "Bagaimana bisa Anabel-Anabul sampai kemari, Yacob?"
"Tuan Edxel yang mengirim kucing-kucing anda kemari, nona?".
"Edxel?", gumam Sidney mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu.
"Tuan Edxel masih berada di Milan, nona. Tiga minggu lagi baru pulang ke Conte Castillo", ujar Yacob seakan menjawab gumaman istri majikannya tersebut. "Mobil ekspedisi yang membawa hewan peliharaan anda nona".
Terbesit raut kecewa Sidney. Namum gadis itu mencoba menutupinya dengan tersenyum dan mengusap bulu lebat kedua kucing kesayangannya.
"Mari saya bantu nona membawa kucing-kucing lucu itu. Apa namanya Anabel-Anabul? Maaf kalau saya salah mendengar nona", ujar Letty tersenyum sembari mengambil box kucing dan segera membawanya masuk.
"Iya. Kamu tidak salah dengar Letty. Ahh senangnya kalian datang kemari", ujar Sidney memeluk kedua kucing kesayangannya itu.
Sidney yang berencana berkeliling perkebunan akhirnya menunda rencananya itu. Gadis itu memilih bermain dengan kucing-kucingnya yang memiliki bulu-bulu tebal.
Hingga langit mulai menggelap, Sidney masih berada di lantai bawah, bermain dengan kucing-kucing kesayangannya. Gadis itu nampak enggan untuk meninggalkan Anabel-Anabul.
"Nona Sidney, sekarang sudah malam sebaiknya nona makan dulu", ujar Brigitta.
"Ah Brigitta nanti saja aku makan. Aku juga tidak lapar kok", jawab gadis itu enggan untuk beranjak dari sofa ruang keluarga sambil tiduran dan memeluk Anabel-Anabul.
Tapi nanti nona bisa sakit kalau tidak makan, saya dan yang lain pasti akan di marahi tuan Edxel", jawab Brigitta.
Sidney melihat ke arah pelayan itu. "Tenang saja, suami ku tidak akan tahu kalau aku tidak makan, kecuali kalau kau memberi tahunya. Lagi pula bos mu tidak ada di sini jadi jangan berlebihan begitu. Ia tidak akan perduli aku mau sakit atau sehat, jadi kamu tidak perlu kuatir, Brigitta. Kamu lanjutkan saja pekerjaan mu. Kalau sudah selesai beristirahat lah", jawab Sidney tersenyum pada Brigitta.
Pelayan tersebut menganggukkan kepalanya. "Baik nona, kalau begitu saya permisi menyelesaikan pekerjaan saya".
*
Hujan deras membuat cuaca malam semakin dingin. Suara petir begitu kuat membuat Sidney terlonjak bangun dan langsung terduduk.
"Mengagetkan ku saja", gumamnya sambil mengucek-ucek mata yang masih sangat mengantuk.
"Kriuk..
"Kriukk..
Gadis itu mengusap-usap perutnya yang berbunyi. "Ahh perutku lapar. Aku menyesal kenapa tadi tidak makan malam".
Sidney melihat wacker di atas nakas, menunjuk pukul dua dini hari.
"Pasti semua orang sedang beristirahat. Aku akan ke bawah mencari makanan", ucapnya pelan sambil mengelus perut.
Sidney keluar kamar dengan sedikit sempoyongan masuk ke dalam lift.
Setelah keluar lift hanya cahaya temaram yang menyambutnya. Sepi dan sunyi tidak ada satu orang pun di sana. Gadis itu langsung menuju pantry tanpa menghidupkan lampu. Ia langsung membuka kulkas mencari makanan.
Sidney mengambil cheese cake, tanpa memotongnya gadis itu langsung menyendok dan memasukkan ke dalam mulutnya. "Um...ternyata enak sekali", ucapnya sambil memejamkan matanya menikmati rasa cheese yang langsung lumer di dalam mulutnya.
Bertepatan dengan cahaya terang menyinari pantry.
"Oh my god!"
Seperti melihat hantu, Sidney berteriak kaget bahkan gadis itu menjatuhkan kotak berisi cheese cake. Kedua mata Sidney melotot seperti hendak keluar dari kelopak nya.
"Ed.."
"Apa yang kau lakukan gelap-gelapan?"
"Aku lapar, tadi aku tidak makan malam. Kau mengagetkan aku saja. Bukankah kau sedang berada di Milan dan akan kembali tiga minggu lagi?", ucap Sidney menghindari tatapan tajam Edxel. Dengan berjongkok mengambil kotak kue, beruntung kue tetap di dalam kotak.
"Kau sangat lapar rupanya sampai-sampai lupa memakai jubah tidur mu?".
Netra Sidney membulat sempurna, satu tangan gadis itu spontan menutupi dada atasnya. Bukan itu saja yang membuatnya tampak gugup.
Edxel berdiri tepat di hadapannya tanpa jarak. Mulut Sidney berdesis. Kedua netra biru gadis itu mengerjap menatap Edxel.
"A-ku tidak tahu kau sudah kembali. Dan pekerja mu jam begini sudah beristirahat. Jadi tidak ada yang akan melihat ku–"
"Tapi aku melihat mu", potong Edxel yang mengambil kotak makanan di tangan Sidney seraya mendekatkan wajahnya pada Sidney yang semakin melotot kan kedua matanya.
"K-au mau a-pa?"
Tiba-tiba Edxel membingkai wajah gadis yang nampak sangat seksi itu. Hanya mengunakan pakaian tidur lingerie tipis yang membalut tubuhnya dan rambut panjang yang terlihat kusut karena tadi ia terbangun tiba-tiba dan mengira tidak ada siapapun yang akan melihatnya. Nyatanya ia salah.
Sidney benar-benar tidak menyangka justru bertemu dengan pemilik rumah kini.
Lamunan Sidney seketika buyar ketika merasakan bibir Edxel melumat bibirnya begitu lembut, membuat darah Sidney bergejolak hingga naik ke ubun-ubun.
Tindakan Edxel jelas saja membuat tubuh Sidney gemetaran.
Gadis itu diam membeku. Tanpa membalas ciuman itu.
Edxel menghentikan tautan bibirnya. Kini laki-laki itu menempelkan keningnya pada kening Sidney. "Kenapa kau tidak membalas ciumanku, hem?", tanya Edxel terdengar begitu lembut sambil mengusap wajah cantik Sidney.
"Aku Sidney, Ed. Bukan Anatasha", balas Sidney nyaris tak terdengar. "Kau sendiri yang mengatakan jangan main perasaan di pernikahan palsu kita", sambungnya memberanikan diri menatap Edxel yang begitu dekat dengannya.
...***...
To be continue
aku harap sih ga nongol kaya si kamfreeet Luisa