“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 7.
“Pak, kamu di mana?” tanya Yayuk dengan suara agak keras.
Yayuk tidak lagi mendengar suara suaminya yang tadi minta tolong. Sosok Respati pun tidak ada di dalam ruang dapur itu.
“Di sini Bu.. Tolong ini!” teriak Respati lagi.
Kini Yayuk melangkah menuju ke pintu belakang yang tertutup rapat. Dia mendengar suara Respati dari arah luar pintu belakang yang ada di ruang dapur.
Dengan cepat Yayuk membuka pintu itu. Dia masih saja tidak melihat sosok suaminya. Di luar itu tampak masih ada lahan terbuka kira kira 100 meter persegi yang rimbun rumput ilalangnya.. Tetapi di bagian belakang dan kanan kiri sudah ada tembok pembatas dengan kavling lainnya.
“Pak!” teriak Yayuk lagi sambil menoleh noleh.
“Aku di sini Bu, di dalam kamar mandi!” teriak Respati.
“Ada apa Pak?” tanya Yayuk agak keras lagi.
Yayuk yang sangat khawatir segera melangkah menuju ke kamar mandi yang dindingnya berdampingan dengan dinding dapur. Tetapi pintu kamar mandi itu berada di luar.
Handel pintu itu tampak bergerak gerak. Ada anak kunci tergantung di handel pintu itu. Tetapi pintu kamar mandi belum juga terbuka .
“Pintunya tidak bisa dibuka Bu. Apa terkunci dari luar?” teriak Respati dari dalam kamar mandi itu.
Handel pintu itu kini sudah tidak bergerak gerak lagi. Yayuk mencoba memutar anak kunci ke arah kiri dengan maksud untuk membuka kunci kamar mandi itu.
“Tidak terkunci kok Pak.” Ucap Yayuk lalu dia memutar handel pintu.
Pintu pun kini bisa terbuka. Respati yang wajahnya tampak panik cepat cepat keluar dari pintu kamar mandi itu.
“Yang benar Bu, tadi aku buka berkali kali tidak bisa.” Ucap Respati.
“Iya Pak, mungkin seret pintunya. Nanti tidak usah ditutup rapat rapat Pak.. Dan kunci diambil jangan ditaruh di luar. Meskipun belakang tertutup tembok.” Ucap Yayuk lalu kembali masuk ke dalam rumah.
Respati pun cepat cepat ikut melangkah masuk.
“Hah.. sudah tempat horor begini kok ya buat kamar mandi pintu di luar.” Ucap Respati.
“Bu, aku usul kerja tukang pertama kali suruh membuat atap di belakang itu Bu. Biar tertutup tidak horor..Ngeri Bu kalau malam malam kebelet ..” ucap Respati sambil menutup pintu belakang.
“Iya Pak.” Ucap Yayuk sambil mengambil gelas kopi.
Respati pun juga mengambil satu gelas kopi. Dia tadi setelah selesai membuat kopi, kebelet buang air, maka segera ke kamar mandi. Dan selanjutnya tragedi pintu tak bisa dibuka.
Waktu pun terus berlalu, siang hari Mbah Seno pamit pulang.
“Bu saya pamit, besok saya ke sini lagi. Rumput yang belakang belum saya bersihkan. Hati hati Bu jangan lupa pintu belakang ditutup takutnya ada ular masuk.” Ucap Mbah Seno sambil berdiri di pintu depan.
“Iya Mbah, terima kasih.” Ucap Yayuk sambil tersenyum menatap Mbah Seno.
“Sama sama Bu Yayuk.” Ucap Mbah Seno sambil membalikkan tubuhnya. .
Namun sesaat Yayuk memanggil lagi Mbah Seno yang belum melangkah pergi.
“Mbah..” ucap Yayuk agak keras. Mbah Seno pun segera menoleh.
“Apa Yatmi itu dulu kerja di sini?” tanya Yayuk kemudian. Dan saat mengucap nama Yatmi jantung Yayuk kembali deg degan, berdebar debar lebih kencang.
Mbah Seno menganggukkan kepalanya..
“Iya hanya sebentar.” Ucap Mbah Seno pelan. Dan dia cepat cepat melangkah pergi.
“Yatmi siapa Bu?” tanya Respati yang sedang menata ruang depan untuk kantor itu.
“Dulu karyawan di sini Pak. Ayo Pak kita keluar beli keperluan.” Ucap Yayuk agar Respati tidak tanya tanya lagi tentang Yatmi.
Mereka berdua pun keluar untuk belanja membeli keperluan mereka.
Waktu pun terus berlalu hingga sore hari, orang orang yang tadi di chat oleh Yayuk tidak ada yang menyanggupi untuk kembali bekerja di proyek itu. Mereka yang membalas chat Yayuk alasannya macam macam ada yang mengatakan sudah kerja di tempat lain ada yang mengatakan sudah alih profesi. Dan banyak juga yang tidak membalas.
Malam hari pun telah tiba. Mereka berdua sudah makan malam. Yayuk menyempatkan masak untuk mereka berdua.
“Aku harus membuat pengumuman mencari tenaga kerja di media sosial Pak.. Orang orang yang dulu kerja di sini tidak ada yang mau.” Ucap Yayuk yang duduk di kursi sambil memegang hand phone.
“Iya Bu..” gumam Respati sambil duduk di samping istri nya.
Sesaat kedua mata Respati berbinar binar..
“Bu, coba aku hubungi Somad ya Bu. Mungkin saja dia dan teman temannya mau kerja di sini Bu..” ucap Respati yang teringat akan teman lamanya saat kerja di proyek dulu.
Respati segera meraih hand phone nya yang berada di atas meja.. Dia akan menghubungi Somad. Akan tetapi jaringan tidak bagus. Karena lokasi proyek itu di daerah perbukitan yang masih banyak pohon pohon besar di sekitarnya.
“Susah Bu, jaringan jelek.” Gumam Respati bangkit berdiri dia akan keluar dari rumah untuk mencari jaringan atau sinyal yang bagus.
Respati yang begitu semangat ingin menghubungi Somad teman karibnya dulu. Lupa akan cerita penunggu di pohon duwet. Respati cepat cepat membuka pintu rumah.
Suasana di luar sana tampak gelap gulita. Karena penerangan hanya dari teras satu rumah yang di tempati oleh Respati dan Yayuk itu.
“Hallo hallo Mad.” Ucap Respati sambil berdiri di teras saat sambungan sudah terhubung.
“Hallo Mas Respati tumben nih ada apa..” suara Somad di balik hand phone milik Respati.
Akan tetapi tiba tiba Respati merasa udara di tempat itu lebih dingin. Angin pun bertiup semilir dan ada aroma ubi bakar tercium di hidung Respati.
“Kabar baik Mad, aku sekarang sedang di Jawa. Di Yogya dengan Bu Yayuk, gini Mad...”
Respati masih berbicara dengan Somad tidak begitu menghiraukan udara dingin dan aroma ubi bakar. Namun lama lama hidung Respati mencium aroma busuk yang sangat menyengat.
Bulu kuduk Respati meremang. Terasa kepala Respati pun ikut merinding.. Respati pun berlari tunggang langgang masuk ke dalam rumah karena teringat akan cerita penunggu pohon duwet.
“Buuuu....” teriak Respati
DDDEEEEERRRRR
JJJEGLEK
Respati menutup pintu rapat rapat. Tubuhnya yang langsung merasa lemas bersandar di daun pintu itu. Sambungan telepon dengan Somad pun otomatis terputus karena jaringan hilang saat masuk ke dalam rumah.
“Ada apa Pak?” tanya Yayuk yang duduk di kursi dia masih sibuk membuat pengumuman lowongan pekerjaan.
“Tiba tiba dingin dan angin membawa bau ubi bakar tapi lama lama bau busuk Bu.. hiii... tiba tiba merinding dan takut aku Bu..” ucap Respati dengan mimik wajah ketakutan.
“Mungkin angin membawa bau bangkai tikus Pak.” Ucap Yayuk untuk menenangkan suaminya.
Di saat Yayuk baru saja berhenti bicara. Telinga mereka berdua mendengar suara dari atas genting rumah itu..
KRRRUUUUTUUUUK
KKRRRUUUTUUUKKK
KKKRRUUUTTTUUUKKK
Macam ada kerikil kerikil yang jatuh di atas genting rumah itu
“Bu, itu suara apa? Siapa yang melempari genting?” tanya Respati sambil cepat cepat melangkah mendekati isterinya.
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦