NovelToon NovelToon
MANAGER LOVE STORY

MANAGER LOVE STORY

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / BTS / Blackpink / Angst
Popularitas:418
Nilai: 5
Nama Author: timio

Dunia hiburan jadi tempatnya bermain, ia lah pekerja di belakang layar suksesnya penampilan para artisnya. Orang yang mengorganisir segala sesuatu agar tertata dengan indah dan rapi, orang yang di tuntut untuk sempurna agar menyempurnakan artisnya. Artisnya yang salah, ia yang bertanggung jawab.

Helena Cady, wanita ceria 28 tahun yang sejak awal usia 20an sudah bergabung dengan Huge Ent, sebuah agensi hiburan besar di Mithnite, dalam waktu lima tahun ia berhasil menjabat sebagai manager seorang artis besar yang dinaungi oleh Huge Ent.

Dan ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pemecah hubungan baik, antara member kakak dan adik di sebuah boy grup terkenal NEMESIS, yang terdiri dari 5 orang pria tampan. Helena terjebak cinta segitiga diantara dua member Nemesis dan semua kerumitan di dalamnya.

🍁🍁

Yuk, kepoin yeorobun 💜

Borahae 💜💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Yang Lain

"Ini kedengarannya privasi sekali dan anda publik figur, apa anda kenal wanita ini? Dia Gladys William, putri bungsu pemilik William Group."

Deg

"Saya kenal pak."

.

.

"Kecelakaan ini disengaja pak Theo." Polisi memberikan isi ponsel Helena yang berisi ancaman dari nomor yang berbeda-beda. "Beliau ini menyewa buzzer untuk meneror nona Cady."

"Apa anda tahu ini sebelumnya? Maksudnya apa anda tahu nona Cady terhubung dengan nona William?".

"T-tidak pak, Helena tidak bilang apa-apa." napasnya sudah sesak.

"Ini rekaman kamera dash board sebelum kecelakaan. "

Disanalah air mata Theodore mulai berjatuhan.

"HEH... CEWE MISKIN.... SIAPA ELU? NGEREBUT THEO DARI GUA? SIAPA ELU BERANI-BERANINYA PACARAN SAMA DIA? UDAH DUA TAHUN? HAH? BISA-BISANYA?

GUA PACARAN SAMA DIA, GUA TIDUR SAMA DIA, GUA UDAH NGERASAIN DIA... DAN ELU MUNCUL DARI MANA ANAK SETAN.... MATI AJA LU...!!! ".

"LU DENGER GUA NGGA??!!! HELENA....!!!

GARA-GARA ELU THEO MUTUSIN GUA SEPIHAK, PADAHAL GUA SELALU BAIK SAMA DIA, NURUT KE DIA, NGASIH DIA HADIAH MAHAL, TAPI KENAPA DIA LEBIH MILIH ELU CEWE MISKIN... NGGA JELAS .... AAAAAHH.... KALO GUA NGGA BISA DAPETIN DIA BERARTI ELU JUGA NGGA...!!! AYO MATI BARENG HELENAAA..... AYOOOO !!!! "

"Hiks... Hiks... stop... Stop... Gua takut...!!! Aohh ya Tuhan... THEOOOOO.... ".

Sreeeetttt ckiiiittt..... Duakkkkk BOOOM...

"Theo... Theodore... Theo.... Theo....."

Rekaman yang menampilkan keadaan didepan mobil yang sudah terbalik itu hanya jalanan terowongan biasa dan suara lirih kesakitan Helena yang terus memanggil namanya hingga benar-benar kehilangan kesadarannya. Theo merasa napasnya sesak sekali, rasanya kedua paru-parunya sulit sekali mengembang. Ia hanya bisa menangis sesegukan melihat rekaman itu dan ponsel Helena yang ia genggam erat. Lalu kembali pada semua orang yang menunggunya didepan ICU.

"Mas Jun, terserah jadwal gua selanjutnya mau gimana, gua ngga peduli. Gua harus disini, mau lu seret paksa kayak gimana juga, gua harus tetap disini. Sampai dia bangun dan gua mastiin sendiri. "

"Gua harus disini mas, harus."

Dan begitulah semua orang di sana pergi, termasuk Anna yang sejak awal sudah menawarkan diri menjadi pengasuh Helena.

Berjam-jam lamanya ia hanya duduk diam didepan ruangan itu. Sesekali ia berdiri untuk melihat kesayangannya yang masih setia menutup matanya itu. Bagaimana perban menutupi seluruh kepalanya karena ada luka dikepala Helena yang perlu ditutupi, juga luka-luka kecil yang menghiasi wajah cantiknya. Syukur ia panjatkan ketika melihat Helena bisa bernapas sendiri tidak dibantu mesin.

"Permisi."

"Ah... Iya dok, ada apa?", tanya Theo ketika Khano muncul.

"Helena akan dipindahkan ke ruang perawatan, tolong tanda tangani dokumennya. Kebijakan rumah sakit kami seperti itu."

Theo menerima secarik kertas itu dan menandatanganinya. Kemudian keduanya duduk bersama.

"Saya dekat dengan Helena, dekat sekali. Tapi sudah tidak berkomunikasi lagi sejak dia lulus kuliah. Sama sekali tidak tahu kabarnya seperti apa, baru beberapa bulan yang lalu, itupun karena kasus itu."

"Saya tidak mau kehilangan dia, dok."

"Saya juga tidak. Kalau untuk sakitnya itu dia akan baik-baik saja, dia bukan lemah, dia kuat. Siapa yang sanggup punya 3 pekerjaan paruh waktu sekaligus dalam sehari setelah kuliah, cuma dia yang saya kenal seperti itu. Dia tidak mau dibantu perihal bibinya yang gila itu, Anna juga sudah menawarkan diri, tapi khusus di bagian itu dia keras kepala sekali. Saya merasa tenang sekali kemarin setelah bibinya itu di tahan, tapi kenapa jadi begini?".

Suara dalam Khano mengakhiri kalimatnya, bahkan Theo tidak mampu lagi mengangkat kepalanya, rasanya ia sedang mengalungkan rantai kapal di lehernya.

🌵

Helena dipindahkan ke ruang rawat membuat Theo leluasa menjaganya, ia tidak beranjak dari sana, tidak bosan menunggui kesayangannya itu bahkan sudah seharian.

Tep... Satu sentuhan pelan di kening Theo karena pria itu merebahkan kepalanya didekat jemari Helena ,spontan ia mendongak.

"Sayang... Sayang... Kamu udah sadar?! ".

Helena hanya menatapnya datar, tapi pupilnya melebar melihat siapa orang pertama yang ada dihadapannya.

Pov Helena :

Tuhan kalau memang ajalku disini, tidak apa. Aku dengan senang hati menerima. Bahkan aku bersyukur, sepertinya ini jalanku menyudahi penderitaan selama ini. Tapi aku belum sempat mengucapkan perpisahan apa-apa pada orang yang sudah menjagaku selama ini, apa tidak apa-apa?

Jika hari ini aku harus menghadapmu, aku siap menghadapi konsekuensi semua dosa-dosaku. Tapi bagaimana caranya aku menyampaikan pada Theo bahwa aku sudah memaafkannya bahkan sebelum dia meminta maaf.

Bagaimana caranya menceritakan kepadanya kalau hati ku ini hanya terus menuju padanya meski aku tahu kak Yogie berharap banyak.

Tapi aku takut Tuhan jika matinya harus seperti ini. Apa tidak boleh aku mati karena ketiduran misalnya, bahkan sekarang aku merasa bahuku sepertinya patah sakit sekali, kepalaku pusing, terasa berat sekali untuk membuka mata.

Aku hanya ingat Theo ya Tuhan, satu-satunya wajah yang terus melintas di pikiranku, tapi jika memang aku tidak sempat lagi mengatakan perasaanku yang sebenarnya, aku harap jika memang dia mencintaiku dia tidak bersedih terlalu lama, dan segera menemukan orang yang sepadan dengannya."

"Anjir... Doa gua ngga dikabulin, gua masih idup...", jerit Helena dalam hati menatap wajah tampan yang sekarang sangat berantakan itu, ia melihat bagaimana menyedihkannya wajah Theo.

"Sayang.... Hikss..... Sayang... Maafin aku sayang...", tangis Theo.

"Dimana kak Yogie?". seruan yang sangat lemah, tapi menusuk Theo dalam sekali.

"Sayang... Ini aku, liat aku bisa kan? Tolong Helena... Jangan kayak gini... ", isaknya sambil menciumi tangan Helena, sementara si wanita hanya diam.

.

.

Tidak butuh waktu lama, Yogie dengan segala atribut penyamarannya tiba di Timio Medical Centre. Seperti di kejar setan ia tergopoh-gopoh menyusuri jalur khusus yang kemarin sudah disediakan Kris dan Clara. Ia masuk ke ruangan VVIP itu, mendapati Theo duduk menunduk di luar ruangan perawatan Helena.

Tidak perduli.

Ia bahkan merasa Theo mungkin hanya pajangan saat itu, karena otaknya penuh dengan Helena. Ia harus memastikan Helena benar-benar bangun.

Klek...

Helena nya bangun, tersenyum pula.

"Ayang... Hiks... "

Ia menghambur memeluk pelan tubuh yang berantakan itu.

"Ayang.... Hiks... Dimana yang sakit? Maaf yang aku pergi waktu itu, kenapa ngga bilang ada yang neror? Ayang... ", Yogie benar-benar menangis, tidak perduli image dinginnya berantakan, atau menang ia sudah tidak dingin lagi.

Helena hanya tersenyum menanggapi orang pertama yang sudah melindunginya dari bibinya yang mengerikan, meski belum 100% ia akan berusaha se kerasnya mengalihkan seluruh perasaan nya pada pria ini, Yogie Nemesis. Meski Theo tetaplah yang nomor satu, ia tidak akan mengulangi untuk percaya, dan memberi kesempatan kedua kalinya. Perselingkuhan itu benar-benar membuatnya kapok.

Hatinya ingin bersama Theo tapi jika bertaruh nyawa seperti ini ditambah sakit hatinya yang kemarin juga belum sembuh, sebaiknya ia mundur benar-benar mundur. Karena impact Theo dalam dunia hiburan yang mereka geluti ini jauh lebih besar ketimbang Yogie.

Atau mungkin Helena memikirkan rencana yang lain.

Sementara Theo hanya bisa diam di depan ruangan itu, berapa ia merasa kosong sekarang. Masih terngiang - ngiang teriakan Helena kala mobil itu menghantam mobil di depannya, dan seruan lirih akan namanya hingga detik terakhir ia kehilangan kesadarannya. Bukan kah seharusnya ketika ia membuka mata ia mendapati orang yang di panggilnya seharusnya ia bersyukur, memeluk, atau menangis haru kan?

Tapi, kenapa kalimat pembukanya saja sudah seperti itu? Dimana Kak Yogie? Apa dirinya kurang besar sehingga tak terlihat? Bukankah dirinya jauh lebih tinggi besar dibanding Yogie? Ia bersumpah tak akan lagi mau berurusan dengan wanita jika akhirnya seperti ini.

Tidak akan lagi.

.

.

.

TBC ...🌵

1
Timio
Ok Amy 💜 ditunggu ya, borahae 💜💜
rey na' daniansyah
saya tunggu ampe tamat ya thor, awas jja klo ngegantung ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!