Mengalami pelecehan bukan hal yang mudah untuk diterima, dunia Aya yang penuh semangat, seakan tiba tiba berhenti berputar.
"Aku akan memberi kompensasi untuk kejadian malam itu, berapa harga keperawanan mu, akan ku berikan berapapun yang kamu inginkan." Darren Alexander Geraldy.
"Jika aku menerima uangmu, sama halnya dengan aku menjual kehangatan tubuhku." Cahaya Dihyani.
Musibah datang silih berganti, menempa semangat hidup seorang Aya, yang akhirnya bersedia menerima takdir buruknya menjadi istri rahasia dari teman sekelas nya semasa SMU, demi menyelamatkan sang kakak dari jerat hutang rentenir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#8
#8
Tiga minggu berlalu sejak Darren menemuinya, kehidupan Aya berjalan seperti biasa, bangun pagi memasak sarapan seadanya, dari bahan yang ada di kulkas mungilnya, kemudian pergi ngampus, jarak kost dan kampusnya tak begitu jauh, biasanya Aya memilih jalan kaki jika sedang tidak buru buru, tapi jika terpaksa bangun kesiangan Aya akan menggunakan motor, Miyabi kesayangannya yang sudah banyak berjasa, mengantarnya sekolah, dan kini kuliah bahkan bekerja.
Sore ini pulang dari kampus lebih awal, Aya kembali ke kost an nya, menyiapkan pakaian ganti, karena sepulang kerja ia akan mandi di tempat kerja, jadi sampai rumah, ia bisa segera tidur, tanpa perlu bersentuhan dengan air lagi.
Tiba tiba Aya merasa malas, hingga ia menjalankan motornya tak tentu arah, dengan perasaan tak menentu.
Hari ini jam kuliah berakhir lebih cepat, karena nya ia masih punya waktu 2 jam sebelum mulai bekerja, terbiasa beraktivitas berat membuat Aya kembali memikirkan nasibnya jika sedang benar benar menganggur, Aya menghentikan motornya di taman kota, kemudian berjalan seorang diri hingga berhenti di tepi jembatan, menatap ikan berwarna warni yang tengah menari di dalam kolam, sungguh bahagia adai dirinya adalah salah satu dari ikan tersebut, tak perlu memikirkan kuliah, atau bahkan bekerja demi sesuap nasi, bahkan Aya mulai merasa sungguh beruntung hidup Danu kakak nya, yang selalu meminta uang tanpa perlu susah payah bekerja.
“Tuhan … aku selalu berusaha menjadi anak yang baik untuk ibuku, menjadi manusia baik bagi sesamaku, bahkan aku tak pernah menjadi benalu bagi orang lain, tapi kenapa engkau menulis takdir buruk untuk hidupku,”
“Kenapa Tuhaaaannn ….” teriak Aya hingga tenggorokannya terasa sakit, karena ia benar benar meluapkan semua emosinya agar perasaannya agak tenang untuk sesaat.
Aya memanjat pembatas jembatan kemudian, menatap dengan bebas ke bawah kolam, jika dilihat dengan cermat kolam itu cukup dalam, karenanya di pasang pagar pembatas cukup tinggi di sekitarnya, dan untuk seorang yang tak bisa berenang seperti Aya pasti dengan mudah akan tenggelam di sana.
Karena asyik melihat lihat Aya tak menyadari tubuh mungilnya semakin menjorok ke bawah, hingga seseorang yang sedang lewat, tiba tiba panik, dan …
“Awaaaaasss …” orang itu menarik Aya, hingga tubuh keduanya jatuh bersamaan ke aspal, dalam posisi nyaris berpelukan.
Pandangan Aya terasa buram, hingga ia kembali memejamkan kedua matanya.
“Kamu gak papa?” orang itu kembali bertanya karena kini khawatir, melihat Aya yang masih memejamkan mata.
Melihat Aya yang masih diam tak merespon, membuat orang itu menepuk pipi Aya beberapa kali, hingga Aya akhirnya membuka kedua mata nya, “Aku gak papa.” jawab Aya yang kemudian berusaha bangkit.
Karena kini sudah membuka matanya, Aya jadi tahu bahwa yang membuatnya terjatuh adalah seorang laki laki, dan kini dia mengulurkan tangannya, tapi Aya menepisnya perlahan, gadis itu memilih bangun sendiri, tapi ketika ia hendak berdiri barulah terasa kakinya sedikit ngilu, “Aaawww … isshhh …” rintihnya menahan ngilu dan perih di pergelangan kakinya.
“Eh kakimu terkilir, izinkan aku membantumu.” ujar pria itu.
Dengan terpaksa Aya pun mengangguk, karena ia benar benar perlu seseorang untuk membantunya berdiri, tapi diluar dugaan pria itu justru menggendong Aya ala bridal style, karena terkejut Aya tak sempat menolak, bahkan dengan lancang memeluk leher pria itu, karena takut terjatuh.
Pria itu mendudukkan Aya di kursi taman, kemudian berlutut memeriksa pergelangan kaki Aya, bahkan tanpa risih sedikitpun ia melepas sepatu dan kaos kaki Aya, kemudian memijat pergelangan kaki Aya, “Aaawww …” desis Aya ketika pria itu dengan cepat menemukan titik yang membuat Aya meringis kesakitan.
“Tahan sebentar, jika tidak segera di lemaskan, kamu akan kesulitan berjalan,” ujarnya.
Aya terdiam, ingin menolak, tapi ia sendiri memerlukan pertolongan, pia itu dengan lihai memijat dan menggerak gerakkan pergelangan kaki Aya, dan baru 5 menit kemudian ia menghentikan kegiatannya, “Sekarang berdiri.” perintahnya
Aya pun menurut, rasanya memang tak sesakit ketika awal ia terjatuh.
“Sekarang jongkok sambil berjinjit.” sekali lagi pria itu memberinya perintah, bagai kerbau di cocok hidungnya, Aya kembali menuruti perintah pria itu, dan benar saja dengan posisi jongkok sambil berjinjit pergelangan kakinya tak lagi terasa nyeri dan ngilu.
“Sudah … terima kasih.” ucap Aya ketika kembali berdiri.
Pria itu terlihat lega, senyuman pun terbit dari wajah tampannya, barulah Aya menyadari jika ia tengah berhadapan dengan salah seorang yang tersohor di tanah air, mungkin di kehidupan sebelumnya Aya menyelamatkan sebuah negara hingga ia lagi lagi mendapatkan keberuntungan yang tak bisa di dapat oleh sembarang orang, yakni berhadapan dengan selebritis tanah air.
“Maaf, sudah membuat kakimu terkilir, tapi tolong pikirkan lagi, bunuh diri tak menyelesaikan masalah.”
Aya tercengang mendengar perkataan pria di hadapannya tersebut. “Siapa yang mau bunuh diri?” tanya Aya sewot.
“Oh nggak yah … tapi tadi bukannya mau terjun ke kolam?” tanya pria itu sok tahu, membuat Aya yang sedang galau semakin bertambah kesal.
“Oke … baiklah, aku salah, maaf, karena aku berpikir konyol, habisnya parno aja, karena ini akan jadi pengalaman pertamaku melihat seseorang bunuh diri secara live, dan sayangnya aku gak tega,” sebenarnya perkataan pria itu cukup mengundang senyuman, tapi Aya sedang benar benar malas tersenyum.
“Cyrus …” ujar nya mengulurkan tangan.
Aya tersenyum canggung, lagi lagi ia berhadapan dengan aktor kawakan, berhadapan dengan Darren saja sudah membuatnya sakit hati bahkan kehilangan mahkota berharga nya, kini lagi lagi ia berhadapan dengan Cyrus entah apa yang akan terjadi dengan hidupnya ke depan, “Tau …” jawab Aya santai tanpa mengulurkan tangan.
Tak mendapat respon dari lawan bicaranya, Cyrus pun berinisiatif menggenggam tangan Aya hingga akhirnya mereka berjabat tangan, “nama kamu?”
“Penting yah? belum tentu juga kita ketemu lagi.” Aya kembali ke mode Julid ketika awal awal menghadapi Darren.
Tentu saja membuat Cyrus semakin penasaran, biasa di kerumuni dan dikagumi para gadis dan penggemarnya, kini ia bertemu seseorang yang bahkan enggan berkenalan dengannya, benar benar pengalaman unik.
Di Dunia entertainment, Cyrus kerap disebut sebagai Rival Darren, sama sama tampan, sama sama bertalenta, dan sama sama punya image baik, bahkan seringkali mereka di gadang gadang kelak akan menjadi aktor legenda.
“Memang sih, tapi siapa tau aja kan.” jawab Cyrus.
“Aya …” ujar Aya singkat.
“Kayaknya habis ini kamu harus istirahat dulu, biar pergelangan kakimu sedikit rileks.” Cyrus memberi saran.
“Sayangnya waktu istirahatku hanya tinggal 60 menit lagi, karena aku harus ke tempat kerja setelah ini.”
“Oh iya …? kamu gak kuliah?”
“Kuliah … sambil kerja juga.” jawab Aya datar.
“Tunggu sebentar, nanti aku ke sini lagi.”
Cyrus berlari menjauh, entah apa yang akan dia lakukan, sambil menunggu Aya memutar mutar pergelangan kaki nya agar rileks, mungkin benar kata Cyrus, harusnya ia beristirahat, tapi ia tak punya waktu untuk istirahat, karena jatah liburnya bulan ini sudah ia habiskan.
5 menit kemudian, Cyrus kembali dengan sesuatu di kedua tangannya. “Sorry lama,” ujarnya dengan senyum maksimal, “permisi …”
Cyrus kembali berjongkok dan menyemprotkan sesuatu ke pergelangan kaki Aya, seketika Aya merasakan sesuatu yang dingin menyapa kulitnya, “Sudah terasa dingin?” tanya nya.
“Iya …” jawab Aya kikuk.
“Ini pereda nyeri, hanya berefek 2 jam, bawalah ke tempat kerja, siapa tahu nanti kamu butuh, nanti aku beli lagi yang baru.”
.
.
Apakah dalam kehidupan percintaan Darren, Cyrus juga akan menjadi Rivalnya?
.
.
Yang belum like? Plis tolong di like 😊
Komen? Bebas asal sopan, othor terbuka untuk kritik dan saran juga kok 🥰
Vote? Seikhlas dan ridho nya kalian 🤗
Mohon maaf jika seandainya di nupel ini nanti, retensinya tak sesuai standar editor, mungkin novel ini bakalan HIATUS 🤓
Terima kasih 🙏
💙