Laki-laki yang seharusnya menjadi calon mempelai untuk kakaknya, justru dialah yang menggantikan kakaknya untuk menikah.
Keduanya bukan sepasang kekasih yang saling mencintai tetapi terpaksa harus mengucapkan janji pernikahan demi mengabulkan permintaan orang yang mereka sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ina Warsiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikahi celin
"sah"
"sah"
"sah"
Hari ini Celin dan haidar telah menyandang status sebagai suami dan istri.
Status istri yang harusnya diberikan kepada vika kini telah berlaih menjadi milik celin.
Tak pernah terbayangkan oleh haidar maupun celin bahwa mereka akan menjadi sepasang suami istri yang melakukan ikrar suci pernikahan tanpa adanya perasaan cinta yang mendasarinya.
** flash back**
Haidar tiba di rumah sakit dengan tergesa gesa.
Dia memasuki lorong rumah sakit untuk mencari keberadaan vika calon istrinya.
Perasan gelisah serta takut terus terlintas dalam fikirannya.
Dadanya terasa sesak tatkala mendengar bahwa calon istrinya yang akan dia persunting tepat 2 jam yang akan datang harus dilarikan kerumah sakit.
Vika telah berada diruang perawatan,sementara dokter masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan penyakit yang diderita vika.
Saat ini vika telah terbanung dari pingsannya.
"sayang,apa yang terjadi?"tanya haidar mencemaskan keadaan vika,kini haidar telah berada di ruang perawatan vika.
Celin beserta papah mamahnya juga berada di dalam sementara saudar yang lain menunggu di luar ruang perawatan.
Vika terlihat sangat pucat,tubuhnya lemas kepalanya terasa pusing dan sekujur tubuhnya merasakan sakit yang tidak bisa dia jelaskan.
"a..ku ti...dak apa apa sa...yang"jawab vika dengan suara serak terbata bata.
"diamlah kamu tak perlu menjawab pertanyaanku....kamu harus istirahat...agar lekas sembuh"kata haidar menyela ucapan vika karna dia tau vika kesulitan untuk bicara.
"sa...yang....celin....boleh..kah aku meminta janji ka...lian" tanya vika dengan suara beratnya.
Seketika celin dan haidar saling melirik satu sama lain. Mereka bingung dengan arah pembicaraan vika.
"maksud kamu apa sayang?"tanya haidar.
Sementara mamah dan papah celin saling menatap satu sama lain dengan perasaan bingung.
"kakak....aku cuma mau minta satu hal sma ka...lian semua.Semoga kakak tidak keberatan dengan permintaanku ini"kata vika masih dengan suara beratnya namun dia berusaha menyelesaikan semuanya.
"aku mau celin dan mas haidar menikah sekarang"lanjut vika dengan suaranya yang semakin mengecil.
"nggakk....aku nggak akan menikah dengan siapapun kecuali kamu sayang...kumohon jangan bicara yang aneh aneh"kata haidar yang melemah mendengar permintaan vika tanpa sadar haidar menjatuhkan air matanya.
"kakak...aku nggak akan menikah dengan kak haidar....kak haidar itu milik kakak....aku nggak mau....kakak jangan bicara seperti itu....setelah kakak sembuh nanti kakak yang akan menikah dengan kak haidr"kata celin yang kini sudah duduk menggenggam tangan vika yang tengah terbaring lemah.
"vika kamu jangan aneh aneh...percayalah semua akan baik baik saja....kamu tidak perlu melakukan hal bodoh seperti ini...kamu akan sembuh dan melanjutkan pernikahanmu nanti"kata papah celin.
"benar itu vik...jangan seperti ini"sambung mamah celin.
"kumohon....ka...bulkan..lah satu permintaanku ini...aku ingin me...lihat celin dan mas haidar me..nikah harii ini" kata vika lagi dengan suara yang semakin berat.
"nggakk...jangann....kumohon jangan seperti ini...aku tidak bisa sayang"kata haidar yang kini memegang tangan vika dan menangis dihadapannya.
Haidar sangat mencintai vika dengan tulus.
Meskipun dulu haidar terkesan playboy tapi kehadiran vika sangat bisa merubah sifatnya itu.
"kumohon....jika kau benar benar mencintaiku...kabulkanlah satu permintaanku ini" kata vika yang juga tengah menahan isak tangisnya.
Mereka sangat bingung dengan permintaan vika yang menurutnya tidak masuk akal ini.
Setelah perundingan yang matang akhirnya mereka terpaksa menyetujui pernikahan itu.