Mendapatkan batu roh ungu dan bertemu dengan seorang Dewi. Wan Tian yang tidak memiliki akar spiritual pun menjalani pelatihan keras dari Yang Yue, Dewi Alkemis dari batu roh ungu.
Menjadi kuat bukanlah masalah, ketika menghadapi kejamnya dunia. Bukankah ada guru seorang Dewi membantunya? Ketika mendapatkan kekuatan dan mengalahkan musuh kuat, para wanita cantik di dunia juga datang sendiri memperebutkannya.
Menjadi kultivator maupun alkemis hebat, semua dilaluinya dengan kerja keras. Jalan menuju abadi dan menjadi dewa, menginjak orang jahat, melindungi jalan kebenaran.
Tingkatan Ranah Kultivasi Manusia : Manusia Pejuang, Manusia Sakti, Manusia Luar Biasa, Tubuh Emas, Tubuh Berlian, Manusia Suci dan Manusia Tertinggi.
Tingkatan Ranah Kultivasi Abadi/Immortal : Darah Abadi, Janin Abadi, Tulang Abadi, Tubuh Abadi, Jiwa Abadi dan Setengah Dewa.
Tingkatan Ranah Kultivasi Dewa : Kelahiran Dewa, Dewa Abadi, Dewa Suci, Dewa Agung dan Dewa Tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meninggalkan Desa
"Ini sudah tiga hari. Wan Tian, kamu sudah dapat membuka mata sekarang. Sepertinya gadis itu juga sudah akan meninggalkan tempat ini." Yang Yue berbicara pada Wan Tian dan berhenti berkultivasi.
Bertepatan dengan Wan Tian yang membuka mata, Su Menglan telah selesai membereskan semua barangnya. Kini saatnya mereka melanjutkan perjalanan selanjutnya.
"Sayang sekali aku harus kembali. Andai saja bisa kembali lagi ke sini, alangkah baiknya. Hei, kau juga sudah selesai?" tanya Su Menglan.
Wan Tian berdiri dengan tanpa pakaian lalu mengambil pakaian di sampingnya, seraya menjawab, "Sudah selesai. Kita sudah bisa keluar dari sini."
"Hey, perhatian sikapmu! Pakai dulu pakaianmu sebelum berbicara pada seorang gadis!" Su Menglan memarahi Wan Tian yang belum berpakaian tapi sudah berdiri. Ia menutup mata tapi masih sedikit mengintip.
Wan Tian merasa bersalah dengan keadaannya yang tanpa busana. Ia berbalik dan segera mengenakan pakaian. Namun malah membuat Su Menglan kecewa karena hanya melihat sekilas. Ia mengingat tubuh Wan Tian tiga hari lalu sangat mengkhawatirkan. Namun setelah berendam tiga hari, telah berubah lebih segar dan bersih.
Setelah memakai pakaiannya yang lusuh itu, Wan Tian keluar dari telaga. Lalu menghampiri Su Menglan. Meskipun tubuhnya sudah bersih tapi pakaian yang dikenakan sudah sangat tidak layak.
"Hmm ... apa kamu mau berpakaian seperti ini ke depannya? Aku tidak tahu mengapa kamu bisa ada di sini. Apakah kamu tersesat?" tanya Su Menglan. Ia penasaran dengan asal-usul Wan Tian yang bisa datang ke gua.
Wan Tian tidak tahu harus menjawab apa. Mengingat hidupnya sekarang sudah jauh dari desanya. Telah dibuang dan dianggap sudah mati oleh bibinya sendiri. Maka sekarang sudah tidak ada tujuan lain.
"Kamu bilang saja, kamu tidak tahu harus ke mana. Wan Tian, mungkin akan ada hal baik jika gadis itu bisa membawamu ke tempat yang layak. Kamu bisa tanya padanya, tentang jalan menuju tempat yang banyak obat herbalnya," kata Yang Yue memberi dorongan.
"Aku orang yang kehilangan tempat tinggal dan sebatang kara. Apakah kakak senior tahu tempat yang banyak obat herbalnya? Kurasa aku masih sedikit pusing. Tapi aku tidak punya uang untuk membelinya. Tunjukan saja hutan atau apa."
"Benar. Kalau kamu berkata seperti itu, mungkin gadis ini mau membantumu. Tapi jangan berharap banyak juga nantinya," tukas Yang Yue.
Su Menglan berpikir sejenak dan kembali mengamati anak lelaki yang malang itu. Ia merasa iba, merasa ingin membantu tapi tidak tahu bisa atau tidak.
"Mungkin di tempat kakekku ada tanaman obat. Tapi dia tidak mengizinkan orang lain menyentuh tanamannya. Karena khawatir akan dicuri. Emm, tapi kamu kan tidak bisa berkultivasi. Mungkin kamu ada harapan diterima untuk merawat tanamannya."
Sebelum memutuskan untuk membawa Wan Tian, Su Menglan harus berpikir dua kali. Ia tidak bisa sembarangan mengajak orang lain. Apalagi tempatnya sangat rahasia dan kakeknya adalah orang tua dan pemarah.
"Belakangan ini dia suka mengeluh karena tidak sanggup merawat tanaman obatnya sendiri karena sudah sangat tua. Bagaimana jika kita coba tanya pada kakekku. Tapi tidak janji bakal diterima."
"Untuk menjadi orang yang hebat, tidak ada jalan pintas. Kemungkinan kamu akan mendapatkan manfaat yang besar ketika bisa datang ke tempatnya. Ikuti saja gadis itu untuk sementara. Sebelum kita menemukan sesuatu untuk bisa menyerap inti api di dalam gua."
Yang Yue terus mendorong Wan Tian untuk terus mengikuti Su Menglan. Karena gadis itu juga keluar dari gua dan akan membawa ke suatu tempat, maka ada kemungkinan bisa mendapatkan pelatihan.
Mencari tanaman herbal di hutan sangat beresiko dan dapat menyebabkan kematian. Namun ketika berlatih sambil merawat tanaman juga akan bagus. Aura tanaman herbal bisa diserap setiap hari dan dapat mengambil manfaatnya. Selain itu, untuk melatih kekuatan otot dan tubuh, Wan Tian perlu bekerja.
"Perjalanan ke rumah kakekku lumayan jauh. Kamu pakai pakaianku terlebih dahulu. Kamu tenang saja, ini adalah jubah yang bisa dipakai pria atau wanita." Su Menglan mengeluarkan pakaian dari kantong ruang. Ia menyerahkan pada Wan Tian untuk dipakai oleh anak lelaki itu.
"Te-terima kasih. Aku pasti akan mencuci dan mengembalikannya nanti," ucap Wan Tian dengan polos. Karena pakaiannya juga sudah tidak layak pakai. Ia juga harus bekerja keras untuk mendapatkan pakaian kembali.
"Tidak perlu dikembalikan. Ini untukmu saja. Oh iya, namamu Wan Tian, bukan? Aku rasa kamu mulai sekarang panggil aku kakak Menglan saja."
"Kakak Menglan? Benar, namaku Wan Tian. Rasanya aneh ada orang yang mau bicara denganku dengan baik. Kalau begitu, atas pemberiannya, aku ucapkan terima kasih. Aku berjanji akan membalas budimu." Wan Tian merasa senang karena ada juga orang yang peduli padanya lagi setelah Dewi Yang Yue.
"Tidak masalah, Wan Tian. Eh, bukannya kamu biasa bertemu orang-orang baik, yah? Aku rasa semua orang akan baik padamu karena kamu juga kelihatan anak yang baik."
Namun Wan Tian hanya membalas dengan senyuman. Ia tidak perlu menjelaskan bagaimana kehidupannya terdahulu. Yang paling penting saat ini mereka harus segera sampai ke tempat tujuan.
Su Menglan sebenarnya dapat berlari dengan kecepatan tinggi kalau sendirian. Namun saat ini bersama seorang yang bahkan tidak dapat berkultivasi. Meski tubuhnya sudah direndam dengan Air Peri. Jika kultivator biasa akan memiliki kesempatan meningkatkan kultivasinya. Lain halnya dengan Wan Tian yang tak dapat berlatih.
Dengan adanya Wan Tian, Su Menglan tidak berjalan sendirian lagi. Tapi sudah sewajarnya anak lelaki itu banyak membantu. Ia akan menjadi seorang yang dapat meringankan pekerjaan seorang pria lanjut usia yang tidak dapat melakukan bekerja seperti saat muda lagi.
"Kita akan berjalan selama dua hari. Anggap saja aku juga sambil mengistirahatkan kekuatanku. Ayo kita mulai jalan dari sini," ajak Su Menglan.
Su Menglan dan Wan Tian berjalan beriringan. Sementara Yang Yue juga istirahat untuk sementara. Ia merasa gadis yang membawa Wan Tian pergi adalah orang yang baik.
"Karena kamu gadis yang baik, maka aku akan membantumu meningkatkan kultivasi. Dan beberapa kemampuan yang berguna." Yang Yue berkata dengan santai dan didengar oleh Wan Tian.
Mendengar perkataan Yang Yue, membuat Wan Tian mengangguk tanda setuju. Ia tidak bisa berbicara dengan Yang Yue saat ini. Karena jika ia melakukan hal itu, ia akan ketahuan atau dianggap sebagai orang gila.
Mereka berjalan meninggalkan gunung batu yang memisahkan desa Yanshi dengan tempat lain. Saat mereka benar-benar keluar dari desa Yanshi, mereka akan sulit untuk kembali lagi. Karena jalan setiap harinya akan berubah. Lain halnya jika orang yang memiliki kultivasi tinggi. Maka kehilangan jejak jalan bukan masalah.
Pada dasarnya gunung Yanshi merupakan formasi yang dipasang agar orang luar desa tidak bisa masuk sembarangan. Sedangkan Su Menglan sebenarnya tidak dapat menemukan desa Yanshi juga jika ia datang sendirian.
***