“Damian, ah, jangan...”
"Itu geli, jangan seperti itu."
Arissa berdiri di depan ruangan kantor direktur Miracle group, dia mendengar suara Damian suaminya yang sedang bermesraan dengan wanita lain di dalam ruangan itu, suara manja wanita yang tengah bersama dengan suaminya itu seperti belati tajam yang menghujam jantungnya.
“Nyonya, direktur sekarang sedang sibuk, nanti akan saya sampaikan jika nyonya datang mengunjunginya...” Asisten pribadi Damian, Remi dengan wajah canggung dan penuh simpati menatap Arissa.
"Damian apa yang kamu...." Belum sempat Arissa menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah di bekap oleh bibir Damian.
Ciuman Damian kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Seperti hendak menelan Arissa bulat-bulat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 24
"Saya merasa jika saya belum mampu pak, silakan pak direktur cari orang lain saja, rekan-rekan di sini banyak yang lebih berpengalaman." Ujar Arissa menolak untuk menjadi penanggung jawab projek seperti yang di minta oleh Damian.
"Nona Arissa, sekarang aku adalah klien perusahaan kalian, bukankah tidak menghargai jika menolak permintaan klien, yang memang sudah ada kesepakatan jika aku bebas memilih siapa yang ingin ku jadikan penanggung jawabnya." Ujar Damian.
"Jika kamu menolak, artinya, kamu tidak bekerja secara profesional." Sambung Damian lagi membuat Arissa diam.
"Pak Brian, saya seorang pemula, dan saya tidak percaya diri. Saya rasa saya tidak bisa menerima permintaan direktur Damian. Apakah saya bisa menolak?" Kini Arissa bertanya pada Brian. Berharap, jika dia masih punya harapan untuk tidak bekerja bersama dengan pria egois itu.
Besar harapan Arissa jika Brian akan membantunya.
"Arissa maaf, kontrak sudah di tanda tangani. Jadi, seperti yang di katakan oleh pak Damian, dia memang bisa memilih dan menentukan siapa yang ingin dia jadikan penanggung jawab atas projeknya." Kata Brian, dia memang harus mengatakan seperti yang tertulis di dalam kontrak kerja sama itu.
Arissa tahu, saat ini Brian sedang merasa bersalah karena tidak bisa berbuat apa-apa untuknya.
"Baik pak... Saya akan menerimanya." Arissa berbicara dengan pelan. Mau tak mau, dia harus menerimanya.
Rapat selesai, dan sudah di putuskan jika Arissa yang akan menjadi penanggung jawabnya.
Selesai rapat, selesai rapat dengan cepat Arisaa keluar dari ruangan itu, dia harus segera mencari udara yang tidak terkontaminasi dengan Damian.
"Hei, perempuan penggoda!" Teriak Damian memanggil Arissa.
Arissa terpaksa menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang, walaupun dia tahu jika yang memanggilnya itu adalah Damian.
"Perempuan penggoda, kemarin bukankah kemarin malam aku sudah mengatakan padamu, aku akan terus muncul di hadapanmu." Ucap Damian membuat Arissa merasa tak nyaman.
"Apa mempermainkanku begitu menyenangkan bagimu?" Tanya Arissa, karena sepertinya Damian sengaja.
"Tentu saja menyenangkan!" Jawab Damian.
"Terserah saja kalau begitu." Arissa sudah malas meladeni Damian. Dia lalu masuk ke dalam lift, dia harus Keluar sebentar untuk menjadi udara segar.
"Mau kemana? Kita belum selesai." Damian menahan tangan Arissa.
"Tapi saya sudah selesai pak, saya ingin keluar sebentar, karena saya harus menghirup udara segar, karena udara di sini terlalu kotor." Ucap Arissa menekan kata kotor lalu menatap Damian.
Setelah mengatakan itu, Arissa dengan cepat langsung masuk ke dalam lift yang terbuka.
Damian, yang tidak mau tinggal diam, ikut masuk ke dalam lift bersama dengan Arissa.
Damian melihat Arissa dengan marah seperti harimau yang siap menerkam mangsanya. Begitulah, tatapan Damian pada Arissa.
Melihat tatapan tajam Damian, membuat Arissa merasa sedikit takut.
"Damian apa yang kamu lakukan! Kamu mau para karyawan di sini melihat kita hah! Apa kamu ingin membuat dunia kerjaku menjadi sulit?!" Tanya Arissa saat Damian menekan tubuh mungil Arissa dengan tubuh berotot milik Damian.
"Lepaskan!" Ucap Arissa dengan suara rendah, kedua matanya menatap dengan marah.,
"Kalau kamu ingin aku lepaskan, sekarang berjanjilah, kamu akan menjadi lebih patuh lagi."
"Kamu……" Arissa marah sampai wajahnya memerah, sepertinya Damian memang sengaja ingin mempermainkan dirinya.
...****************...
Selamat membaca untuk kalian. Jangan lupa support author dengan like, komen dan vote ya, dan tolong berikan bintang 5. Terima kasih semuanya.
kita ikuti
ceritanya thor
apakah dirimu lagi sibuk?
semoga author sehat " ya
🙏🙏🙏
di tunggu up nya...
bersatu lagi thor
bikin sebucin bucinnya
mereka ber 2
lanjut thor ceritanya
semoga iya biar terkejut