pada suatu waktu terjadi suatu tragedi berdarah yang didasari dari perebutan harta dan kekuasaan, dengan adanya tragedi tersebut seorang ayah menyuruh isterinya untuk membawa pergi anak pertama mereka, akibat ketakutan sang isteri pun membawa anak tersebut ke sebuah kampung dan menyimpan anak tersebut di sebuah pematang sawah karena khawatir akan terjadi sesuatu kepada dirinya.. sang ibu pun berencana kalau nanti sudah selesai krisis yang terjadi dia akan pergi kesana... sang ibu pun menyimpan anak tersebut disebuah box bayi dan sebuah kalung pemberian ayahnya, sang ibu pun menulis surat disana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon E'Ngador Together, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makam Ayah
Setelah bercerita dan melepas rindu mereka pun istirahat, ibu marni menemani evan tidur dia ingin melepas rindu bersama buah hati mereka, ella juga lebih dekat lagi sama kakaknya. Kehampaan di rumah tersebut sekarang sudah terbayarkan dengan kegembiraan dan kebahgiaan karena mereka bisa berkumpul. Ibu marni terus mengelus anak pertamanya tersebut sampai tertidur.
Di pagi hari ibu marni mengumumkan kepada para pekerja yang ada di rumah bahwa evan adalah anak kandung beliau yang selama ini mereka cari. Setelah sarapan ibu marni mengajak ella dan evan pergi ke makam ayahnya. Ibu marni juga menyuruh mereka membawa pakaian untuk ganti khawatir nanti kemalaman. Di antar oleh sopir mereka pun menuju ke pemakaman. Sekitar 40 menit perjalanan mereka pun sampai di sebuah lahan perbukitan yang dijadikan pemakaman keluarga, disana terdapat 17 makam yang sepertinya makam leluhur evan.
Ibu marni membawa ke sebuah makam di batu nisan tertulis nama Devano Kusuma.
" nak ini makam ayah kalian." kata ibu marni
" pak, kami datang, aku bawa anak kita, anak yang kita cari akhirnya ketemu pak, dia udah besar pak, dia juga udah bisa ngelindungi ibu sama adiknya." kata ibu marni sambil menitikan air mata, evan pun duduk dihadapan batu nisan bapaknya, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. walau begitu matanya sudah memerah menahan tangis.
" pak, aku datang menemui bapak, terimakasih sudah menjadi bapak evan, karena evan bapak meninggal, evan akan membalas orang yang sudah membuat bapak seperti ini." lirih evan
" pak ella datang sama kak evan, kakak jago berkelahi loh pak, kemarin dia melindungi aku dari penjahat." kata ella
mereka pun menaburkan bunga ke atas pusara itu. Setelah itu mereka pun pergi ke kampung C ingin menemui orang tua yang telah membesarkan evan, diperjalanan ibu marni meminta untuk membeli makanan dan bahan pokok lainnya. Selama di perjalanan mereka tidak mengalami gangguan apapun sehingga setelah menempuh 3 jam perjalanan mereka sampai di kampung C, karena mobil tidak bisa masuk ke rumah pak braja, mobil di simpan dihalaman mesjid, evan pun menyapa pengurus mesjid yang dia kenal dan menitipkan kendaraannya. Setelah itu evan memimpin ibu, adik dan sopir ke rumah pak braja, evan membantu membawa makanan yang tadi dibeli ibunya.
Tok..... Tok.... Tok
" ibu... Ibu... Evan datang." kata evan
tak lama pintu pun terbuka.
" nak, kamu sudah kembali, kamu enggak apa apa kan." tanya ibu surti sambil memeluk evan
" evan baik baik bu." kata evan
" apa kamu sudah menemukan keberadaan orang tua kamu, mereka ini siapa nak." kata ibu surti
" sudah bu, ini ibu marni ibunya evan dan ella adik evan, dan ini pak Budi yang kerja di rumah ibu." kata evan
" syukur nak kalau kamu sudah menemukan orang tua kamu, ibu ikut senang, dan kamu enggak melupakan ibu ." kata ibu surti
" oh iya bu, silahkan masuk maaf rumahnya seperti ini." kata ibu surti
" enggak apa apa bu, ini bagus kok." kata ibu marni lalu masuk.
" perkenalkan nama saya marni, ibu kandungnya evan, terimakasih banyak sudah merapat anak saya ini." kata ibu marni
" sama sama bu, saya sudah menganggap evan sebagai anak kandung saya, kebetulan saya tidak memiliki anak dan pada saat itu bapaknya pulang dari sawah membawa bayi, jadi kita rawat. Oh iya maaf bu kenapa waktu itu sampai ibu tega membiarkan evan di pematang sawah." kata ibu surti. Ibu marni pun menjelaskan kronologi kejadian waktu itu, dan akhirnya ibu surti pun mengerti mengapa sampai evan bagi di simpan di pematang sawah.
" kok kamu bisa ketemu sama ibu kamu bagaimana ceritanya." kata ibu surti, evan pun menjelaskan kronologinya.
" betul bu, untung ada evan, kalau dia enggak ada mungkin saya juga akan kehilangan anak saya lagi." kata ibu murni
" saya enggak bawa apa apa, ini hanya sekedar makanan kecol saja. Mohon ibu terima." lanjut ibu marni sambil menyerahkan makanan yang tadi dibeli
" wah jadi repot repot, saya setiap malam memikirkan evan, takut dia kenapa kenapa maklum baru kemarin dia pergi jauh." kata ibu surti
" bu, bapak kemana." kata evan
" bapak ke sawah sama mau ambil rumput buat kambing kamu tuh." kata ibu surti. Evan pun pergi ke kekamarnya lagi berganti pakaian yang ada disana.
" ibu aku pamit cari rumput dulu." kata evan
" enggak usah nak, udah sama bapak kamu, kamu kan baru aja sampai." kata ibu surti
" enggak apa apa bu, tadi dijalan evan tidur jadi enggak cape." kata evan
" kak, ella ikut ya, ella mau lihat pemandangan." kata ella
" nanti kamu cape dek," kata evan
" enggak, ella pasti bisa kok." jawab ella
" iya kalau kamu mau pergi ajak adik kamu." kata ibu marni
" kalau begitu ayo ikut kakak, jangan sampai minta gendong ya." kata evan
" iya kalau aku cape, kakak harus gendong, masa adik cantiknya mau ditinggal." kata ella. Ibu surti dan ibu marni pun ketawa. Evan dan ella pun pergi ke lereng gunung yang biasa evan kunjungi kalau mencari rumput tak lupa ibu marni memberikan botol minuman untuk dibawa
" padahal baru ketemu ya bu, mereka sudah akrab." kata ibu surti
" iya bu, saya juga heran biasanya ella itu susah kalau kenal sama orang, mungkin karena darah yang mengalir di mereka sama jadi seperti itu." kata ibu marni.
evan dan ella pun berjalan menuju lereng gunung, ella sudah beberapa kali tertinggal
" kak masih jauh mencari rumputnya. Tadi disana banyak rumput kok enggak ambil disana aja." kata ella sambil ngos ngosan
" kakak udah bilang tadi, kamu jangan ikut, cape kan." kata evan. Akhirnya meteka pun sampai di lereng yang biasa evan mengambil rumput, evan duduk dibawah pohon yang biasa dia istirahat sambil memandang ke arah jauh.
" wah kak bagus banget pemandangannya." kata ella sambil duduk disamping evan lalu dia mengeluarkan handphonenya dan mengambil photo selfi. " ayo kak kita photo berdua." ajak ella. Evan menuruti kemauan adiknya itu. Setelah itu evan pun mengambil rumput, sedangkan ella asyik berswaphoto. Sedang asyik berphoto ella dikagetkan dengan kehadiran anak harimau.
" kak tolong, ada harimau.." kata ella sambil lari ke arah evan
" dik jangan lari nanti jatuh, dia enggak akan gigit kamu." kata evan
" ella takut kak," kata ella lalu dia melompat kepelukan evan.
" udah turun dia baik kok, kakak mau ambil rumput lagi, ini sebentar lagi selesai." kata evan
" takut kak, nanti dia gigit aku." kata ella
" Hacu, ini adik aku, jangan ganggu ya." kata evan lalu mengusap ngusap kepala hacu. Hacu pun terdiam. " Auum... Auum.. Auuum."
" dek udah turun, dia Hacu teman kakak." kata evan
" beneran kak enggak akan gigit aku, dia teman kakak." kata ella.
" iya, dia teman kakak kalau kakak ambil rumput kesini,." kata evan, hacu pun menjilati kaki evan, dia kangen sama evan
" maaf ya hacu, aku enggak ngasih tau kamu, kemarin aku mencari orang tua aku." kata evan
" Auuum. Auuuum... Auuuum."
ella pun turun dari pelukan evan, dia pun memberanikan diri mengelus hacu.
" iya kak dia baik, gimana kita bawa aja dia ke rumah." kata ella
" enggak bisa main bawa aja, nanti kita harus izin dulu sama orang tua mereka." kata evan
" orang tuanya dimana." kata ella
" ada didalam hutan." kata evan
" iih.. Takut. Enggak jadi deh." kata ella. , evan pun melanjutkan mengambil rumputnya setelah 20 menit dia pun selesai, lalu pergi ke tempat tadi istirahat. Evan pun bermain bersama hacu, ella pun mengambil photo bersama hacu.
" kak memangnya setiap hari kakak ambil rumput kesini." kata ella
" iya kakak ambil rumput kesini." kata evan
" kok kakak bisa berteman dengan harimau sih." kata ella
" waktu itu kakak menolong dia yang terkena perangkap pemburu liar, setelah itu kita berteman dan waktu itu kakak juga di tolong sama hacu dan orang tuanya waktu kakak jatuh kejurang disana." kata evan sambil menunjuk lokasi waktu dia terjatuh.