Ini tentang patah hati. Tentang sakitnya dikhianati. Tentang kepercayaan yang telah mati. Tentang penghianatan yang tak bisa ditoleransi. Namun bertahan demi buah hati. Agar hidupnya terjamin nanti.
Rosmiati atau yang dipanggil Ross, seorang wanita beranak dua. Usianya 31 tahun dan dia harus menyaksikan pernikahan suaminya yang kedua kali setelah selingkuhan dari suaminya mengandung benih yang suaminya tanam. Rasa sakit hati. Rasa dikhianati begitu membellengu hati Ross.
Andre Winata, 40 tahun. Duda beranak dua, dia ditinggal istrinya meninggal lima tahun silam. Dia seorang pemilik perusahaan dan juga Ayah dari dua orang anak.
Bagaimana kah dia bertahan? Apakah dia memilih pergi? Atau tetap tinggal dengan rasa sakit? Sementara anak-anak nya butuh kasih sayang dan figure seorang Ayah?
Yukkkk simak kisah perjuangannya.
Ini bukan sekedar halu nya author aja yang gaeesss sebagai besar cerita ini author angkat dari kisah nyata.
Jangan lupa like komen, vote nya buat author.
Teri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aneh
Selamat Membaca.......💔💔💔💔💔💔💔💔
Ross masuk kedalam mobil yang dikendarai oleh Herman. Awalnya Ross menolak. Tapi Herman terus mendesak nya, hingga membuatnya mau tak mau masuk juga.
"Alamat Ibu dimana?". Tanya Herman sambil menyetir. Sedangkan Andre duduk dibangku penumpang dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Kesekolah anak-anak Pak. Bapak cukup antar saya disitu aja, nanti saya akan jalan kaki untuk sampai kerumah". Jawab Ross tersenyum halus
"Emang gak jauh Bu?". Tanya Herman penasaran.
"Gak kok Pak. Cuma sekitar lima kiloan aja sampe rumah". Jawab Ross.
"Lima kilo?". Herman terkejut. Dekat apanya lima kilo?
"Saya udah biasa Pak". Sahut Ross.
Sampai disekolah Jacky Ross langsung turun. Tampak sekolah sudah sepi karena memang jam menunjukkan pukul enam malam.
"Kyky".
"Mama".
Bocah berusia sepuluh tahun itu berhambur memeluk Ross. Tadi dia menangis karena berpikir jika Ross tidak akan menjemput nya.
"Kenapa nangis Nak?". Ross mengusap pipi putra nya "Maafin Mama ya lambat jemput Kyky". Ucapnya lembut.
"Kyky pikir Mama gak jemput Kyky. Kyky takut Mama kenapa-kenapa". Dangan terisak pria kecil itu mengungkapkan isi hatinya.
Ross tersenyum hangat "Mama gak apa-apa kok Nak. Ayo kita jemput Jack". Ross mengandeng tangan putranya.
"Bu".
"Ehhh Pak Herman, kenapa masih disini Pak?". Tanya Ross heran
"Maaf Bu, Pak CEO menyuruh Ibu naik mobil aja. Biar saya antar sekalian Bu". Ujar Herman.
"Gak usah Pak ngerepotin". Tolak Ross halus.
"Gak kok Bu. Ayo, takut nanti Bapak marah".
Dengan ragu Ross masuk kembali kedalam mobil bersama putranya Jacky. Kali ini terpaksa dia duduk didekat Andre. Ross sedikit segan pada Andre, apalagi wajah pria itu datar tak berekspresi.
Ross turun saat sampai di sekolah Jackson.
"Mama".
"Nak".
Ross menghampiri putra nya "Jack baik-baik aja. Maaf ya Nak harus nunggu lama". Lirih Ross merasa bersalah.
"Gak apa-apa kok Ma. Tadi Jack ditemani Om Baik". Jawab Jackson.
"Om baik siapa Nak?". Ross melihat sekeliling nya "Apa dia orang baik? Dia gak nyakitin Jack kan?". Ross sedikit panik takut jika putra nya disakiti.
"Gak kok Ma. Orangnya baik ganteng lagi". Senyum Jackson.
.
.
.
.
"Udah mau poligami juga ya?". Sindir Ligina sambil melipat tangan didada "Horang kaya ya targetnya, bolehh juga tuhh pasti duitnya banyak". Seru Ligina dengan senyuman mengejek.
Ross berusaha menahan emosi nya. Ibu Mertua nya ini memang dari dulu tidak pernah menyukai nya. Bahkan pernah Ligina menyuruh Herdianto meninggalkan dan menceraikan Ross. Namun Herdianto tidak mau karena dia mencintai Ross. Ligina juga mengizinkan Herdianto menikah dengan Yuli.
"Maaf Bu, Ross gak seperti itu. Itu tadi cuma Boss nya Ross yang nganterin, karena sepeda Ross rusak". Jelas Ross.
"Ohhh Boss. Ya ampun pasti kaya banget, selera kamu tinggi juga yaaaa Ross. Kamu tuhh harus ngaca Ross, muka pas-pasan gak usah sok-sokan mau dekatin cowok kaya". Ledek Ligina sambil tertawa sinis.
"Cukup Nek". Hardik Jacky.
"Ky, tidak boleh Nak. Kyky balik kamar ya. Mandi, Mama akan masak buat makan malam, bawa adekmu sekalian".
"Iya Ma".
Kedua bocah itu menurut dan masuk kedalam kamar mereka.
Ross menatap Ibu Mertuanya "Bu, Ibu boleh hina Ross sesuka Ibu.Tapi Ross mohon jangan ngomong seperti itu lagi didepan anak-anak". Tegur Ross berusaha sabar.
"Kenapa, kamu takut ketahuan kalau perempuan gak bener?".
Deg
Bersambung.....
mn ada wanita kyk kamu, bodohnya gak ketulungan, mikiri anak, ank jiwanya ms bisa di bentuk, lama² dia paham, kl pun drndam sm ayahnya biarin, kan ayahnya yg cari penyakit