seorang pria yang harus menikahi seorang pelayan dirumah nya demi permintaan ibu nya,mampukah dia menjalani pernikahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08
💙💙💙💙💙💙💙💙
Kedua putri sekar bersembunyi dibelakang kaki nya,mereka takut karena melihat wajah tyo yang dingin. Sekar mengelus punggung kedua anaknya ,berusaha menenangkan mereka. Kemudian sekar pun ikut masuk,tapi tidak ke meja makan. Dia berjalan terus kebelakang membawa kedua putri nya agar makan didapur kecil belakang khusus pekerja ,karena bik cece selalu mengatakan jika tyo pulang maka mereka akan kembali makan dibelakang
"sekar....kenapa ke belakang?sini makan bersama saja" ucap nyonya diana
"hhmm....ngak usah nyonya,kami makan dibelakang saja. Saya permisi dulu" jawab sekar membuat nyonya diana mengernyitkan dahi nya,dia menatap ke arah tyo yang terlihat santai
"kau bicara apa pada sekar?kenapa sekar kembali bersikap formal sama ibu?" tanya nyonya diana,dia tau jika tyo pasti mengancam sekar seperti saat pada perawat nya dulu makanya mereka ngak betah bekerja dengan nyonya diana. Apalagi sebagian dari mereka selalu ingin menjadi menantu nya dan bersikap genit pada tyo,jangan kan ibu nya tyo. Tyo pun tidak suka melihat hal itu.
"sebaiknya ibu makan saja dulu" ucap tyo mengalihkan pembicaraan
Ferdy berjalan ke arah dapur,dia akan makan bersama dengan para pekerja seperti biasa jika dia berada dirumah komandan nya itu. Dia menatap sekar yang sedang menyuapkan makanan pada kedua putri nya,ferdy berjalan mendekati mereka Hingga kedua putri sekar merasakan ketakutan.
"maaf....Apa ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya sekar yang menyadari kalau ferdy mendekati mereka.
Ferdy duduk dihadapan sekar dan kedua putri nya yang terlihat memeluk tubuh sekar,mereka terlihat seperti ketakutan pada ferdy karena saat tyo memarahi mama nya. Disana juga ada ferdy yang berdiri tegak dibelakang dan diam saja tidak membantu mama nya
"hai....lagi makan apa ni?boleh om minta makan juga?om lapar" ucap ferdy sambil tersenyum pada kedua putri sekar,mereka menatap mereka dengan takut-takut
Sekar mengelus kedua punggung putri nya, kemudian dia tersenyum sambil meletakan piring makan putri nya
"sayang....om nya lapar,mama ambilkan nasi dulu ya....biar kita makan bersama disini" jelas sekar sambil terus tersenyum,ferdy menatap wajah sekar yang tersenyum. Dia terpesona melihat senyuman manis dibibir sekar,sehingga dia tidak berkedip sedikit pun
Sekar berjalan ke arah meja dapur,dia mengambilkan nasi juga lauk untuk ferdy dan kembali memberikan piring berisi makanan pada ferdy.
"terima kasih mama" ucap ferdy sambil tersenyum
"kok om manggil mama ,mama duga?"tanya salah satu anak nya sekar
"ngak boleh ya?om pengen punya mama juga seperti mama kalian ini,boleh ya om panggil mama juga" jawab ferdy sambil memakan nasi pemberian sekar tadi
"memang na mama om temana?" tanya yang lainnya
"mama om sudah meninggal,sudah hidup di langit dengan damai....makanya om ngak punya mama lagi sekarang" jelas ferdy dengan wajah yang dibuat sedih
Kinara naik ke atas bangku,kemudian dia mengelus rambut ferdy dengan lembut. Membuat sekar dan ferdy terkejut melihat kelakuan anak nya,mereka saling bertatapan.
"sabal ya om....jangan sedih lagi,om boleh kok manggil mama duga" ucap cantika
Sekar tersenyum,dia sering melakukan hal seperti itu pada kedua putri nya untuk menenangkan mereka jika mereka menangis dan menginginkan sesuatu saat dirinya ngak punya uang untuk membeli apa mau mereka.
"terima kasih sayang...." ucap ferdy sambil memeluk tubuh mungil kinara
"tika.....ngak boleh seperti itu sama om ..." ucap sekar tapi berhenti karena dia ngak tau siapa pria yang didepannya ini
"ferdy,aku ferdy...asisten pak tyo" jelas ferdy dengan senyuman nya
"ooh....iya,om ferdy. Ayo kita makan lagi,tika dan tya makan sendiri aja ya....kan udah besar " ucap sekar dengan lembut
"iya....hhmm...om peldy, nanan sedih lagi ya....kita duga ngak punya papa,ya kan ma" ucap cintya
"sudah....ayo makan dulu,kalau makan ngak boleh bersuara . Kamu bisa tersedak jika makan sambil bicara" ucap sekar yang tidak ingin membahas mengenai suami nya
Mereka makan bersama sambil sesekali berbincang dan bercanda,setelah selesai makan. Sekar membereskan bekas makan mereka,sedangkan kedua putri sekar bermain bersama dengan ferdy. Ferdy terlihat terus tersenyum ketika bersama cintya dan cantika
"tika,nanti....ayo kita cuci tangan dan kaki,terus tidur siang." ucap sekar menatap kedua putri nya,karena bik anum biasanya melakukan hal itu jika dirumah nya
"tapi ma....kami masih ingin main sama om peldy" jawab cantika sambil memeluk tubuh ferdy
"tika...jangan seperti itu,ngak boleh sayang. " ucap sekar,dia tidak ingin melihat anaknya dekat sekali dengan pria . Walaupun sekar tau kalau kedua putri nya sangat membutuhkan sosok seorang ayah.
"ngak apa-apa kok sekar,aku suka dengan anak-anak. Biar kan mereka dekat dengan ku" jawab ferdy dengan lembut
"sekarang tya dan tika tidur siang dulu ya,besok-besok kan bisa main sama om ferdy lagi kalau om kesini " ucap ferdy dengan lembut,kedua putri cantik itu pun mengangguk dan berjalan menuju sekar berdiri
Sekar menggapai tangan kedua putri nya,dia membawa kedua nya kedalam kamar nya yang terbilang kecil. Setelah membersihkan tubuh kedua putri nya,dia hendak keluar tapi tiba-tiba suara pintu kamar nya diketuk dari luar
tok....tok...tok...
Sekar yang tadi nya ingin tidur bersama kedua putri nya sebentar,langsung bangkit dan berjalan menuju pintu. Dia membuka pintu kamar nya, terlihat nyonya diana sudah berdiri didepan pintu
"sekar...dimana tya dan tika?" tanya nyonya diana
"mereka baru saja mau tidur nyonya" jawab sekar dengan sopan
"sekar,panggil ibu saja seperti biasa nya" ucap nyonya diana denagn nada kesal
"hhmm....maaf nyonya,harus nya saat itu saya sadar diri. Mulai sekarang saya ngak akan melewati batas,saya akan memanggil anda dengan sebutan nyonya" jelas sekar sambil tetap tersenyum
"haiiissh, ini pasti karena tyo kan?jangan dengar kan ucapan nya sekar,sekarang biar kan kedua putri mu tidur bersama ibu seperti biasa" ucap nyonya diana masih dengan nada kesal nya mengingat putra nya yang selalu menjaga dirinya agar tidak terlalu dekat dengan pelayan
"maaf nyonya,anak saya sudah tidur. Sebaiknya mulai saat ini nyonya jangan terlalu baik pada mereka,saya takut nanti mereka jadi manja " jawab sekar masih dengan nada sopan
"ya ampun sekar....kamu ini kenapa sih?kok jadi begini sama saya?" tanya nyonya diana dengan kesal.
Tanpa bicara apa pun,nyonya diana meninggalkan kamar sekar dengan rasa kesal dihati nya. Dia merasa kesal dengan tyo yang selalu berusaha menjauhkan nya dari pekerja dirumah itu
bersambung
jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘