Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Masak untuk makan malam.
Tok, Tok, Tok ...
"Bu ... " panggil Chika yang kini sedang berada di balik pintu.
Tok, tok ...
"Bu, Ibu ... " panggil Chika kembali sambil mengetuk pintu.
'Ibu kemana ya? Kok dari tadi Chika panggil Ibu, tidak ada jawaban ya," ucap Chika mulai khawatir terhadap Ibunya.
Chika pun mencoba memegang gagang pintunya, dan pintunya terbuka.
Cekrek, Chika pun mulai masuk ke dalam kamar dimana Tika berada.
'Pantesan saja Ibu tidak mendengar ucapanku, ternyata Ibu sedang tidur.' gumam Chika sambil berjalan menghampiri Ibunya yang kini sedang tertidur diatas ranjang.
"Bu ... " panggil Chika membangunkan Ibunya.
Tika pun terbangun dan membuka kan matanya, saat mendengar suara yang memanggil dirinya. Lalu menatap gadis cantik yang kini sedang duduk di sampingnya.
"Eh Chika ... " Lirih Tika saat kesadarannya belum terkumpul semuanya.
"Iya Bu kenapa? Kayaknya Ibu nyenyak banget ya tidurnya," ucap Chika sambil menatap Ibunya yang kini sudah bangun dan sambil merapihkan rambut yang kusut dengan tangannya sendiri.
"Mungkin tadi Ibu ngantuk banget sayang, makannya tadi Ibu tidur lelap banget. Apakah kamu dari tadi ada disini," tanya Tika sambil menatap putrinya.
"Oh ... Enggak Bu, Chika baru saja masuk ke dalam kamar Bu. Soalnya tadi Chika khawatir banget sama Ibu takut terjadi sesuatu, habisnya tadi Chika panggil Ibu tidak ada jawaban. Pas masuk ke kamar, ternyata Ibu lagi tidur," jawab Chika.
"Emm jadi begitu ceritanya."
"Ibu, Chika lapar," rengek Chika kepada Ibunya.
Tika pun menatap jam dinding menunjukan pukul setengah tujuh malam, lalu menatap putrinya,"Baiklah, ayo kita ke dapur Ibu masak dulu dan sekalian menyiapkan makan malam untuk meraka."
"Baiklah Bu, ayo!"
Tika dan Chika pun kini berjalan menuju meja makan.
Setelah sampai di dapur Chika pun hanya menunggu di meja makan, sedangkan Tika di dapur untuk mempersiapkan makan malam. Kemudian Tika pun mengambil sayur serta bahan-bahan yang akan di masak sekarang dari kulkas. Setelah semuanya di iris menu makanan yang akan dimasak, lalu dengan segera Tika memasaknya.
Sebenarnya bukan tidak mampu membayar asisten rumah tangga untuk melayaninya. Apalagi Tika terlahir dari keluarga kaya raya dan perusahaan Ayahnya sekarang semakin berkembang dan terkenal dimana-mana. Dan suaminya pun sama seorang pengusaha tetapi tidak se terkenal ayahnya Tika.
Tika ingin hidup mandiri tanpa bantuan orang lain, apalagi dirinya hanya seorang Ibu rumah tangga dan Tika ingin menghabiskan masa luangnya dengan memasak, cuci piring dan cuci baju oleh dirinya sendri. Jadi inilah alasan Tika kenapa enggan memperkerjakan asisten rumah tangganya di rumahnya.
*satu jam kemudian ...
Makanan yang di masak oleh Tika pun sudah jadi. Dengan segera Tika pun berjalan dan menyimpan makanan-makanan tersebut di atas meja makan.
"Wah harum sekali Bu, jadi menggoda perut nih," ucap Chika sambil menatap Ibunya yang sudah selesai menyiapkan makanannya di atas meja.
"Ya sudah, ayo kita makan. Tetapi tunggu dulu Ayah, Omah sama Tante ya, nanti makan bersama," Tika sambil menatap Chika lalu tersenyum terhadap putrinya.
"Baiklah Bu," jawab Chika membalas senyuman Tika.
Se kesal apapun Tika terhadap suaminya, mertua dan adik iparnya, Tika tidak pernah melupakan kewajibannya untuk tetap menyiapkan makan malamnya untuk mereka. Bagi Tika, mereka sudah di anggap seperti Ibu dan adiknya sendiri walaupun mereka sering menyakiti Tika. Tetapi Tika selalu memaklumi dan memaafkan mereka.
Tiba-tiba Chandra pun datang dan berjalan menuju meja makan, dimana Chika dan Tika berada. Chandra pun menatap Tika, kemudian dengan tidak sengaja Tika pun menatap Chandra. Sehingga kini mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang susah di artikan.
bersambung ...
*jangan lupa tinggalkan jejak dengan kasih like dan komennya, biar semangat nih upnya. terima kasih.