Rani tak menyangka perasaan yang ia pendam selama ini ternyata berbalas rasa yang sama juga dari boss muda.
Rani merasa sangat bahagia tapi di sisi lain ia juga tidak ingin menyakiti hati Shella yang ternyata juga mencintai boss muda.
Rani hanyalah seorang karyawan yang bekerja di mall di bawah pimpinan boss muda sementara Shella adalah teman kuliah boss muda yang statusnya adalah orang kaya juga.
Rani menjadi dilema, ia ingin menepis semua perasaan yang ada di hatinya namun tak bisa
karena semakin hari boss muda makin memberi harapan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta ulang tahun boss muda
"Hai Bram, lama banget sih kamu datangnya," sapa David sambil meninju lengan si boss muda.
"Jelas aja lah lama vid,kan masih jemput si Shella," Carin melirik Shella yang berdiri di samping boss muda.
"Cieee!" seru mereka semua sambil melihat ke arah Shella dan boss muda.
"Ah....sudah sudah ayo kita lanjut ngobrol sambil makan-makan," kata boss muda.
Kemudian mereka berjalan menuju meja yang sudah di pesan Shella dan teman- teman nya.
Mereka duduk mengelilingi meja yang di atasnya sudah tersedia berbagai macam makanan dan minuman.
Selang beberapa lama mereka makan dan mengobrol ke sana kemari,tiba-tiba Shella menghampiri boss muda dan berbisik padanya.
"Bram,ada yang mau aku omongin sama kamu tapi kita bicara berdua saja ya." kata Shella.
Boss muda mengernyitkan dahinya dia melihat Shella dengan heran.
"Emangnya mau ngomong apa? disini kan juga bisa," kata boss muda.
"Gak bisa Bram ini harus kita bicarakan berdua saja," kata Shella lagi.
Kemudian Shella menarik tangan boss muda sambil berkata pada teman-temannya.
"Tunggu dulu ya,aku mau ngobrol berdua aja sama Bram," kata Shella sambil mengedipkan matanya pada Carin.
"Oke...." jawab Carin.
Lalu Shella mengajak boss muda menuju salah satu meja yang tak jauh dari meja teman-teman nya duduk tadi.
"Sebenarnya kamu mau ngomong apa sih Shell?" tanya boss muda penasaran.
"Emmmm gini Bram, sebenarnya aku mau mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya pada kamu Bram,aku.... sangat mencintai kamu Bram,sejak dari kita kuliah dulu aku sudah jatuh cinta sama kamu Bram."
"Tapi kamu gak pernah merasakan hal itu Bram,aku ingin menjadi pacarmu Bram," kata Shella lagi sambil mendekatkan mulutnya ke wajah boss muda.
Sesaat boss muda terdiam sambil memperhatikan Shella lalu ia berkata.
"Emmmm...begini Shell,aku masih gak mau mikirin soal itu,aku mau fokus dulu sama pekerjaanku saat ini."
"Kamu kok gitu sih Bram gak menghargai banget perasaan ku padamu."
"Maafkan aku Shell," kata boss muda.
"Oke,gak apa-apa kamu gak menerimaku sekarang Bram,aku akan tetap menunggumu sampai kamu mau menerima cintaku."
"Jangan Shell kamu jangan sia-siakan waktumu dengan menungguku.'
"Enggak Bram aku akan tetap menunggumu sampai kapanpun," kata Shella yang kekeh dengan keinginannya.
Boss muda hanya diam melihat Shella yang tetap kekeh akan menunggu cintanya,dia punya alasan tersendiri untuk tidak menerima cintanya Shella.
Boss muda tahu Shella itu cewek seperti apa.
...--------------...
Keesokan paginya ketikasi boss muda dan papa nya sarapan pagi.
Tiba-tiba pak Wicaksono berkata pada si boss muda.
"Bram,papa mau tanya"
"Tanya apa pa?"
"Sampai sejauh ini apa kamu gak pernah memikirkan soal pernikahan?"
"Maksud papa?"
"Maksud papa,apa kamu gak mau memikirkan soal calon pendamping mu."
"Gak pa,aku masih gak mau memikirkan soal itu,aku mau fokus dulu sama perusahaan pa."
"Terus .....bagaimana dengan si Shella Bram?" tanya Tante Hilda kemudian yang ikut nimbrung pembicaraan Bram dan papa nya.
"Maksud tante?" tanya boss muda .
"Begini Bram,dulu Shella itu pernah curhat ke Tante kalo dia itu suka sama kamu dan...." belum sempat Tante Hilda melanjutkan perkataannya tiba- tiba boss muda memotong dengan nada tidak suka.
"Shella bukan kriteriaku Tan!"
Lalu boss muda pergi meninggalkan meja makan dengan wajah kesal.
Tante Hilda terkejut dengan sikap boss muda tadi.
"Sudahlah Hilda gak usah ikut campur urusan pribadinya Bram," kata pak Wicaksono.
"Tapi mas kalau sama Shella kan enak,orang tuanya Shella kan sederajat dengan kita sama-sama pengusahanya."
"Sudahlah Hilda aku yakin Bram bisa memilih mana yang terbaik buat dia dan keluarganya."
Boss muda yang pergi dengan wajah kesalnya tadi kemudian menuju ke garasi mobilnya.
Boss muda menutup pintu mobilnya dengan keras.
Dengan wajah kesal dan geram si boss muda menyetir mobilnya dengan laju yang sangat kencang.
Sejurus kemudian terdengar suara
"Cittt......."
Suara mobil mengerem mendadak.
Boss muda terkejut dan buru-buru keluar dari mobilnya dan menghampiri orang yang berdiri di depan mobilnya yang hampir tertabrak olehnya tadi.
"Aduh," kata Rani sambil memejamkan matanya.
"Kamu,kamu gak apa- apa ?" tanya bos muda.
Rani yang mendengar suara itu terkejut bukan kepalang,ternyata mobil yang mau menabraknya tadi adalah mobil boss muda .
"Saya tidak apa- apa pak," kata Rani sambil gemetar.
Tapi boss muda melihat wajah Rani pucat pasi ketakutan.
Buru-buru boss muda kembali ke dalam mobilnya dan kembali lagi menghampiri Rani dengan membawa sebotol minuman.
"Maafkan saya," kata boss muda sambil menyodorkan air mineral yang di bawanya pada Rani
"Minum itu dulu,biar kamu gak shock.
Kemudian Rani meminum air mineral itu.
"Kamu mau kemana?" tanya boss muda.
"Saya mau ke apotik pak," jawab Rani.
"Kamu gak kerja hari ini ?"
"Saya libur pak."
"Oh."
Rani merasa tubuhnya sudah tidak gemetaran lagi lalu ia pamit sama si boss muda .
"Pak,saya duluan ya," katanya.
"Beneran kamu gak apa- apa?" tanya boss muda khawatir.
"Iya pak,saya sudah tidak apa-apa."
Kemudian Rani melaju dengan sepeda motornya meninggalkan boss muda.
Boss muda memperhatikan Rani sampai ia menghilang dari pandangannya.
"Kasihan dia," gumam boss muda.
Kemudian boss muda kembali masuk ke dalam mobilnya dan kali ini ia melaju dengan perlahan.
Sepulang dari apotik Rani langsung memberikan obat yang di pesan ibunya.
Kemudian ia menghempaskan tubuhnya di kursi ruang tamu.
"Untung saja aku tadi gak sampai ketabrak sama si boss muda," gumam Rani.
"Kamu kenapa Ran,lagi mikirin apa?" tanya ibu menghampiri Rani.
"Ah...enggak Bu."
Ceritanya tadi itu pas di jalan menuju apotik aku hampir di tabrak sama si boss muda Bu."
"Loh kok bisa?" tanya ibu sambil terkejut.
"Aku juga gak tahu Bu."
''Tapi kamu gak apa- apa kan Ran?"
"Enggak Bu aku gak apa- apa."
"Ya syukurlah nak," kata ibu sedikit tenang.
Lalu ibu berlalu meninggalkan Rani sendiri di ruang tamu.
Rani merasa kepalanya agak pening sedikit efek tadi dia terkejut.
Perlahan ia merebahkan tubuhnya di atas kursi sofa sambil memijit mijit kepalanya.
Dari jauh ibu melihat Rani memijit mijit kepalanya,kemudian ibu menghampiri Rani sambil berkata.
"Sini Ran ibu yang mijitin," kata ibu sambil memegang kepala Rani.
Pijitan ibu enak sekali sampai- sampai membuat Rani menguap dan sekejap kemudian ia pun terlelap memejamkan matanya.
Melihat Rani yang tertidur ibu pun menghentikan pijitan nya lalu membetulkan letak kaki Rani yang bergelantung di bawah kursi dan menaikkan nya ke atas.
Kemudian ibu mengusap kepala Rani dengan lembut sambil memperhatikan nya penuh kasih sayang.
"Semoga kelak nanti kamu mendapatkan jodoh orang yang sangat menyayangimu nak," kata ibu sambil menatap nanar wajah putri tercintanya itu.
