NovelToon NovelToon
Pendekar Pengendara Petir

Pendekar Pengendara Petir

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi
Popularitas:13.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: KidOO

Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.

Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.

Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.

"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB — 008

Pertemuan di Mansion Tuan Kota telah berlalu. Saat itu hari sudah menjelang malam, Setelah mendapatkan arahan pembuatan tanda pengenal dari Penguasa Kota, Gou Long keluar hanya sekedar untuk melihat-lihat suasana malam Kota Xia Yu.

Dia juga berniat menukar beberapa keping perak dan emasnya agar sesuai dengan kondisi alat pertukaran di zaman itu.

Gou Long juga perlu mengganti beberapa setelan pakaiannya dengan yang lebih baru. Setelan yang dipakainya terlalu sederhana dan biasa-biasa saja. Dia menyadari dengan menginap di Mansion Tuan Kota sedikit banyak penampilannya harus dia ubah, atau akan dianggap pelayan baru di Mansion tersebut.

Setelah melewati beberapa gang kecil, Gou Long melihat sebuah toko penempaan yang masih buka. Di kota ini, toko penempaan memberikan beberapa pelayanan umum, seperti menjual senjata, menukar berbagai logam, termasuk emas dan perak.

Emas dan perak yang dimiliki Gou Long termasuk emas dan perak yang sangat murni dengan kadar mencapai seratus persen kemurnian, Gou Long hanya menukar beberapa keping perak.

Saat itu satu keping perak, setara dengan dua puluh keping perunggu. Gou Long juga menukar beberapa keping perak dengan sekantung keping perunggu, yang nanti akan digunakan sebagai uang kecil untuk mempermudah transaksi kelak.

Sejak dari toko penempaan dia sudah merasakan was-was dan rasa mengancam di hati. Dia tahu ada yang mengincar nyawanya dibalik kegelapan. Dia bergerak menghindari kerumunan dan meleset ke arah Hutan Kota. Rasa ancaman semakin nyata, ada yang mengikuti perjalanannya.

Gou Long meleset ke arah rimbunan pohon, dia bersembunyi dan menahan nafas sesaat, untuk menutupi jejak. Tidak tampak bayangan yang mengikutinya.

“Aneh, apakah aku berhalusinasi?” pikir Gou Long.

Keluar dari persembunyiannya, Sudah menunggu di hadapan Gou Long dua orang. Dia mengenali keduanya sebagai Sepasang Iblis Tengkorak, mereka yang pagi tadi mencari gara-gara dengan putri Penguasa Kota.

Keduanya tertawa bahagia disertai raut wajah kejam dan aroma membunuh yang kuat.

“Bocah! Keberuntungan mu hari ini sungguh baik, Raja Neraka enggan berpisah denganmu walau hanya sehari,” ujar Iblis Muka Codet dengan ekspresi menghina.

“Kali ini tidak akan ada yang menyelamatkan jiwamu bocah! Sebutkan kata-kata terakhir, akan kami kabulkan untuk menghantar jiwa kecilmu itu.” Sambung Iblis Kingkong Besar sambil tertawa bahagia.

Gou Long mengerutkan kening, dia tidak akan naif kali ini terhadap jiwa sendiri. Setidaknya ingatan tentang kematian ayah bundanya masih teringat jelas. Iblis-iblis seperti mereka tidak boleh dikasih hati. Untuk kali ini kalau bukan dia yang mampus maka iblis-iblis inilah yang akan mampus.

“Permintaan terakhirku adalah, jiwa kalian berdua,” jawab Gou Long dengan raut wajah lebih kejam dari kedua Iblis ini.

“Dasar katak yang tidak tahu luasnya dunia!” balas Iblis Muka Codet seraya melepaskan Pukulan Pengerut Tulang dengan menggunakan setengah dari tenaga dalamnya.

Dia masih mencoba menghitung tingkat tenaga dalam lawan.

Gou Long tidak mau memberi keringanan, langsung saja dipancarkan tenaga dalam sampai setengahnya. Suara cicit dan bintik-bintik percikan perak keluar dari tangan Gou Long.

“Siiiuut! ... Baaam!” Bunyi cicit dan ledakan dari adu pukulan terdengar.

Sama-sama mengeluarkan setengah dari tenaga dalam, tapi karena ranah tenaga dalam yang berbeda, dimana Gou Long di Ranah Bumi Tahap Akhir, sedangkan Iblis Muka Codet di Ranah Bumi Tahap Menengah.

Sedikit kerugian diterima Iblis Muka Codet, mereka sama-sama terlempar dua langkah ke belakang. Tangan Iblis muka Codet sedikit kebas, mukanya memucat.

"Sial! Bocah ini di Puncak Ranah Bumi. Tenaga dalamnya juga sangat aneh, dengan suara cicit dan mengeluarkan cahaya keperakan yang menyengat seperti petir. Bocah ini harus segera dilenyapkan atau akan menjadi ancaman yang menyusahkan kelak,” pikirnya.

“Iblis Kingkong Besar! Bantu aku bertarung. Kita tidak boleh meremehkan bocah ini,” lanjut Iblis Muka Codet.

Iblis Kingkong Besar, tanpa aba-aba segera terjun ke gelanggang pertempuran. Dia tidak berani meremehkan lawan yang masih muda. Tenaga dalam segera dipancarkan. Keduanya secara konsisten menggunakan jurus Pukulan Pengerut Tulang, gabungan keduanya sangat merepotkan Gou Long.

Tidak mau di remehkan oleh kedua Iblis itu, Gou Long mengekspos tenaga dalamnya sampai penuh. Suara cicit dan percikan-percikan keperakan segera menerangi gelapnya malam. Hantaran energi petir di kedua tangannya tampak nyata.

Gou Long memang tidak mempunyai jurus-jurus pukulan dan ilmu penggunaan senjata. Tapi... Ajaran dari mendiang ayahnya telah melekat di seluruh otot dan pikirannya. Tidak susah baginya untuk menggabungkan tenaga dalam elemen petir ini dengan ilmu meringankan tubuh Walet Menunggang Angin.

Tubuhnya bergerak pesat menghindari setiap pukulan yang datang. Diiringi cahaya keperakan yang berkedip-kedip di kegelapan malam. Gou Long berhasil memecah setiap Jurus Pukulan Pengerat Tulang.

Langit tiba-tiba mendung disertai badai dan halilintar-halilintar ganas mulai menyambar membentuk retakan keperakan indah di langit malam. Seakan-akan langit berpihak pada Gou Long.

Setelah seratus jurus berlalu, nafas Gou long pun mulai memburu. Daya tahannya kalah serta pengalaman bertarung juga kalah. Kilatan petir ganas menyambar, sebatang pohon hangus menyisakan batang dan ranting-ranting yang menghitam. Petir kedua kembali menyambar.

“Duuaaarrrrr!”

Kali ini mata kedua Iblis itu terbelalak lebar serta menjulurkan lidah mereka. Baru malam ini, mereka melihat keanehan yang terjadi. Rasa dingin tiba-tiba menyerang tubuh mereka, kengerian yang sangat mencekam.

Ini pertama kali dalam seumur hidup, mereka melihat anak manusia yang menangkap petir. Ya! Petir yang kedua menyambar tadi ditangkap oleh Gou Long, kemudian energi itu menyebar ke seluruh tubuhnya.

Rasa dingin yang dirasakan si Kingkong Besar makin nyata, ia baru menyadari di dadanya ada rasa udara yang tembus dari belakang ke depan, lubang sebesar kepalan tangan tampak nyata di situ. Dalam keterkejutan, kewaspadaan si Kingkong Besar menurun. Sorot matanya menunjukkan ketidakpercayaan, dia belum rela untuk mati.

Tapi ... apalah daya, Raja Neraka telah terlebih dahulu tersenyum bahagia padanya, si Kingkong Besar jadi korban pertama tangan petir.

“Kau juga harus menemani temanmu!” ucapan itu tercetus dari mulut Gou Long, disertai dengan tatapan yang dingin.

Si Muka Codet yang melihat kawannya mati tersentak sadar.

“Ha ha ha, Aku juga telah menyiapkan hadiah untukmu.” Dia tertawa lantang mencoba menutupi rasa takut.

Dikemposnya tenaga dalam, jurus-jurus Pukulan Pengerut Tulang kembali diperlihatkan. Kali ini, dia mendesak Gou Long dan berusaha kabur. Namun apalah daya, Gou Long semakin di atas angin.

Dalam keputusasaan, Si muka codet menyerang Gou Long secara membabi buta, Dia sudah berniat untuk mati bersama. Gou Long yang menyadari hal ini, menghindar semampunya. Dengan kesal dikumpulkan tenaga dalam sampai penuh.

“Baaam! Duuaaar!”

Bunyi ledakan dari tenaga dalam menggetarkan bumi. Tanah melesak ke dalam meninggalkan bulatan besar seperti kolam besar yang mengering.

Gou Long terlempar sampai sepuluh tombak, dia bersalto indah beberapa kali di udara kemudian baru melayang turun ke tanah, namun kakinya terlihat gemetaran, muka Gou Long memucat putih, darah segar merembes melalui hidung dan sela-sela bibir. jelas dia terluka dalam sangat berat.

Sementara sisi lain, si Muka Codet terhempas bagai layang-layang putus. Terus menabrak pohon di belakangnya, badan remuk dengan kepala pecah berhamburan. Tamatlah sudah riwayat Sepasang Iblis ini dan menyisakan senyuman menawan dari Sang Raja Neraka.

____________________

Penting! untuk yang baru baca, karya ini sedang di revisi, dan baru sampai chapter ini revisinya. Yang di revisi adalah nama kota dan kosakata yang berbahasa inggris menjadi indonesia. Kota Xia Yu, chapter lain masih tertulis dengan Kota Summer Rains.

Jangan lupa komentar, like dan Votenya ya.

1
Relimawati Sihombing
mantap
Marli Ana
Luar biasa
Rita Boru Hasibuan
Kecewa
Rita Boru Hasibuan
Buruk
Rita Boru Hasibuan
gou long keren .
Izuddin Nur
baru cerita awal udah kalah jagoan
Nendi Yulianto
ntapss/Angry/
Izuddin Nur
mantap ceritanyab thot
Umi Fatonah
Leng kun x ya
Umi Fatonah
pantesan jarang kelihatan di eralase toko ternyata khong guan dah jadi master artefak 😂😂😂😂
Rita Boru Hasibuan
lanjut thor ceritanya bagus aku suka cerita seperti ini.
Rita Boru Hasibuan
lanjut thor
Rita Boru Hasibuan
orang tua pasti akan selalu melindungi anaknya.
Bunda Fairel
Luar biasa
Umi Fatonah
haaiiis kwnapa sih thor setiap perkataan harus di awali dengan tertwa hahahaha kesanya gk etis banget
Umi Fatonah
Luar biasa
Umi Fatonah
hahahaha ....seru seru
Bob virley
Luar biasa
Umi Fatonah
😂😂😂😂
Umi Fatonah
iya ntar klo aku laper kumakan aja siomey nya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!