NovelToon NovelToon
Cinta Dua Bersaudara

Cinta Dua Bersaudara

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Tamat
Popularitas:93
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Di Kota Pontianak yang multikultur, Bima Wijaya dan Wibi Wijaya jatuh hati pada Aisyah. Bima, sang kakak yang serius, kagum pada kecerdasan Aisyah. Wibi, sang adik yang santai, terpesona oleh kecantikan Aisyah. Cinta segitiga ini menguji persaudaraan mereka di tengah kota yang kaya akan tradisi dan modernitas. Siapakah yang akan dipilih Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunga yang Tumbuh Sendiri

Beberapa bulan telah berlalu sejak pembukaan toko. Nama "Toko Kreatif DinSal" mulai dikenal di kota dan sekitarnya boneka rajut lucu dengan wajah yang dibuat detail, stiker desain unik bertema kehidupan sehari hari, hingga kerajinan kayu hasil kolaborasi dengan pengrajin lokal memenuhi rak rak yang diberi cat kayu alami. Andini bahkan menerima tawaran untuk menjadi pembicara di acara pameran kreatif muda yang diadakan oleh dinas pariwisata dan ekonomi kreatif kota, berbagi cerita tentang perjuangan mewujudkan impiannya sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Sore itu, matahari mulai menyebar cahaya keemasan melalui celah celah tirai kaca toko. Andini sedang merapikan rak di bagian belakang toko ketika pintu dibuka perlahan dengan suara pelan. "Ada orangnya nggak?" suara Abi terdengar lembut dari arah pintu. Dia masih membawa aroma kayu segar yang selalu menyertainya setiap kali datang ke toko.

Andini berbalik dengan senyum hangat yang langsung muncul di wajahnya. "Abi, datang aja ya! Mau liat apa? Kamu jarang banget datang sore kayak gini." Dia segera menyapu tangan yang sedikit terkena debu kain rajut ke celana jeansnya, lalu berjalan mendekat ke arah Abi.

Abi mengangkat tas plastik transparan berisi kayu ukiran bentuk bunga matahari dengan tangkai yang ramping. Setiap kelopak kayu dipoles sampai mengkilap, terlihat jelas kerjaan tangan yang teliti. "Aku baru selesai pesenan dari sekolah dasar dekat sana mereka mau buat penghargaan untuk guru terbaik yang akan diberikan di acara wisuda akhir tahun. Aku mikir mungkin bisa jual juga di sini ya mungkin ada yang mau beli sebagai hadiah untuk orang tersayang."

"Tentu saja! Bentuknya bagus banget. Kamu semakin mahir ya Abi." Andini mengambil satu buah kayu ukiran bunga matahari, menyentuh permukaannya dengan lembut. Kemudian dia berjalan ke arah lemari kayu di sudut ruangan, membukanya perlahan dan mengambil bingkai kayu yang dulu diberikan Abi saat pembukaan toko. Kini bingkai itu dipasang dengan foto tim mereka saat merayakan pencapaian penjualan pertama di pasar kreatif kota wajah Andini, Salma, Pramudya, dan beberapa pekerja toko lainnya penuh dengan senyum bahagia yang tulus. "Bingkai ini selalu mengingatkanku buat tidak pernah menyerah setiap kali ada masalah yang datang."

Abi tersenyum sambil menatap foto itu dengan pandangan yang penuh makna. "Kamu tahu kan Din? Aku baru saja resmi jadi instruktur di kursus kerajinan kayu yang baru dibuka di komplek pusat seni kota. Tempatnya luas banget dengan peralatan yang lengkap, bahkan ada ruang khusus untuk anak anak belajar. Ada seorang peserta lho anak muda yang baru pindah dari luar kota bernama Rina, dia sangat pandai mengolah kayu dan punya ide ide keren banget tentang cara menggabungkan kerajinan kayu dengan bahan ramah lingkungan lain seperti kain bekas yang diolah ulang. Kadang kita sering ngobrol tentang cara mengembangkan produk jadi lebih berkelanjutan bahkan kita sedang merencanakan untuk membuat produk kolaborasi yang akan dipamerkan di acara pekan kreatif nasional bulan depan."

Andini melihat mata Abi yang bersinar ceria saat bercerita, wajahnya tampak lebih tenang dan penuh tujuan dibandingkan dulu. "Abi kelihatan bahagia banget ya sekarang. Wajah kamu juga lebih bersinar lho. Aku seneng banget melihatnya. Kamu benar benar jadi orang yang lebih baik seperti yang kamu katakan dulu."

"Bener banget. Dan itu semua karena kamu dulu yang mau melihat potensi di diriku saat aku sendiri merasa tidak berharga apa apa." Abi menepuk bahu Andini lembut, sentuhan itu penuh dengan rasa hormat dan persahabatan. "Kita tetap sahabat ya Din? Tanpa ada rasa salah atau paksaan apa apa. Aku tidak ingin kamu merasa terbebani dengan apa yang pernah terjadi antara kita."

"Pasti aja Abi. Kita sudah kenal sejak kecil kan persahabatan kita lebih berharga dari apa pun." Andini memegang tangan Abi sebentar lalu tersenyum kembali, kemudian mereka berdua mulai merapikan beberapa produk kerajinan kayu yang akan ditempatkan di rak depan toko.

Tak lama kemudian, pintu toko terbuka lagi dengan riuh disertai suara tertawa Pramudya. "Din! Coba lihat hasil desain baru aku! Kamu pasti suka banget!" Pramudya masuk dengan tas besar penuh kertas gambar dan beberapa contoh kemasan yang sudah jadi, tangannya bahkan masih memegang botol air mineral yang belum habis diminum. "Saya bikin konsep kemasan produk baru yang lebih ramah lingkungan pakai karton daur ulang dengan pola gambar bunga yang bisa dipotong dan dijadikan pajangan sendiri setelah produk habis digunakan. Ada juga desain kemasan bentuk rumah kecil yang bisa jadi tempat penyimpanan perhiasan kecil atau aksesoris lainnya."

Salma mengikuti di belakangnya dengan membawa tas besar penuh minuman dingin dalam gelas plastik yang bisa digunakan kembali dan berbagai macam camilan seperti kue cubit homemade dan keripik pisang yang renyah. "Udah deh, istirahat dulu dong! Kita baru saja dari meeting sama distributor bahan baku mereka mau kasih diskon khusus karena kita konsisten pakai bahan lokal dari petani dan pengrajin kecil di sekitar kota. Bahkan mereka menawarkan untuk membantu kita mencari bahan baru yang lebih unik dan memiliki kualitas terbaik. Kita juga bahas tentang cara membuat sistem pemesanan yang lebih efisien agar barang bisa sampai ke pelanggan dengan lebih cepat dan aman."

Mereka semua duduk di bangku kayu depan toko yang dibuat oleh Abi sendiri, seperti dulu kala pembukaan toko. Langit mulai berwarna jingga sore dengan sedikit sentuhan warna ungu di kejauhan, angin sepoi sepoi membawa aroma bunga mawar dan melati dari taman kota di seberang jalan yang sedang penuh dengan anak anak bermain dan pasangan muda yang sedang berjalan santai. Beberapa pelanggan yang lewat bahkan menyapa mereka dengan ramah, menyebutkan bahwa produk dari toko DinSal sangat bagus dan berkualitas tinggi.

"Aku mau bilang terima kasih ya sama kalian berdua." Andini mengangkat gelas jus jeruknya yang dibuat dari buah jeruk dari kebun milik keluarga Salma. Matanya sedikit berkaca kaca saat melihat wajah Abi dan Pramudya yang sedang memperhatikannya. "Abi yang bikin aku tahu pentingnya memberi kesempatan kedua pada diri sendiri dan orang lain, dan Pram yang selalu buktikan bahwa dukungan tanpa pamrih itu ada di dunia ini. Tanpa kalian berdua, mungkin toko ini tidak akan bisa berkembang seperti sekarang."

Pramudya tersenyum dengan wajah yang hangat, dia mengusap kepala Andini dengan lembut. "Yang penting kamu bahagia Din. Aku seneng bisa jadi bagian dari perjalanan kamu baik sebagai teman atau mitra bisnis aja sudah cukup. Kamu tahu kan sejak dulu aku selalu ingin melihat kamu bahagia dan sukses mewujudkan impianmu. Sekarang kita bahkan punya rencana untuk membuka cabang toko di kota lain jika penjualan terus meningkat seperti sekarang."

Salma menambahkan dengan ceria sambil mengambil kue cubit dari wadahnya, wajahnya penuh dengan semangat. "Dan aku? Aku cuma mau toko kita terus berkembang jadi yang terbaik! Kita sudah punya banyak ide untuk produk baru lho mulai dari boneka dengan pakaian yang bisa diganti sendiri hingga buku catatan dengan sampul kerajinan kayu yang unik. Oh iya, ada kabar baik nih kita dapet undangan ke pameran nasional di Jakarta bulan depan. Panitia bahkan bilang bahwa kita bisa mendapatkan booth khusus yang lebih besar dan ada kesempatan untuk bertemu dengan pembeli besar dari berbagai daerah di Indonesia."

Semua langsung berteriak senang mendengar kabar itu, suara mereka penuh dengan kegembiraan yang meriah. Beberapa orang di sekitar taman bahkan melihat ke arah mereka dengan senyum ikut merasakan kebahagiaan mereka. Abi mengambil ponselnya dan menunjukkan foto karya baru peserta kursusnya mulai dari kayu ukiran bentuk hewan kecil hingga dekorasi dinding yang rumit namun indah. Pramudya mulai menjelaskan detail desain kemasan baru dengan menunjukkan gambar sketsa yang dibuat dengan sangat teliti, bahkan ada catatan kecil tentang bahan yang akan digunakan dan cara produksinya yang efisien.

Sementara itu, Andini melihat bingkai kayu di dinding toko yang terpajang rapi di atas meja kasir tulisan "Semoga impianmu terwujud dengan senyum yang selalu indah" tampak jelas di atasnya dengan huruf huruf yang diukir dengan hati hati. Cahaya matahari sore menyinari bingkai itu hingga terlihat seperti bersinar sendiri.

Ia menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dalam bentuk cinta romantis yang harus dipilih dengan tergesa gesa. Kadang, kebahagiaan ada dalam persahabatan yang tulus yang bisa melewati segala rintangan, dalam impian yang tercapai bersama dengan orang orang tersayang, dan dalam melihat orang orang tersayang menemukan jalan mereka sendiri untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Setiap orang di hidupnya memiliki peran yang berbeda namun sama pentingnya seperti bagian dari sebuah puzzle yang saling melengkapi untuk membentuk gambar yang indah.

Seperti bunga yang tumbuh dengan sendirinya di taman tanpa harus dipaksa atau dipindahkan dari tempatnya, setiap orang di hidupnya kini telah menemukan tempat yang tepat tumbuh kuat dengan akar yang menjalar dalam tanah kasih sayang dan persahabatan, serta memberikan keindahan bagi yang lain dengan kelopak bunga yang cantik dan harum. Dan Andini tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dengan banyak cerita indah yang akan datang, bersama sama mereka akan menghadapinya dengan senyum dan semangat yang tak pernah padam.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!