NovelToon NovelToon
KISAH CINTA YASMIN DAN ZIYAD

KISAH CINTA YASMIN DAN ZIYAD

Status: tamat
Genre:Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dokter Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Babah Elfathar

Kisah Seorang Gadis bernama Yasmin yang baru pindah ke desa, setelah coba tinggal di kota dan tidak nyaman, dia tinggal di rumah sang nenek, Yasmin seorang gadis yang mandiri, ceria diluar, namun menyimpan sebuah duka, bertemu dengan Ziyad seorang dokter muda yang aslinya pendiam, tidak mudah bergaul, terlihat dingin, berhati lembut, namun punya trauma masa lalu. bagaimana kisahnya.. sedikit contekan ya.. kita buat bahasa seni yang efik dan buat kita ikut merasakan tulisan demi tulisan..

yda langsung gaskeun aja deh.. hehehe

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Babah Elfathar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Bab 7

Pagi itu, desa Tembung dipenuhi riuh anak-anak yang baru pulang sekolah. Di halaman balai desa, Ridho tampak dikerumuni beberapa muridnya. Wajahnya bersinar saat tertawa, tangannya sesekali mengacak rambut anak-anak dengan kelembutan. Yasmin yang kebetulan lewat tidak bisa menahan senyum melihat pemandangan itu.

Ridho menoleh, matanya langsung menangkap sosok Yasmin. “Yasmin… kamu lewat sini?” ucap Ridho ramah.

“Iya, aku mau mengantar hasil tenun untuk Bu Lurah,” jawab Yasmin sopan.

“Aku antar saja. Kebetulan aku juga ada urusan di rumah Bu Lurah,” ujar Ridho dengan senyum lebar.

“Tidak perlu, aku bisa sendiri,” balas Yasmin cepat dengan wajah gugup.

“Tidak masalah. Lagipula, aku senang bisa berjalan bersamamu,” ucap Ridho dengan nada tulus.

Yasmin menunduk, jantungnya berdebar aneh. Ia tidak ingin memberi harapan, tapi perhatian Ridho terasa begitu hangat.

***

Beberapa warga yang melihat berbisik-bisik. “Ridho itu tampan sekali. Kalau bersama Yasmin, cocok benar,” ujar seorang ibu dengan nada menggoda.

“Betul. Mereka serasi. Lihat saja, Ridho begitu memperhatikan Yasmin,” balas seorang lainnya dengan senyum penuh arti.

Bisikan itu membuat Yasmin semakin tidak tenang. Ia melangkah lebih cepat, namun Ridho tetap menyamai langkahnya.

“Kenapa buru-buru? Kau seperti menghindar,” ucap Ridho sambil tersenyum.

“Aku tidak menghindar, hanya… sedang terburu,” balas Yasmin gugup.

Ridho menatapnya dalam-dalam. “Kalau begitu, biarkan aku yang menyesuaikan. Aku tidak ingin kau merasa sendirian,” ujarnya lembut.

Yasmin terdiam, hatinya makin gelisah.

***

Dari kejauhan, di bawah rindangnya pohon asam, Ziyad berdiri dengan wajah muram. Matanya menatap tajam ke arah Yasmin dan Ridho. Tangan kirinya mengepal, urat di pelipisnya menegang.

Ia berjalan cepat, langkahnya berat, hingga akhirnya tiba di depan mereka. Suaranya terdengar dingin menusuk.

“Sepertinya kalian begitu akrab,” ucap Ziyad dengan nada datar.

Yasmin terperanjat. “Dokter… sejak kapan di sini?” jawabnya gugup.

“Cukup lama untuk melihat kalian tertawa,” balas Ziyad dengan sorot mata tajam.

Ridho menatap Ziyad, masih dengan senyum sopan. “Ah, Dokter Ziyad. Senang akhirnya bisa bertemu. Saya sering mendengar nama Anda disebut warga,” ucapnya ramah.

Ziyad tidak menjawab, hanya menatap Ridho tanpa ekspresi.

Ridho tetap tenang. “Saya Ridho, guru baru di sekolah. Semoga kita bisa saling bekerja sama demi kebaikan desa,” ujarnya tulus.

“Kerja sama?” Ziyad mendengus pelan. “Aku tidak melihat ada hubungannya antara pekerjaanku dan kedatanganmu,” ucapnya sinis.

Yasmin memandang keduanya dengan panik. “Dokter, jangan bicara begitu. Ridho hanya mencoba bersikap ramah,” balasnya gugup.

“Ramah?” Ziyad menoleh tajam ke Yasmin. “Atau terlalu ramah?” ucapnya dingin.

Ridho menahan diri, tapi senyumnya meredup. “Saya tidak bermaksud mengganggu siapa pun. Hanya ingin menjadi bagian dari masyarakat. Kalau itu membuat Anda terganggu, mungkin ada hal yang salah, Dokter,” ujarnya dengan nada menekan tapi tetap sopan.

Ziyad menatapnya tanpa berkedip. “Yang salah adalah caramu mendekati orang yang seharusnya tidak mudah kau dekati,” ucapnya tajam.

Yasmin tercekat, wajahnya pucat. “Dokter, cukup! Jangan bicara seperti itu,” balasnya lirih namun tegas.

Ziyad tidak bergeming. Sorot matanya menusuk Ridho, lalu beralih ke Yasmin. “Kau tidak tahu siapa dia. Dan kau terlalu cepat percaya,” ucapnya dingin.

***

Ridho akhirnya menghela napas panjang. “Kalau begitu, saya pamit. Tidak ingin memperpanjang,” ucapnya dengan senyum tipis.

Ia menatap Yasmin sebentar. “Sampai jumpa, Yasmin,” ucapnya hangat.

“Ya… sampai jumpa,” balas Yasmin pelan.

Ridho pun pergi, meninggalkan Yasmin dan Ziyad dalam ketegangan.

***

Begitu Ridho menghilang, Ziyad menatap Yasmin dengan sorot marah. “Kenapa harus bersamanya?” ucapnya dingin.

Yasmin menahan napas. “Apa salahnya berteman? Dia orang baik,” jawabnya dengan suara gemetar.

“Orang baik tidak datang begitu saja. Senyum ramah bisa menutupi seribu niat buruk,” balas Ziyad tajam.

Yasmin menggertakkan gigi. “Kenapa dokter selalu melihat dunia hanya dari sisi kelamnya? Tidak semua orang seperti yang dokter pikir,” ucapnya kesal.

Ziyad mendekat, wajahnya begitu dekat dengan Yasmin. “Karena aku tahu bagaimana dunia menghancurkan orang-orang yang terlalu percaya,” balasnya berat.

Yasmin menatap matanya dengan air yang menggenang. “Atau karena dokter takut membuka hati? Dokter lebih memilih bersembunyi di balik dinding dingin daripada mengakui apa yang sebenarnya dokter rasakan,” ucapnya lirih.

Ziyad terdiam. Napasnya berat, matanya bergetar sesaat, tapi segera menajam lagi. “Kau tidak tahu apa-apa tentangku,” balasnya dingin.

Yasmin menahan tangis. “Memang aku tidak tahu. Karena dokter tidak pernah mau jujur. Kau hanya melukaiku dengan sikapmu yang abu-abu,” ucapnya getir.

Ziyad menggenggam erat tangannya sendiri, wajahnya tegang. “Lebih baik kau jauh dariku, Yasmin,” ucapnya dengan suara parau.

Air mata Yasmin akhirnya jatuh. “Kalau begitu, jangan pernah larang aku lagi. Jangan pernah peduli lagi. Karena aku bukan siapa-siapa bagimu,” balasnya sambil menunduk.

Ia berbalik, melangkah pergi dengan air mata mengalir deras.

***

Ziyad berdiri kaku. Dadanya terasa sesak, matanya memerah, tapi lidahnya kelu. Ia hanya bisa menatap punggung Yasmin yang semakin menjauh.

Malamnya, Ziyad duduk sendirian di ruang tamu rumahnya. Lampu minyak redup, suara jangkrik menyayat hening. Ia memejamkan mata, terbayang wajah Yasmin yang menangis karena kata-katanya. Hatinya tercabik, tapi ia merasa tidak pantas.

Tiba-tiba terdengar suara batuk keras dari kamar. Ia bergegas masuk, dan mendapati ibunya tergeletak dengan wajah pucat pasi.

“Ibu!” teriak Ziyad panik.

Ia mengguncang tubuh ibunya, tapi tubuh itu lemah. Nafasnya tersengal, matanya setengah terpejam.

“Ibu, bertahanlah. Jangan tinggalkan aku,” ucap Ziyad dengan suara pecah.

Air matanya jatuh deras. Ia menempelkan keningnya ke tangan ibunya yang dingin. “Aku tidak sanggup kehilangan lagi,” ucapnya dengan isak.

Malam itu, rumah Ziyad dipenuhi aroma obat dan doa yang lirih. Di luar, bintang bertaburan, seakan menyaksikan seorang lelaki yang harus memilih antara cinta yang ia ingkari dan luka lama yang kembali mengetuk.

Bersambung…

1
Nadhira💦
endingnya bikin mewek thorrr...
Babah Elfathar: Biar ga sesuai sangkaan, hehehe
total 1 replies
Amiura Yuu
suka dg bahasa nya yg gak saya temukan dinovel lain nya
Babah Elfathar: mkasi jangan lupa vote, like dan subscribe ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!