CEO perusahaan literasi ternama, Hyung menjual dirinya di situs online sebagai pacar sewaan hanya karena GABUT. Tak disangka yg membelinya adalah karyawati perusahaannya sendiri. Ia terjebak satu atap berminggu-minggu lamanya. Benih-benih asmara pun muncul tanpa tahu jika ia adalah bosnya. Namun, saat benih itu tumbuh, sang karyawati, Saras malah memutuskannya secara sepihak. Ia tak terima dan terpaksa membongkar jati dirinya.
"Kau keterlaluan, Saras. Kau memperlakukanku semena-mena tanpa menimbang kembali perasaanku. Lihat saja! Kau akan datang padaku secara terpaksa ataupun patuh. Camkan itu!"
Ia pun ingin membalas terhadap apa yang pernah Saras lakukan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaharu Wood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KECEWA
"Saras!" Hyung memanggil Saras. Ia tidak bisa menahan kekesalan di hatinya.
"Vi? Kau sudah pulang?" Saras pun mencoba bersikap biasa saja padanya.
Hyung mengembuskan napasnya. "Saras, aku tak mengerti. Sungguh tak mengerti dengan dirimu." Hyung pun akhirnya berkata kepada Saras dengan raut wajah penuh kekecewaan.
"Masuk dulu, Vi." Saras memintanya untuk masuk ke dalam rumah.
Saras duduk di kursi, sedang Hyung berdiri tak jauh dari hadapannya. Ia segera mengutarakan isi hatinya. Ia ingin bertanya kepada Saras.
"Katakan padaku. Apa kesalahanku sehingga membuatmu seperti ini?" Hyung bertanya kepada Saras.
Saras terlihat biasa-biaaa saja. "Kau tidak membuat kesalahan apapun padaku." Ia pun berkata seperti itu.
Hyung menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak mengerti dengan maksud Saras. "Saras, kumohon. Apapun masalahnya, kita bisa diskusikan terlebih dahulu. Jangan seperti ini yang tiba-tiba mengembalikanku ke situs itu. Kau kenapa, Saras? Katakan padaku apa kekuranganku? Apakah selama ini aku tidak menyenangkan hatimu?" Hyung bertanya lagi, berharap cepat mendapatkan jawaban dari Saras.
Saras pun terlihat mengambil napas dalam-dalam. "Vi." Ia akhirnya bicara. "Aku tidak ingin mengganggu kehidupanmu. Kau pasti punya privasi yang tidak boleh kuketahui. Maka dari itu aku memutuskan untuk mengembalikanmu," kata Saras kepada Hyung.
"Apa?!" Hyung pun tak percaya.
"Aku ingin kau bahagia tanpa tertekan tinggal bersamaku. Lagipula kita hanya sampai enam bulan saja. Setelah itu juga kau akan melupakanku. Jadi sekarang atau nanti itu sama saja, bukan? Lagipula alasanku mengembalikanmu bukan karena kinerjamu buruk. Melainkan karena aku ingin pindah ke luar negeri dan tidak bisa membawamu." Saras menjelaskan.
Hyung tidak terima. Ia menelan ludahnya berulang kali. "Jadi semua yang kau katakan itu bohong?" tanyanya pada Saras.
Saras diam saja. Ia tidak berkata apa-apa.
"Aku pikir apa yang kau katakan itu sungguh-sungguh dari hatimu." Hyung terlihat kecewa. "Saras, kau mengecewakanku. Maaf aku harus berkata jujur. Tapi tindakanmu ini sangat di luar perkiraanku. Jika ini memang sudah menjadi keputusanmu, aku terima. Tapi jangan pernah sesali selamanya. Terima kasih atas kebaikanmu selama ini. Aku akan membereskan pakaianku."
Hyung akhirnya tidak melakukan perlawanan lagi. Ia segera membereskan pakaiannya lalu memasukkan ke dalam koper. Hyung kecewa dengan Saras yang telah sepihak membatalkan perjanjian. Hatinya tidak terima dengan keputusan ini. Terlebih perasaan itu mulai bersemi di hati. Hyung kecewa. Benar-benar kecewa dengan tindakan Saras.
"Aku akan mengganti semua uangmu. Aku pergi."
Dan akhirnya Hyung pun meninggalkan rumah Saras. Ia berjalan pelan sambil membawa kopernya. Berharap Saras memanggilnya kembali. Tapi ternyata hal itu hanya sebatas angannya yang tak pasti. Karena nyatanya Saras hanya diam saja saat dirinya melangkah.
Jadi kau benar-benar ingin pisah dariku?
Bertambahlah rasa kecewa itu di hati. Hyung tidak menyukai sikap Saras yang seperti ini. Ia telah diusirnya pergi.
Di perjalanan kembali ke apartemen...
Sesak, gundah-gulana dan merana itu melanda dada Hyung. Entah mengapa hatinya seperti terbakar saat mengetahui hal yang harus dihadapinya malam ini. Hyung tahu benar bagaimana sistem perjanjian di situs itu. Yang mana jika salah satu pihak membatalkan, maka tak layak bagi mereka untuk tinggal bersama lagi. Dan Hyung pun harus langsung pergi saat Saras mengembalikannya. Tetapi tetap saja di hati itu masih ada luka yang perlu diobati.
Kenapa dia melakukan ini padaku? Kenapa?
Hyung pun bertanya-tanya sendiri. Padahal ia sudah mengirim pesan ke Saras dan menjelaskan jika harus kembali ke rumah untuk menemui ibunya. Walaupun berbohong, setidaknya Saras tahu jika Hyung tidak ke mana-mana. Tapi ternyata Saras malah mengembalikannya. Hati Hyung jadi patah. Ia kecewa karenanya.
"Tuan, sudah sampai."
Dan tak lama supir taksi pun memberi tahu jika ia sudah sampai di apartemennya. Hyung pun segera membayar argometernya. Ia keluar dari mobil taksi dengan membawa koper besarnya. Tentunya dengan luka di hati yang baru saja tertorehkan malam ini. Ia ingin melupakan semuanya.
Pukul 9.45 malam...
Resah gelisah melanda Hyung malam ini. Saat hendak memejamkan mata, saat itu juga bayang-bayang Saras selalu terlintas di benaknya. Bagamana Saras yang manja, lucu, usil dan menggodanya. Hyung teringat dengan itu semua. Tapi malam ini Saras hanya mampu berada di ingatannya. Karena nyatanya Saras telah mengembalikan Hyung ke tempat asalnya. Dan Hyung tidak terima.
Saras, kau keterlaluan!
Entah mengapa hati Hyung tidak bisa menerima keputusan Saras yang mengembalikannya ke situs tersebut. Walaupun tidak menderita kerugian secara material, tapi hati Hyung merasakan sakit karena hal itu. Ia kecewa. Melebihi rasa kecewanya saat melihat seorang gadis yang disukainya di kampus waktu itu. Hyung pun tidak bisa tidur jadinya. Resah gelisah selalu mengganggunya. Hingga akhirnya satu per satu perkataan Saras teringat kembali di alam pikirannya. Hyung merindukan itu semua.
"Saras, air panasnya sudah jadi. Mandilah agar tubuhmu lebih segar," kata Hyung kepada Saras.
"Aku maunya dimandiin," kata Saras sambil tersenyum kepada Hyung.
"Em, nanti. Sekarang mandi sendiri dulu." Hyung pun menjawab seperti itu.
"Kapan?" tanya Saras semakin menjadi.
"Em ... saat kau tidak akan pernah menyesalinya." Hyung pun menjawabnya.
"Maksudmu?" Saras bertanya kembali.
"Saat kau siap punya anak." Hyung akhirnya terus terang.
"Hm, baiklah. Aku akan mempersiapkan diri untuk itu. Tapi ... aku ingin kau juga bekerja untuk menafkahi anak itu. Jangan cuma aku saja." Saras mengatakan.
.........
Saras ... kenapa kau melakukan hal ini padaku? Kenapa Saras?!
Hyung pun menatap langit-langit kamar apartemennya yang sengaja digelapkan. Dadanya mulai terasa sesak karena ketidakterimaan dalam hatinya. Padahal selama ini ia sudah menunjukkan ketulusannya sebagai seorang pacar. Walaupun hanya sebagai pacar sewaan. Tapi Saras malah membalas dengan pengembaliannya ke situs itu.
Ada yang datang?
Tiba-tiba bel apartemen berbunyi. Menyadarkan Hyung jika seseorang datang. Ia pun lekas mengusap wajahnya lalu keluar untuk membukakan pintu. Dan ternyata ayahnya lah yang datang.
"Hyung, kau belum tidur?" Sang ayah diantar oleh Saki dan pengawalnya.
"Hm, ya. Aku belum tidur, Yah." Hyung pun berusaha tersenyum di tengah kedukaannya.
"Baiklah. Ayah bawa pizza. Makanlah selagi hangat." Sang ayah berpesan lalu berjalan ke kamarnya.
Hyung mengangguk. Ia melihat sang ayah yang pergi. Sedang Saki dan pengawal ayahnya meletakkan pizza itu ke meja TV. Saki pun tampak memerhatikan raut wajah Hyung yang berbeda malam ini. Hyung tidak seperti biasanya. Saki pun menyadarinya. Namun, ia merasa segan untuk menanyakannya.
"Tuan, apakah ada sesuatu yang Anda butuhkan?" Saki bertanya kepada Hyung.
Hyung menggelengkan kepala. "Tidak. Terima kasih." Ia pun hanya menjawab seperti itu kepada orang kepercayaan ayahnya. Hyung kembali ke kamarnya.
Seperti ada sesuatu yang terjadi pada Tuan Muda. Tapi apa?
Saki pun bertanya-tanya. Ia merasa khawatir. Saki takut terjadi hal yang tidak-tidak pada putra bosnya. Karena bagaimanapun ia telah dipercaya untuk menjaganya.
...Hyung...
Kaget ya karena dia tamvan 😁