Plak!
" Percuma aku menikahi mu, tapi sampai sekarang kamu belum juga memiliki anak. Kamu sibuk dengan anak orang lain itu!"
" Itu pekerjaanku, Mas. Kamu tahu aku ini baby sitter. Memang mengurus anak orang lain adalah pekerjaanku."
Lagi dan lagi, Raina mendapatkan cap lima jari dari Rusman di pipinya. Dan yang dibahas adalah hal yang sama yakni kenapa dia tak kunjung bisa hamil padahal pernikahan mereka sudah berjalan 3 tahun lamanya.
Raina Puspita, usianya 25 tahun sekarang. Dia menikah dengan Rusman Pambudi, pria yang dulu lembut namun kini berubah setelah mereka menikah.
Pernikahan yang ia harap menjadi sebuah rumah baginya, nyatanya menjadi sebuah gubuk derita. Beruntung hari-harinya diwarnai oleh wajah lucu dan tingkah menggemaskan dari Chandran Akash Dwiangga.
" Sus, abis nanis ya? Janan sedih Sus, kalau ada yang nakal sama Sus, nanti Chan bilang ke Yayah. Bial Yayah yang ulus."
Bagaimana nasib pernikahan Raina kedepannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baby Sitter 10
Dugh! Dugh! Dugh!
" Suci, buka pintu!!"
" Suci, kamu lagi ngapain hah!"
Doeeeeng
Rusman yang masih menggerakkan tubuhnya dia atas Suci dan Suci yang masih menikmati gerakan Rusman sangat terkejut mendengar pintu rumah yang digedor dengan sangat kuat.
Pada akhirnya Rusman yang masih berada di ujung itu harus segera mencabut miliknya. Tentu saja itu menjadi menyakitkan bagi Suci. Tapi apa mau dikata, mereka jelas harus berhenti.
" Ughhh, dia masih begini," keluh Rusman. Dia melihat milik kecilnya masih tegap berdiri karena memang belum selesai.
Sedangkan Suci, dia sudah tidak berkata apa-apa lagi sekarang. Wanita itu dengan cepat berpakaian. Karena sangat terburu-buru, dia sampai tidak mengenakan pakaian dalam nya.
" Ayo cepet kita keluar, Mas."
" Iya tunggu. Aku beresin ini dulu."
Rusman juga cepat-cepat berpakaian. Sebenarnya dia memilih kabur saat ini, tapi apa daya, Suci tidak memiliki pintu belakang pada rumahnya.
Dugh! Dugh! DUgh!
" Suci keluar, bawa cowokmu juga!"
" Kaluar kalian! Kalau nggak, kami bakalan dobrak pintu ini."
Cekleek
krieeet
Pintu rumah itu akhirnya terbuka. Wajah kedua orang yang baru muncul setelah digedor-gedor nampak kusut. rambut mereka sedikit basah karena berkeringat.
Dan sebuah tatapan tajam dilayangkan oleh seluruh warga kepada mereka. Rusman dan Suci seperti ditelanjangi oleh tatapan banyak orang itu.
" Apa yang kalian lakukan di dalam berdua dengan pintu yang tertutup. Suci, jelaskan!"
Diam, Suci jelas tidak bisa mengatakan kebenaran. Tidak mungkin dia akan bilang bahwa merea baru saja melakukan seks.
" Kamu kebangetan ya Rus, aku emang nggak kenal kamu secara personal (deket) tapi yang aku tau, kamu kan udah nikah! Ini Pak RT, ini yang mereka lakukan di dalam ruah dengan pintu terkunci.
Pria yang merupakan rekan kerja Rusman dan Suci tadi memberikan foto saat kedua pasangan mesum itu senang melakukan seks. Pak RT sangat syok melihatnya. Ia tidak pernah menyangka ada satu warganya berbuat hal yang melanggar norma.
" Astagfirullah, kalian benera-benar sudah gila. Kalian berbuat mesum, belum punya hubungan dan bahkan kamu Mas, udah punya istri?"
Rusman dan Suci hanya bisa diam dan tertunduk. Mereka tidak bisa berkata apa-apa karena memang apa yang dikatakan itu benar.
bruuum
Ckiiit
tap tap tap
Plak!!!
Plak!!!
Rusman dan Suci terkejut, bukan hanya mereka tapi semua orang yang ada di sana terkejut saat seorang wanita datang dan langsung menghadiahi tamparan kepada Rusman.
Ya, dia adalah Raina. Tidak ada air mata di mata wanita itu. Yang ada hanya kobaran rasa marah, benci dan jijik. Lalu sebuah seringai muncul.
" Ya, kau emang bajingan Rusman! Sudah berpa lama kalian bersama hmm? Aah biar ku tebak, sudah sejak lama kan. Bagus sekarang jatuhkan talakmu padaku sekarang juga!!"
Ucapan Raina sangat tegas dan juga dingin. Rusman bahkan belum pernah melihat sisi Raina yang demikian itu.
Raina, dia datang karena dihubungi oleh sang satpam tadi. Satpam yang ternyata tetangga Suci itu mencari nomor telpon Raina dari teman-teman kerjanya yang tahu. Dan saat mendapatkannya, si satpam langsung menghubungi Raina.
Terkejut bukan main wanita itu mendengar kabar suaminya di grebek oleh warga di rumah seorang wanita yang ia tahu namanya juga.
" Tidak perlu penjelasan apapun, sekarang talak aku di sini sekarang juga!"
Diam dan hening, semua tidak ada yang bicara. Dan hanya suara Raina saja sekarang ini.
" TALAK AKU SEKARANG JUGA!"
" A-aku jatuhkan talak padamu, Raina."
" Bagus, sekarang silakan terserah warga mau diapakan dua bajingan mesum ini. Aah arak aja pak keliling kampung lalu nikahkan. Dari pada dosa ya kan, Pak. Permisi."
Rusman tertegun, dia menjadi seperti orang yang linglung saat ini.
" Raina, tunggu Raina. Kita bicarain dulu Rai."
" Pak RT, mohon diurus Pak, biar tidak muncul kejadian yang membuat kampung ini heboh dan viral."
Raina tidak peduli dengan panggilan dari Rusman. Ya, dia pergi dengan kepala yang tegap tanpa menoleh ke belakang barang sebentar pun.
Bruuuum
Raina menyalakan motornya lalu pergi dari tempat itu. Meninggalkan keramaian yang masih ada di sana bersama mantan suaminya.
Kata talak sudah diucapkan itu berarti sekarang dia bukan lagi istri dari Rusman.
Hiks hiks hiks
Akirnya bulir bening itu meluncur juga. Raina sudah menahannya dari tadi dan sekarang dia sudah tidak bisa menahannya lagi.
Dadanya sangat sesak, semua terasa menyakitkan sekarang ini.
"Kamu beneran bajingan Rusman. teganya kamu bermain gila di belakangku seperti ini."
Memang benar Raina memutuskan untuk bercerai. Tapi hatinya jelas sangat sakit karena Rusman berselingkuh. Dan hal itu Rusman lakukan saat mereka masih menjadi suami dan istri.
"Jahat kamu Rus, sangat jahat. Hiks hiks Aaaaaah."
Di atas sepeda motor yang masih berjalan, Raina menangis sejadi-jadinya. Beberapa orang melihatnya, namun dia sama sekali tidak peduli.
Ckiiiit
Raina menepikan motornya dan berhenti di sisi jalan. Meskipun sangat sedih, dia masih sayang dengan nyawa. Dia tidak ingin terjadi apa-apa saat berkendara karena menangis kuat.
"Hiks hiks hiks, ya Allah. Apa ini jawaban dari doa ku. Apa yang Engkau tunjukan ini merupakan sebuah petunjuk bahwa aku memang benar-benar harus melepasnya?"
Raina mencoba tenang, namun tetap saja rasa sakit itu terlalu menyakiti hatinya. Ia masih menangis sampai seluruh wajahnya basah. Bahkan jilbab instan yang ia pakai secara sembarangan pun ikut basah.
Saat Raina menangis, sebuah mobil berhenti tepat di belakang motornya. Dia tak acuh dan tidak peduli karena saat ini dia hanya ingin menangis. Namun saat orang itu mendekat dan berbicara, Raina mengangkat kepalanya dengan pelan. Ia terkejut melihat siapa yang berdiri di sana.
"Sus Raina? kamu kenapa, Nak?"
"Bu Asri?
Asriati, wanita paruh baya itu yang datang menghampiri Raina adalah ibu dari Bagus sekaligus nenek Chan. Raina jelas mengenal Asri karena meskipun tidak satu rumah dengan putranya, Asri sering datang dan juga menginap.
"Kamu kenapa, Nak? Kenapa di sini sendirian."
Awalnya Raina ingin berhenti menangis saat melihat Asri, tapi saat ditanya begitu, dia langsung menangis dengan kencang.
Asri melihat ke arah suaminya yang masih di dalam mobil. Dengan sebuah anggukan kepala, Asri sudah paham apa yang harus dilakukan.
"Nak, ikut Ibu yuk."
Raina pasrah, bahkan dia tidak peduli dengan motornya. Asri membawa Raina ke rumah mereka. Dan saat sudah sampai di rumah serta Raina sudah tenang, barulah Asri kembali bertanya kepada baby sitter cucunya itu.
"Ya Allah." Hanya itu yang terucap dari bibir Asri ketika mendengar cerita Raina secara singkat.
"Sabar ya, Nak."
"Iya Bu, terimakasih."
Raina hanya mampu berdiam diri seperti ini. Dia bingung ingin bercerita kepada siapa tentang semua rasa sakitnya. Dan kehadiran Asri, lumayan membuatnya bisa mengungkapkannya.
TBC