NovelToon NovelToon
Senja Sendiri

Senja Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Persahabatan / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:836
Nilai: 5
Nama Author: Senjamenanti

Cecil seorang anak brokenhome yang selalu di hantui dengan perasaan takut menikah. Ia bersahabat dengan Didit yang ternyata mendekati Cecil bukan hanya sekedar sebagai sahabat. Bukan semakin terkontrol, Rasa kecewa yang mendesak Cecil ingin menjauhi siapa pun yang ingin membantunya. Apa yang membuat Cecil semakin kecewa dengan didit? Bisakah Didit meluluhkan hati Cecil?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjamenanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesunyi itu

Kami di Rumah Duka. Tidak ada keluarga yang mengurus jenazah Gilang. Jadi Didit dan sahabat-sahabat Kami yang mengurus dari Rumah sakit - Kantor Polisi - Rumah Sakit - Rumah Duka. Biaya ditanggung Bunda dan Orangtua dari Fanya,Gea, Vino, Arga, Ken, Didit, dan Sammy. Teman-teman Gilang hanya datang sebentar lalu pergi "bisa-bisanya gak ada satupun keluarganya yang dateng" ucap gea heran.

Aku didekat jenazah Gilang, menatapnya. "Ternyata ada yaa orangtua sejahat itu"

Sahabat-sahabatku, beberapa teman sekelas Kami dan beberapa Guru melihatku. Sepertinya suaraku cukup keras.

Fanya dan Ken menuntunku ke kursi pojok yang sepi. "Didit bilang dari kemarin Kamu ga makan apa-apa" Fanya menyodorkan air mineral gelas. Badanku bener-bener lemes. Aku melihat peti jenazah Gilang dari jauh.

Di pagi hari, daerah sana memang sepi. Tapi kebetulan ada saksi yang melihat dari jauh Gilang meminum cairan pembersih kamar mandi lalu melompat ke jembatan. Bukti botol pembersih kamar ada di jembatan. Waktu mendekati lokasi, Dia baru menghubungi tim SAR dan Polisi. Jenazah tersangkut dipinggir sungai dengan sampah-sampah yang menumpuk tak jauh dari jembatan. Meskipun ketemu dalam waktu yang cepat. Nyawanya tetap tak tertolong. Gilang sendiri dari kelas 1 SMK sudah tinggal sendiri di kosan. Dia menerima uang bulanan, motor dan mobil  dari kedua orangtuanya sedangkan rumah sudah dijual Gilang. Dia sudah menyiapkan segalanya, dari hasil pemeriksaan polisi di kamar kosannya. Kamar kosan Gilang sudah benar-benar rapi. Dia meninggalkan surat untukku. Sebagian barang dari baju sampai perabotan lainnya sudah Dia jual, beberapa sudah diberikan ke tetangga kosannya. Motor dan kunci kosan dititipkan sementara di rumah Bunda. Mobilnya diurus Didit. Sama sepertiku, Bunda di rumah dengan rasa penyesalan kenapa benci Gilang padahal yang salah adalah Ibunya dan Ayahku.

Didit masih ada di Rumah Duka, Aku diantar Sammy ke rumah. "Kita bakalan nemenin Didit dulu. Kamu makan sonooo.. muka udah pucet gitu!" Ujar Sammy saat Aku turun dari mobilnya. Ku tutup pintu mobilnya, Dia buka jendela. "Ini bukan salahmu kok, Dia ngajak Kamu itu cuma mau pamitan." Lanjutnya lalu tancap gas. Aku masuk, duduk di ruang tamu. Ku buka surat dari Gilang.

"Terimakasih kamu udah dengerin curhatanku. Masih nerima aku sebagai temen kamu. Mau nemenin aku belanja sampai jogging. Maaf, ada kata-kataku yang mungkin buat kamu tersinggung sampai marah. Kalau nanti mobilku gak di sita polisi, senggaknya kamu minta isinya. Dalem tas-tas itu ada uang untuk ibu kamu dan kamu. Surat kendaraan motor dan mobilku ada jok motor. Aku udah bilang ke ibu kos kalau ada polisi datang, tolong langsung hubungi nomer didit. kunci motor dan kunci cadangan mobilku minta didit yang ambil. Terserah kalian mau apain motor dan mobilku, yang penting jangan dirusak. Hehehee.. " dia udah ngerencanain ini dengan sangat rapi.

Aku hanya melihat keluar. Motornya terparkir di teras rumahku. Mobil bunda akhirnya diparkir agak jauh dari rumah supaya mobil Didit bisa terparkir di depan. Yang tadinya dia bakal pulang hari ini. Mama didit minta Didit nemenin Aku dan Bunda sampai hari pertama sekolah setelah liburan. Seragam Didit dan keperluan sekolah lainnya sudah dikirim ke rumah.

"Tokkk.. tokkk..! Bund, waktunya makan" Bunda keluar kamar. Mukanya juga pucet .

"Bund. Ini kiriman dari mamanya didit. Mama didit masih diluar kota. Ini tadi karyawannya yang ngirim"

Bunda hanya mengangguk sambil menyantap makanannya. "Bunda tadi telfon Didit, minta Dia sama temen-temen Kalian siang ini pulang dulu. Biar karyawan Bunda sama karyawan Mama Didit yang gantiin. Besok pagi, baru kalian balik lagi. Bunda besok baru kesana. "

Gak lama Didit datang. Dia cium tangan bunda terus duduk.

"Makan dulu,Dit" Didit mengambil lauk dan nasi "keluarganya masih gak ada yang dateng,Dit?"

Didit melihat bunda "Orangtuanya pindah ke australia,Tante. Aku udah cari info ke beberapa temen deketnya sama Ibu Kos. Ibu Kos cuma kasih Aku kunci motor sama kunci cadangan mobilnya. Terus nunjukin barang-barang yang ditinggal gilang. Barang-barang Gilang, Aku langsung tawarin ke tetangga kosannya. Kata temen-temen deket Gilang, Kakek-Nenek Gilang itu tinggal di Jepang. Aku udah coba hubungi Orangtuanya, mereka cuma bilang minta nomer rekeningku dan barang-barangnya bisa dikasih ke Orang lain".  Bunda dan Aku merhatiin penjelasan Didit.

"Memang apa siih, yang dipikirin Orangtuanya?!"

Aku masih gak habis pikir, satu pun keluarga Gilang gak ada yang dateng

"Pemikiran mereka beda dengan kita, Ayah Gilang pengusaha yang gak suka kalau ada cacat. Ibu gilang arsitek yang memang sukaa...  yaa.. beberapa pria. Termasuk Aku" sendok bunda jatuh. Ngliat Bunda kayak lebih syok dari aku.

"Waktu kelas 2, Aku lagi nunggu Cecil didepan. Niatnya mau nebeng Cecil,Tante. Terus mama Gilang dateng bawa mobil tapi gak ada Gilang. Dia suruh Aku masuk. Maksa, lagi! Dia bilang mau mampir ke resto Mama. Jadi Aku masuk, Aku pikir Mamaku kenal, pas ditengah jalan tangan Mamanya nempel di pahaku terus mepet-mepet tangannya kesitu sambil nanya Aku udah punya pacar apa belum. Langsung Aku tepis terus minta berhenti di depan.

Waah gila nenek lampir! aku geleng-geleng kepala. Pikiranku dah jelek. Bunda, Didit yang memperhatiin tingkah anehku langsung nanya "kamu kenapa?"

"A.. ak..akuu gak pernah pacaran apalagi yang aneh-aneh gitu!" Nada Didit meninggi, malu. Dia melanjutkan makan. Bunda menahan tawa, telunjuknya menahan bibirnya.

"Iyaaa..yaaa.. percaya aja omongan Dia,Bund" kataku sambil nerusin makan

Bunda berdiri menuju dapur "iyyaaa Bunda lebih percaya kalian yang pacaran. Hahaaha" Aku,Didit saling tatap tatapan. Muka kami memerah. Melanjutkan makan. Didit lebih dulu membereskan makanannya. Membantu Bunda cuci piring.

HPku berbunyi ada yang chat "Aku di Rumah Duka, gantiin posisi temen-temenmu yang lagi istirahat. Aku denger cerita dari polisi yang juga jaga disini, dia memang cuma pamitan. Semangat yaa.. kalau butuh temen ngobrol, Aku siap dengerin.. tapi setelah kerjaanku selesai. (Emotikon senyum)"

1
Coke Bunny🎀
Terima kasih author! 🙏
Camila Llajaruna Cornejo
Pengen baca lagi dan lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!