NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Gadis Incaran Tiga CEO Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fitria callista

Gricelin Noah Fallon ingin merayakan ulang tahun Calon Tunangannya Harley Gunawan dihotel, tak disangka Harley yang ditunggu tidak datang dan malah tiga pria lain yang masuk ke dalam kamar hotel yang dia pesan.

Dia yang sudah diberikan obat perangsang oleh ibu kandungnya tidak bisa menolak sentuhan pada kembar dan sangat hebat diatas ranjang.
Tak disangka, semua hal yang terjadi malam itu adalah konspirasi ibu kandungannya Marina Fallon, yang ingin menghancurkan hidupnya dan membuat Harley berpaling pada anak tirinya Diandra Atmaja.
Semua itu, ibunya lakukan untuk mendapatkan cinta dari suami dan anak tirinya.
Tapi takdir berkata lain, Gricelin yang hamil anak ketiga kembar itu malah dicintai secara ugal-ugalan, bahkan ketiga kembar itu membantunya balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria callista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 4

Netra Gricelin menatap ke arah Tuan Nando dan juga Nyonya Aurora, orang tua Harley untuk meminta pertolongan.

Namun, mereka berdua langsung memalingkan pandangannya ke arah lain saat pandangannya beradu dengannya.

Bahkan Aurora ibu Harley yang selama ini begitu menyayangi, memberikan tatapan penuh kekecewaan terhadapnya.

Gricelin berteriak pada semua orang yang ada dirumahnya, "Keluar kalian semua dari sini!"

Namun, beberapa tamu terlihat tertawa setelah mendengar teriakan Gricelin.

Mereka menganggap ucapan Gricelin itu lucu.

Marina pun kembali berjalan ke arah putrinya, "atas dasar apa kamu berani mengusir para tamu disini?"

"Karena ini rumahku! Aku bebas melakukan apa yang aku inginkan disini," kata Gricelin dengan nada ketus dan penuh amarah.

Marina semakin mendekat, bahkan dia sengaja menginjak tangan Gricelin yang lain dengan sepatu hak tingginya dan memutar sepatunya itu.

Tangan Gricelin sangat sakit, bahkan darah juga juga menempel disepatu hak tinggi milik Marina.

Harley yang melihat darah menetes ke lantai dari sepatu Marina, sontak ingin membantu Gricelin bangun.

Tapi, bayang-bayang Gricelin yang masuk hotel bersama pria lain kembali merasuk didalam ingatannya.

Kekecewaan yang mendalam sungguh sulit untuk dibendung.

"Rumahmu? Hah, kamu jangan mimpi!" kata Marina dengan nada sombong.

Walaupun didalam hatinya Marina merasa sedikit khawatir mengingat suaminya yang lebih mencintai putrinya dibandingkan dengan dirinya.

"Iya, memang ini rumahku! Sekarang aku sudah tahu alasannya, kenapa Ayahku Noah Fallon memberikanku rumah ini padaku, bukan pada istrinya? Itu karena istrinya tidak akan peduli dan hanya akan menyiksa darah dagingnya sendiri," kata Gricelin dengan nada sedih.

Harley merasa iba setelah mendengar perkataan Gricelin, bagaimana pun juga dia saksi penderitaan Gricelin.

Ia ingin membantu Gricelin untuk bangun, tapi Diandra meremas tangannya.

Seolah menyadarkan dirinya agar kembali pada kenyataan.

Harley pun benar-benar tersadar.

"Aku akan menenangkan diriku dulu!" bisik Harley pada telinga Diandra.

Diandra malah berpura-pura terjatuh, Harley sontak memegang tubuh Diandra, tapi Diandra malah memeluk Harley begitu erat.

Seolah menunjukkan pada Gricelin jika sekarang ini, Harley memanglah miliknya.

Gricelin tak kuasa menahan rasa sakit yang mendalam didalam hatinya, teringat akan janji Harley didepan mendiang ayahnya.

Pria itu berjanji akan selalu melindungi dirinya apapun yang terjadi, karena Harley tahu.

Marina selama ini memang kurang menyukai dirinya yang notabene sebagai putri kandungannya.

Mati-matian Gricelin berusaha untuk tidak menangis, tapi air mata terus saja luruh.

Dia benar-benar merasa sakit hati dengan sikap Harley.

Dua orang satpam pun datang atas perintah Marina.

Dan kedua satpam itu bersiap untuk membawa Gricelin keluar dari rumah.

"Kalian gak bisa mengusirku! Ini rumahku!" Teriak Gricelin, dia meronta.

Tidak mungkin dia terusir dari rumahnya sendiri bukan?

"Aku itu punya bukti kalau rumah ini itu milikku! Biarkan aku mengambil bukti surat kepemilikan ... " Ucapan Gricelin terhenti, kala Marina kembali menampar keras sisi wajahnya yang lain.

Kedua sudut bibir Gricelin langsung mengeluarkan darah.

"Kakak, sampai kapan kamu mau mempermalukan keluarga Gunawan. Tuan Nando dan Nyonya Aurora sudah sangat malu karena tingkah mu! Tolong jangan bersikap begitu menjijikkan seperti ini!" ucap Diandra dengan suara yang penuh kelembutan, tapi setiap kata yang dia ucapkan penuh akan peringatan.

"Cepat bawa dia pergi, jangan biarkan dia masuk lagi ke dalam rumahku!" Teriak Marina.

Gricelin terdiam, dengan kedua lengannya yang diangkat oleh kedua satpam rumahnya.

Kedua satpam itu berkata, "Nona, maafkan kami! Ini perintah Nyonya Marina."

Mereka mengangkat tubuh ringkih Gricelin penuh kelembutan.

Mata Gricelin berkaca-kaca, lalu dia berkata pada para satpam itu, "Terimakasih."

Mereka adalah satpam yang bekerja sejak kedua orang tuanya masih hidup.

Kedua satpam itu mendudukkan Gricelin di Pos satpam yang ada didepan rumah.

Salah satu mereka nampak menelpon seseorang.

**

Sebuah mobil Bentley hitam edisi terbatas terparkir tak jauh dari pos satpam.

Seorang pria tak asing turun dari mobil itu.

Gricelin sendiri masih terduduk dengan posisi membungkukkan badannya, dia memeluk dirinya sendiri.

Merasakan rasa sakit dan kekecewaan yang begitu luar biasa menghantam dirinya.

Peristiwa yang terjadi semalam sudah sangat mengejutkan dirinya, ditambah dengan hari ini.

Ibunya yang selama ini dia sayangi benar- benar menunjukkan wajah aslinya dan pacarnya Harley yang sudah 10 tahun bersama dengannya, sekarang benar-benar bertunangan dengan dengan Diandra.

Air mata tak kuasa terus luruh membasahi kedua pipi mulusnya.

"Tuan Rava ... " celetuk salah seorang satpam.

Rava yang dipanggil namanya hanya bisa menjawab dengan anggukan.

Wajahnya terlihat begitu dingin dan tegas.

"Tuan, tolong bantu bawa Nona kami ke rumah sakit! Dia terluka," kata seorang satpam.

Ekspresi wajah Rava langsung berubah suram, bahkan kedua satpam itu merasa kedinginan saat mendapatkan lirikan tajam Rava.

Rava berjalan lebih cepat, dia langsung menggendong Gricelin ala bridal style dan bertanya pada kedua satpam itu.

"Siapa orang yang membuat Gricelin terluka seperti ini?" Suara Rava mendominasi dan terdengar menakutkan.

Sementara Gricelin nampak acuh, tatapannya masih kosong.

Bahkan dikedua bola matanya, tidak ada sama sekali cahaya kehidupan.

Hanya keputusan asaan yang terlihat dari kedua bola matanya yang cantik.

Kedua satpam itu hanya terdiam dan saling pandang.

"Oke," kata Rava singkat, tanpa menunggu kedua satpam itu mengucapkan sepatah kata.

Dia meninggalkan halaman rumah Gricelin dan menggendong tubuh

Gricelin masuk ke dalam mobilnya.

"Tenang, aku akan membalas orang-orang yang sekarang ini menyakitimu!"

Gricelin yang dalam keadaan terguncang secara fisik dan mental, hanya menatap Rava sekilas.

Hati dan otaknya sekarang ini kosong.

Rava meletakkan tubuh Gricelin dengan sangat hati ke kursi penumpang, jari-jemarinya yang lentik mengelus pucuk kepala Gricelin.

Jika biasanya Rava sangat menjaga kebersihannya, bahkan sangat jijik dengan hal kotor.

Bagi Rava, hal itu sama sekali tidak berlaku untuk Gricelin.

Walaupun Gricelin penuh darah, dan tubuhnya basah kuyup bau alkohol.

Rava tidak peduli.

Sebelum menyetir, dia melepaskan jasnya terlebih dahulu.

Lalu menggunakan jasnya untuk menyelimuti tubuh Gricelin yang mulai menggigil.

Rava mulai menyetir dengan kecepatan tunggi, walaupun dirinya terlihat tenang.

Sebenarnya dia sangat merasa khawatir.

Tak berselang lama, Rava pun sampai dirumah sakit miliknya.

Semua pegawai rumah sakit nampak bingung bahkan mereka berbisik-bisik tentang wanita yang sekarang ini dibawa oleh Rava.

"Ternyata scandal Tuan Rava yang tidak menyukai lawan jenis itu palsu, dia ternyata normal. Sungguh beruntung sekali gadis yang saat ini bawa olehnya," ucap seorang wanita berpakaian perawat.

Sementara itu seorang wanita cantik berpakaian dokter mengepalkan tangannya, dia menatap Gricelin yang mendapatkan pertolongan oleh para tenaga medis dengan tatapan penuh kesumat.

"Gak Rava, kamu gak boleh mencintai gadis lain selain aku," gumam wanita itu.

1
Isolde
Author jago banget bikin cerita gini, 😍terharu
Fitria Callista: Terimakasih banyak untuk komennya kak, bikin semangat.
total 1 replies
SGhostter
Suka banget sama karakter di cerita ini, tambah banyak lagi ya thor!
Fitria Callista: terima kasih banyak kak sudah mau komen, jadi semangat mau nulis.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!