NovelToon NovelToon
TRAUMA

TRAUMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam / Idola sekolah
Popularitas:664
Nilai: 5
Nama Author: Fidha Miraza Sya'im

Keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan.
Orang berani bukan berarti mereka tidak pernah merasa takut, akan tetapi mereka berhasil menaklukkan rasa takut itu.

Hanya karena kau pernah gagal lalu terluka di masa lalu, bukan berarti semua yang kau hadapi sekarang itu sama dan menganggap tidak ada yang lebih dari itu.

Kau salah . . . . . !!!

Briana Caroline MC.
Yang arti nya KEBERANIAN, TANGGUH, KUAT DAN PENAKLUK DUNIA.

Tidak seperti arti dari namanya yang diberikan orang tuanya. Justru malah sebalik nya.

Bayang-bayang dari masa lalunya membuat dia TRAUMA. Itulah yang membuatnya selalu menghindari apapun yang akan masuk ke dalam hidupnya.
Dia lebih memilih untuk lari ketimbang menghadapinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fidha Miraza Sya'im, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Hampir setengah jam Ryo menunggu dirinya turun ke bawah hingga akhirnya Briana pun muncul dengan memakai t-shirt Ryo yang agak kebesaran untuk tubuh Briana yang langsing. Ryo terpaku menatap langkah Briana menuju mendekatinya. Sempat Ryo menelan ludahnya ketika ia melihat Briana sedang mengikat rambutnya sehingga lehernya yang jenjang terlihat lebih jelas.

"Jaga mata loe". Briana membuyarkan tatapan Ryo. Meski terlihat cuek tapi Briana sadar bahwa Ryo sedang menatapnya.

"Eh. . . He he he, sarapan yuk! Nyokap aku sudah nyiapin ini semua". Ryo menarik kursi meja makan untuk Briana dan ia pun duduk sembari melihat banyaknya aneka jenis masakan rumahan buatan bundanya Ryo.

"Enggak apa-apa kan kalau kamu sarapannya makan ini?". Ryo sedikit sungkan karena masakan rumahan sang Bunda yang terbilang indonesia banget.

Tanpa kata Briana mengambil piring lalu mengambil nasi serta lauk pauk itu ke dalam piringnya. Ryo melihat Briana mulai menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya. Ryo merasa sedikit takut jika masakan bunda nya tidak sesuai dengan lidah Briana.

"Emm... Maaf ya kalau sarapannya hanya makanan rumahan seperti ini. Aku harap sesuai dengan selera lidah kamu hi hi hi". Ryo masih menatap getir setiap kali Briana menyuapkan makanannya.

"Elo mau makan atau cuma mau lihatin gue makan?". Briana meliriknya dengan sinis.

"Eh... Iya! Aku mau makan kok he he he. Oh ya emm mobil kamu mau aku suruh orang yang bawa ke sini atau....?".

"Biar gue saja yang ngambil". Briana terdiam sejenak seperti mengingat sesuatu.

"Maksud gue, kita berdua yang ngambil ke sekolah". Sambungnya.

"Hmm oke! Ntar kita ambil sama-sama mobilnya, terus sampai sekolah baru kita balik masing-masing gitu kan?". Ucap Ryo hati-hati.

"Enggak usah! Kita ke sekolahnya naik taxi online saja. Ntar elo yang setir mobil gue, soal nya gue lagi enggak bisa bawa mobil dulu, gue masih lemas". Tidak seperti biasanya Briana bersikap sesantai itu seakan ia ingin membuka dirinya.

"Oummm oke! Aku pesan taxi online nya dulu ya". Ryo sempat terkejut dengan usulannya lalu menyambar ponselnya.

"Jangan sekarang". Briana menahan tangan Ryo.

Ryo merasa heran. "Lho kenapa?".

Briana menghentakkan nafasnya.

"Huh.... Elo mau makan buru-buru karena taxi online nya sudah muncul?".

"Eh he he he enggak sih. Ya sudah ntar kalau sudah siap makan saja baru aku pesan taxi online nya he he". Ryo meletakkan kembali ponselnya di atas meja.

Briana menggelengkan kepalanya sembari menyunggingkan senyumannya.

...

Tepat di pinggir jalan yang tak jauh dari pintu gerbang sekolah, sebuah mobil taxi online memarkirkan mobilnya lalu menurunkan Ryo dan Briana.

"Sudah saya bayar pakai E-card ya pak?". Ujar Ryo dengan ramah.

"Ehh I... Iya dek..". Jawab pak supir gelagapan.

Ryo melihat mata pak supir begitu liar melihat Briana yang terlihat hanya memakai baju kaos yang panjangnya hanya sepaha. Ryo menatap supir itu dengan sinis.

" Bapak mau saya laporkan atas tuduhan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur". Ancamnya.

"Ehh... Maaf! Saya permisi. Terimakasih sudah order dan jangan lupa bintang 5 untuk saya he he he". Supir itu tertawa getir karena ancaman Ryo lalu berlalu dengan cepat.

"Bintang lima bintang lima. Entar langsung gue kasih lu bintang jatuh biar cepat-cepat taubat lu orang tua". Ryo ngedumel sendiri usai supir itu pergi.

Ia merasa kesal dan menghampiri Briana sembari membuka jaket nya. Ryo menarik tangan Briana.

Sontak membuatnya terkejut.

"Apa - apaan sih loe?".

Ryo mengikatkan jaketnya ke pinggang Briana agar melindunginya dari pandangan para mata keranjang.

"Lain kali kamu enggak boleh keluar seperti ini. Soalnya banyak mata keranjang yang ngeliatin kamu".

Briana mengerutkan dahinya. Ia sama sekali enggak ngerti apa maksud Ryo. "Elo kenapa sih?".

"Enggak apa-apa. Aku cuma enggak mau ada yang mencoba untuk berbuat yang macam-macam ke kamu, paham?". Ryo menatapnya dengan tegas sehingga ia membuat Briana terdiam.

"Ayok...". Ryo berjalan lebih di depan lalu Briana pun mengikutinya.

Sesuatu yang tak biasa, mereka melihat banyaknya orang-orang mengerumuni area sekolah yang sudah di kelilingi oleh police line. Ditambah lagi banyaknya pihak kepolisian serta bunyi sirine dari mobil polisi dan mobil ambulance.

Sedangkan Ryo dan Briana terkejut dan bingung apa yang sedang terjadi.

"Apa yang sudah terjadi?". Ucap Ryo melihat keriuhan tersebut.

1
Fidha Miraza Sya'im
Biarkan Bintang Yang Menjawab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!